SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebakaran hebat yang melanda pabrik garmen PT Mataram Tunggal Garmen (MTG) di Dusun Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, tak hanya menghanguskan bangunan dan peralatan produksi. Nasib 1.800 pekerja, mayoritas perempuan usia 18–45 tahun, pun kini menggantung.
Pemerintah Kabupaten Sleman menyatakan bahwa manajemen perusahaan terpaksa merumahkan seluruh karyawan untuk sementara waktu. Namun hingga kini belum ada kejelasan sampai kapan kebijakan itu berlaku.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sleman, Sutiasih, menekankan pentingnya dialog antara perusahaan dan karyawan melalui perjanjian bipartit. Menurutnya, perjanjian tersebut krusial untuk memastikan hak-hak pekerja tetap terlindungi selama masa penonaktifan.
“Kesepakatannya sekarang, para pekerja dirumahkan tanpa batas waktu yang pasti. Oleh karena itu, perlu disepakati bersama bagaimana status dan hak-hak mereka selama dirumahkan agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari,” ujar Sutiasih, Rabu (21/5/2025).
Pemerintah daerah siap memfasilitasi proses negosiasi antara pihak perusahaan dan karyawan, termasuk membuka posko pengaduan dan konsultasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Sleman. Sutiasih juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan langkah antisipatif apabila ke depan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kalau nanti sampai harus dilakukan PHK, kami sudah siapkan program pelatihan kerja, reaktivasi BPJS Kesehatan, hingga fasilitasi rekrutmen tenaga kerja melalui taksi pekerja atau program seleksi lainnya,” imbuhnya.
Produksi Dipindahkan Sementara
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, memastikan Pemkab Sleman akan terus mendampingi perusahaan dan para pekerja agar tidak terjadi PHK massal. Menurutnya, langkah cepat untuk mengalihkan produksi sangat penting guna mempertahankan operasional perusahaan.
“Kami berharap perusahaan bisa segera beroperasi kembali agar para pekerja tidak kehilangan pekerjaan. Sebagian besar dari mereka adalah warga Sleman,” ucap Danang.
Saat ini, manajemen PT MTG tengah mencari lokasi baru sebagai tempat produksi sementara. Lokasi yang sedang dijajaki adalah pabrik milik PT Primissima di Triharjo, Jalan Magelang kilometer 15, yang saat ini tidak digunakan.
“Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah berkomunikasi dengan direksi PT Primissima. Di sana ada fasilitas yang bisa dipakai untuk produksi sementara. Kami berharap ini bisa segera terealisasi agar ekspor tetap berjalan dan para pekerja bisa kembali bekerja,” jelas Danang.
Renovasi pabrik yang terbakar diperkirakan memakan waktu hingga satu tahun. Sementara itu, upaya relokasi ini menjadi solusi sementara untuk mempertahankan produksi dan menghindari PHK.
Api Belum Padam Selama 7 Jam
Kebakaran terjadi pada Rabu dinihari (21/5/2025) sekitar pukul 02.30 WIB. Api membesar dengan cepat dan baru bisa dikendalikan setelah lebih dari tujuh jam. Hingga pukul 10.00 WIB, api masih mengepulkan asap tebal. Petugas pemadam kebakaran dibantu aparat kepolisian terus berjibaku di lokasi.
Garis polisi telah dipasang di sekitar area pabrik sebagai pengamanan. Namun, hingga saat ini belum diketahui pasti berapa luas area yang terbakar maupun total kerugian akibat kebakaran tersebut.
Peristiwa ini bukan hanya menyisakan kerugian materiil, tetapi juga menyisakan kekhawatiran atas masa depan ribuan pekerja yang menggantung di tengah ketidakpastian.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.