JAKARTA– Indonesia secara resmi telah menjadi anggota penuh BRICS. Hal ini sebagaimana disampaikan Pemerintah Brasil pada Senin (5/1).
Untuk diketahui, BRICS merupakan organisasi antar-pemerintah sebagai forum kerja sama di antara negara berkembang. Terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Brasil yang kini memegang jabatan presiden blok tersebut pada tahun 2025 mengatakan bahwa negara-negara anggota menyetujui masuknya Indonesia. Adapun secara konsensus awalnya disetujui pada pertemuan puncak blok tersebut tahun 2023 di Johannesburg.
Brasil yang merupakan salah satu negara di Amerika Selatan itu mencatat bahwa tawaran Indonesia mendapat lampu hijau dari blok tersebut pada tahun 2023.
Namun, Indonesia meminta untuk bergabung setelah pemilihan presiden yang diadakan tahun lalu dengan Presiden Prabowo Subianto mulai menjabat pada bulan Oktober.
“Indonesia berbagi dukungan dengan anggota kelompok lainnya terhadap reformasi lembaga tata kelola global dan memberikan kontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di kawasan Selatan,” ujar pemerintah Brasil.
Tak hanya Indonesia, anggota kelompok BRICS telah bertambah dengan bergabungnya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam BRICS. Selain itu, ia memastikan bahwa proses untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.
Keinginan ini sebagaimana disampaikan Menlu Sugiono saat dirinya hadir dan mengikuti pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada Kamis (24/10). Perlu diketahui BRICS adalah kelompok negara-negara dengan pasar ekonomi berkembang yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Kemudian keanggotaannya meluas pada tahun 2023 karena ditambah bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Menlu memastikan, bergabungnya RI ke BRICS bukan berarti Indonesia ikut dalam kubu tertentu. Melainkan, hal ini menjadi bukti partisipasi aktif RI sebagai negara yang bebas aktif.
Dan, Sugiono menilai bahwa BRICS dirasa dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.
“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Menlu dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (26/10).(*/jawapos)
JAKARTA– Indonesia secara resmi telah menjadi anggota penuh BRICS. Hal ini sebagaimana disampaikan Pemerintah Brasil pada Senin (5/1).
Untuk diketahui, BRICS merupakan organisasi antar-pemerintah sebagai forum kerja sama di antara negara berkembang. Terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Brasil yang kini memegang jabatan presiden blok tersebut pada tahun 2025 mengatakan bahwa negara-negara anggota menyetujui masuknya Indonesia. Adapun secara konsensus awalnya disetujui pada pertemuan puncak blok tersebut tahun 2023 di Johannesburg.
Brasil yang merupakan salah satu negara di Amerika Selatan itu mencatat bahwa tawaran Indonesia mendapat lampu hijau dari blok tersebut pada tahun 2023.
Namun, Indonesia meminta untuk bergabung setelah pemilihan presiden yang diadakan tahun lalu dengan Presiden Prabowo Subianto mulai menjabat pada bulan Oktober.
“Indonesia berbagi dukungan dengan anggota kelompok lainnya terhadap reformasi lembaga tata kelola global dan memberikan kontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di kawasan Selatan,” ujar pemerintah Brasil.
Tak hanya Indonesia, anggota kelompok BRICS telah bertambah dengan bergabungnya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam BRICS. Selain itu, ia memastikan bahwa proses untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.
Keinginan ini sebagaimana disampaikan Menlu Sugiono saat dirinya hadir dan mengikuti pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada Kamis (24/10). Perlu diketahui BRICS adalah kelompok negara-negara dengan pasar ekonomi berkembang yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Kemudian keanggotaannya meluas pada tahun 2023 karena ditambah bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Menlu memastikan, bergabungnya RI ke BRICS bukan berarti Indonesia ikut dalam kubu tertentu. Melainkan, hal ini menjadi bukti partisipasi aktif RI sebagai negara yang bebas aktif.
Dan, Sugiono menilai bahwa BRICS dirasa dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.
“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Menlu dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (26/10).(*/jawapos)