MERAUKE– Adanya permintaan dari PT PELNI Cabang Merauke agar pemerintah Provinsi Papua Selatan bisa membantu melakukan pengerukan Muara Kali Maro yang kini dinilai terjadi pendangkalan ditanggapi Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo.
Menanggapi pertanyaan media ini, orang nomor satu di Provinsi Papua Selatan itu mengungkapkan, bahwa pengerukan Muara Kali Maro tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan perlu dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk bisa memastikan apakah pengerukan dapat dilakukan atau tidak. Sebab, jika tanpa pengukuran terlebih dahulu maka bisa menjadi fatal.
‘’Jadi kita harus awali dengan pengukuran yang benar dulu dan bisa dilakukan dengan ekosonding untuk memetakan kontur tanah bawah laut. Oleh karena pengerukannya harus hati-hati. Kalau kita salah keruk,maka fatal,’’ kata Apolo Safanpo, Rabu (17/4).
Dikatakan, fenomena alam diseluruh dunia dimana kita akan selalu bertemu dengan atol atau terjadi pendangkalan di muara.
‘’Nah, kalau pendangkalan itu terjadi maka nanti kita coba koordinasi dengan pihak Syahbandar dengan teman-teman di Lantamal. Kita harus tahu pasang maksimal dan surut minimal itu range berapa. Pada saat surut minimum itu rapnya tingginya berapa supaya kita punya data yang valid. Dan dari itu kita akan tahu kapal-kapal besar itu panjang rapnya berapa. Bisa tidak masuk kalau dia surut minimum. Kalau tidak bisa karena rap kapal lebih besar dari tinggi muka air yang ada maka kita perlu pengerukan,’’ jelasnya.
Namun lanjutnya, pengerukan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan matang dan harus memastikan saat dilakukan pengerukan tidak terjadi yang justru fatal.
‘’Kita perlu koordinasi dengan syahbandar, kemudian otoritas Kelautan. Karena kalua kesalahan konntruksi bisa menyebabkan kesalahan fatal. Misalnya kalau dokter mall praktek, hanya 1 orang yang mati. Tapi kalau insinyur bangun gedung mall prakter maka akan banyak orang yang mati. Maka kita harus hati-hati. Jangan sampai kita bermaksud baik tai karena salah perhitungan, malah yang didapatkan dampak negatifnya,’’ tandasnya.
Untuk diketahui, bahwa Dermaga Pelabuhan Umum di Merauke tidak dibangun di pinggir pantai seperti dermaga pada umumnya. Namun dermaga umum di Merauke dibangun di dalam Kali Maro, masuk sekitar 2-3 km dari muara sungai tersebut.
Dan saat ini, menurut perkiraan dari PT PELNI bahwa di muara Kali Maro sudah terjadi pendangkalan sehingga setiap kapal masuk harus ekstra hati-hati. Untuk kapal besar, masuk ke Dermaga Pelabuhan Umum Merauke saat air pasang maksimum. Jika air surut, maka kapal akan menunggu dimuara sampai pasang maksimum kembali. (ulo/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
MERAUKE– Adanya permintaan dari PT PELNI Cabang Merauke agar pemerintah Provinsi Papua Selatan bisa membantu melakukan pengerukan Muara Kali Maro yang kini dinilai terjadi pendangkalan ditanggapi Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo.
Menanggapi pertanyaan media ini, orang nomor satu di Provinsi Papua Selatan itu mengungkapkan, bahwa pengerukan Muara Kali Maro tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan perlu dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk bisa memastikan apakah pengerukan dapat dilakukan atau tidak. Sebab, jika tanpa pengukuran terlebih dahulu maka bisa menjadi fatal.
‘’Jadi kita harus awali dengan pengukuran yang benar dulu dan bisa dilakukan dengan ekosonding untuk memetakan kontur tanah bawah laut. Oleh karena pengerukannya harus hati-hati. Kalau kita salah keruk,maka fatal,’’ kata Apolo Safanpo, Rabu (17/4).
Dikatakan, fenomena alam diseluruh dunia dimana kita akan selalu bertemu dengan atol atau terjadi pendangkalan di muara.
‘’Nah, kalau pendangkalan itu terjadi maka nanti kita coba koordinasi dengan pihak Syahbandar dengan teman-teman di Lantamal. Kita harus tahu pasang maksimal dan surut minimal itu range berapa. Pada saat surut minimum itu rapnya tingginya berapa supaya kita punya data yang valid. Dan dari itu kita akan tahu kapal-kapal besar itu panjang rapnya berapa. Bisa tidak masuk kalau dia surut minimum. Kalau tidak bisa karena rap kapal lebih besar dari tinggi muka air yang ada maka kita perlu pengerukan,’’ jelasnya.
Namun lanjutnya, pengerukan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan matang dan harus memastikan saat dilakukan pengerukan tidak terjadi yang justru fatal.
‘’Kita perlu koordinasi dengan syahbandar, kemudian otoritas Kelautan. Karena kalua kesalahan konntruksi bisa menyebabkan kesalahan fatal. Misalnya kalau dokter mall praktek, hanya 1 orang yang mati. Tapi kalau insinyur bangun gedung mall prakter maka akan banyak orang yang mati. Maka kita harus hati-hati. Jangan sampai kita bermaksud baik tai karena salah perhitungan, malah yang didapatkan dampak negatifnya,’’ tandasnya.
Untuk diketahui, bahwa Dermaga Pelabuhan Umum di Merauke tidak dibangun di pinggir pantai seperti dermaga pada umumnya. Namun dermaga umum di Merauke dibangun di dalam Kali Maro, masuk sekitar 2-3 km dari muara sungai tersebut.
Dan saat ini, menurut perkiraan dari PT PELNI bahwa di muara Kali Maro sudah terjadi pendangkalan sehingga setiap kapal masuk harus ekstra hati-hati. Untuk kapal besar, masuk ke Dermaga Pelabuhan Umum Merauke saat air pasang maksimum. Jika air surut, maka kapal akan menunggu dimuara sampai pasang maksimum kembali. (ulo/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos