SUMUTPOS.CO – Mata Nina berkaca-kaca melihat anaknya Devan, mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan, Jalan Willem Iskandar Medan, Senin (14/7). Ia terharu dan bahagia, karena Devan bisa melanjutkan pendidikannya dari tingkat SD ke SMP.
Sementara ayah Devan, bekerja membantu temannya berjualan bunga. Dengan adanya SRMP 2 Medan yang gratis, Nina merasa lega karena tidak perlu khawatir tentang biaya sekolah anaknya lagi.
Nina mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah menyelenggarakan SRMP 2 Medan, sehingga anaknya bisa melanjutkan Sekolah. “Alhamdulillah, begitu ada informasi ini, kami mempersiapkan semua berkas-berkas Devan. Dan Devan pun saat ditanyain anaknya mau masuk sekolah di sini,” ujar Nina.

Namun begitu, dirinya cukup berat melepas sang anak yang harus masuk asrama. “Sedih ya, harus berpisah sama anak. Tapi namanya menuntut ilmu, harus bisa kuat-kuatlah. Demi masa depan Devan juga,” pungkasnya.
Sementara, Devan mengaku sangat senang karena bisa melanjutkan sekolahnya. “Saya mau jadi siswa yang baik dan mendapatkan banyak pengalaman baru, walaupun saya tidak tinggal bersama orangtua,” kata Devan.
Sementara kemarin, SRMP 2 Medan melaksanakan MPLS. Kegiatan ini menjadi awal yang baik bagi para siswa untuk mengenal lingkungan sekolah dan membangun hubungan yang kuat dengan guru, staf sekolah, dan teman-teman sekelasnya.
Kepala SRMP 2 Medan Maragoti SPd MHum mengatakan, sesuai arahan Kemensos, MPLS akan dilaksanakan selama 1 hingga 3 bulan. “Jadi, kalau kita anggap 1 bulan ini anak-anak sudah merasa nyaman, boleh kita start pembelajaran lebih awal. Seandainya belum, boleh kita tambah 2 bulan lagi dan maksimal hingga 3 bulan,” katanya.
Menurut Maragoti, lamanya masa MPLS ini karena SRMP 2 berfokus pada kenyaman dan adaptasi para siswa. “Kita fokus memberikan rasa nyaman dulu kepada seluruh anak, baru kita bisa melanjutkan pembelajaran,” terangnya.
Sedangkan mengenai kunjungan orangtua atau keluarga, Maragoti mengatakan, para siswa hanya boleh dikunjungi pada hari libur atau di luar jam pelajaran. “Kalau malam, sudah mendekati jam tidur, otomatis tidak diperkenankan. Kecuali kalau ada hal yang mendesak atau urgent,” terangnya.
Lebih lanjut Maragoti mengungkapkan, jika masih ada anak yang belum merasa nyaman, maka akan dilakukan treatment berdasarkan hasil tes DNA. “Kebetulan, Alhamdulillah kita bekerjasama dengan sentra. Di sentra juga ada tim dokter, ada tim kesehatan, kami bakal berdiskusi supaya bisa mengatasinya,” jelasnya.
Dalam proses pembelajaran, kata Maragoti, SRMP 2 Medan akan menanamkan digitalisasi. Dengan begitu, setiap anak akan mendapatkan sebuah laptop. “Terus kita akan menggunakan aplikasi dalam pembelajaran yang telah disediakan oleh Kemensos bekerjasama dengan Yayasan Al-Hikmah yang ada di pusat,” ujarnya.
Terkait kurikulum, Maragoti mengatakan, SRMP 2 Medan akan menggunakan kurikulum nasional seperti sekolah pada umumnya. “Jadi kalau untuk sistem di asrama, yang pertama seperti biasa, ada kegiatan keagaaman juga. Nanti ada batas anak-anak, itu jam 21.00 WIB sudah wajib tidur. Jadi, rentang waktu pukul 21.00 WIB sampai 22.00 WIB, sudah jam tidur itu garis besarnya,” sebutnya.
Sementara itu, sebelum masuk sekolah, para siswa menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Pemeriksaan kesehatan ini mencakup berat badan, tinggi badan, tekanan darah, pemeriksaan mata, peneriksaa gigi, dan kesehatan lainnya. “Kita juga akan periksa terkait asasment indikasi terpapar merokok dan asasment masalah kejiwaan,” kata Masrita,dari Dinkes Medan.
Menurutnya, dalam pemeriksaan kesehatan ini, tidak ada lulus atau tidak lulus. Dinkes selaku pelaksana pelayanan kesehatan akan mengarahkan bagaimana seluruh siswa agar membiasakan hidup sehat. “Karena ini masuk dalam Kecamatan Medan Tembung, nanti petugas dari UPT Puskesmas Seri yang akan mengunjungi sekolah ini guna melakukan pemeriksaan kesehatan rutin kepada siswa setiap bulannya,” pungkas Masrita.
Tiga Siswa Tak Hadir
Sementara, Kepala Balai Sentra Bahagia Medan Teguh Supriyono mengungkapkan, dari 100 siswa yang direncanakan masuk asrama SRMP 2 Medan kemarin, hanya 97 siswa yang hadir. “Tadi kami ada dapat kabar, satu orang izin dan dua orang lagi tidak ada kabar. Masih kami konfirmasi kembali, karena sebelumnya mereka konfirmasi akan hadir pada hari ini,” ucap Teguh.
Teguh mengatakan, kemarin bukan hanya MPLS, tapi juga proses serah terima dari orang tua kepada pihak sekolah. “Karena seluruh siswa akan masuk ke asrama, dan dilanjutkan pemeriksaan kesehatan gratis oleh Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Puskesmas terdekat di sini,” jelasnya.
Sementara, aktivitas Sekolah Rakyat di Balai Insyaf Deliserdang tidak berbeda jauh dengan di SRMP 2 Medan. Kepala Balai Insyaf Deliserdang Andani Ratna Setyawan mengatakan, kemarin seluruh siswa melaksanakan MPLS dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan. “Hari ini dari data yang kami terima, 150 orang siswa mengikuti MPLS dan cek kesehatan dari Puskesmas Lubukpakam dan Puskesmas Kutalimbaru,” ucapnya.
Terkait kehadiran siswa, Andani belum bisa memastikan secara pasti, apakah siswa hadir semua atau tidak. “Belum kita cek, tadi saya dapat konfirmasi ada beberapa siswa yang tidak hadir, namun belum tau jumlah pastinya,” ucapnya.
100 Siswa SR UINSU Masuk Asrama
Di Kota Tebingtinggi tepatnya di Kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UINSU) di Jalan Gunung Lauser Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi, sebanyak 100 siswa dan siswi sudah masuk asrama. Sebanyak 51 orang untuk siswa laki-laki dan 49 orang untuk siswa perempuan. Mereka menginap di asrama dengan pengawasan petugas Wali Asuh murid dari Kementerian Sosial.
Di hari pertama, para siswa dan guru mengikuti proses zoom secara dari di setiap SR yang ada. Salah seorang petugas di sana, Ihsan menyebutkan, pelaksanaan belajar-mengajar sudah dimulai hari ini, Selasa (15/7). “Nantinya anak-anak setingkat SMA di SR akan mendapatkan makan sebanyak tiga kali dan ekstra makan ringan sebanyak dua kali sehari,” paparnya.
Binjai dan Langkat Masih Cari Lahan
Hingga saat ini, Pemko Binjai dan Pemkab Langkat masih terkendala lahan untuk membangun sekolah rakyat. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Binjai, Sofyan Siregar menyebut, Pemko Binjai masih menunggu tanah hibah dari Pemprov Sumut. “Pemko Binjai masih menunggu tanah hibah dari provinsi, yang di mana lokasi pembangunan Sekolah Rakyat nantinya di UPT Gepeng di (Komplek) Handayani, Kecamatan Binjai Utara,” ujar Sofyan.
Kata dia, Gubsu Bobby Nasution tidak keberatan menghibahkan tanah atau aset dari pemerintah provinsi. “Dan itu lagi proses pengajuan proposal dari Pak Wali Kota ke pusat soal Sekolah Rakyat. Kalau saya tidak salah sekitar 5 sampai 6 hektar lahannya,” kata Sofyan.
Sementara, Kadis Kominfo Langkat, Wahyudiharto menyebut, soal sekolah rakyat tengah dibahas. “Saat ini sedang menentukan lahan, sekitar 5 sampai 10 hektar,” katanya.
Program sekolah rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo Subianto yang dilaksanakan Kementerian Sosial. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang masih diasuh orang tua, agar mendapatkan pendidikan gratis dan pembinaan intensif.(mag-2/san/ian/ted/adz)

3 months ago
37

















































