BIAK – UNICEF Indonesia kembali melanjutkan upayanya dalam memastikan kelancaran program Bantuan Makanan Bergizi (MBG) yang dikelola dengan dukungan pemerintah Jepang. Pria Santri Beringin Spesialis Pendidikan Unicef-Indonesia bersama tim Unicef tiba di Biak, pada Selasa sore dan Rabu (16/4) pagi langsung melakukan verifikasi lapangan.
UNICEF melakukan verifikasi lapangan di Biak Numfor, mengunjungi beberapa lokasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur yang akan mendukung distribusi makanan bergizi bagi 2500 siswa Paud, TK, dan SD.
Pria Santri Beringin, mengungkapkan bahwa verifikasi ini merupakan bagian dari rangkaian survei untuk memastikkan kecocokan antara data yang ada dan kondisi di lapangan.
“Kami melakukan serangkaian kunjungan lanjutan untuk melengkapi survei, yang saat ini bisa dibilang verifikasi lapangan awal. Data jumlah siswa yang ada di Dapodik harus sesuai dengan realitas di lapangan,” jelas Beringin, Rabu (16/4) ditemui di Biak.
Program MBG ini berfokus pada anak-anak usia dini, yakni untuk Paud, TK, dan SD. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA akan dicover oleh BGN. UNICEF tengah memastikan kesiapan berbagai aspek dalam mendukung program ini, seperti lokasi dapur dan infrastruktur yang mendukung penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah memastikan kesiapan dapur untuk memproduksi 2500 paket makanan setiap hari 6 kali dalam seminggu.
“Masak 2500 paket setiap hari bukan perkara mudah. Butuh infrastruktur yang memadai, kesiapan dapur, SOP yang jelas, serta sumber daya manusia yang terlatih, maupun manajemen waktu,” tambahnya.
Beringin dan tim UNICEF telah mengunjungi empat calon dapur yang berpotensi digunakan, termasuk Hotel Asana, BBC Kafe, dan Kafe Supernova, serta SPPG yang sudah ditunjuk oleh BGN di Biak yang saat ini menangani program MBG untuk 493 siswa di Biak. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun mereka melakukan asesmen, penunjukan dapur resmi tetap menjadi kewenangan BGN setelah data yang ada diperiksa.
“Kami tidak memiliki otoritas untuk menunjuk dapur, itu kewenangan BGN setelah melihat data-data yang kami sampaikan. Saat ini, baru satu dapur yang siap di Biak, dengan kapasitas 493 porsi per hari. Padahal, minimum yang dibutuhkan adalah 3500 porsi per hari,” jelas Beringin.(il/wen)
BIAK – UNICEF Indonesia kembali melanjutkan upayanya dalam memastikan kelancaran program Bantuan Makanan Bergizi (MBG) yang dikelola dengan dukungan pemerintah Jepang. Pria Santri Beringin Spesialis Pendidikan Unicef-Indonesia bersama tim Unicef tiba di Biak, pada Selasa sore dan Rabu (16/4) pagi langsung melakukan verifikasi lapangan.
UNICEF melakukan verifikasi lapangan di Biak Numfor, mengunjungi beberapa lokasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur yang akan mendukung distribusi makanan bergizi bagi 2500 siswa Paud, TK, dan SD.
Pria Santri Beringin, mengungkapkan bahwa verifikasi ini merupakan bagian dari rangkaian survei untuk memastikkan kecocokan antara data yang ada dan kondisi di lapangan.
“Kami melakukan serangkaian kunjungan lanjutan untuk melengkapi survei, yang saat ini bisa dibilang verifikasi lapangan awal. Data jumlah siswa yang ada di Dapodik harus sesuai dengan realitas di lapangan,” jelas Beringin, Rabu (16/4) ditemui di Biak.
Program MBG ini berfokus pada anak-anak usia dini, yakni untuk Paud, TK, dan SD. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA akan dicover oleh BGN. UNICEF tengah memastikan kesiapan berbagai aspek dalam mendukung program ini, seperti lokasi dapur dan infrastruktur yang mendukung penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah memastikan kesiapan dapur untuk memproduksi 2500 paket makanan setiap hari 6 kali dalam seminggu.
“Masak 2500 paket setiap hari bukan perkara mudah. Butuh infrastruktur yang memadai, kesiapan dapur, SOP yang jelas, serta sumber daya manusia yang terlatih, maupun manajemen waktu,” tambahnya.
Beringin dan tim UNICEF telah mengunjungi empat calon dapur yang berpotensi digunakan, termasuk Hotel Asana, BBC Kafe, dan Kafe Supernova, serta SPPG yang sudah ditunjuk oleh BGN di Biak yang saat ini menangani program MBG untuk 493 siswa di Biak. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun mereka melakukan asesmen, penunjukan dapur resmi tetap menjadi kewenangan BGN setelah data yang ada diperiksa.
“Kami tidak memiliki otoritas untuk menunjuk dapur, itu kewenangan BGN setelah melihat data-data yang kami sampaikan. Saat ini, baru satu dapur yang siap di Biak, dengan kapasitas 493 porsi per hari. Padahal, minimum yang dibutuhkan adalah 3500 porsi per hari,” jelas Beringin.(il/wen)