WAMENA– Hasil survei yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Papua Pegunungan menyatakan jika pihaknya menemukan dua sampel ternak babi yang dinyatakan positif African Swine Fever (ASF). Meski begitu upaya penanganan juga tengah dilakukan salah satunya adalah melarang terbak babi dari luar Wamena masuk ke Wamena.
Hanya yang terjadi di lapangan arus pengirimannya masih sering dilakukan. Kepala BKHIT Papua Pegunungan Abdul Kadir Loji menyatakan secara organisasi pihaknya terus mengawasi, dimana untuk tahap awal telah dibuka karpet disinfektan di areal bandara untuk mencegah masuknya ASF.
“Yang menjadi kendala, meskipun pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan Kabupaten Jayawijaya telah mengeluarkan surat rekomendasi pelarangan, namun yang terjadi dilapangan alur lalulintas pengiriman ternak babi dari luar wamena masih ramai,” ungkapnya rabu (22/1).
Menyikapi masalah ini BKHIT perlu ada kebersamaan dari pemerintah dan BHIT untuk melakukan pembahasan sebab untuk pencegahan dan memutus matarantai ASF salah satunya harus ada pelarangan pegiriman ternak babi dari luar wamena.
Diakui untuk wilayah Papua Pegunungan babi masih sangat dibutuhkan karena ini berkaitan dengan budaya dan ini tidak bisa dibatasi sehingga harus ada kebijakan pemerintah.
“Bisa pemeriksaan di laboratorium dan kalau memang ternak itu sehat itu bisa untuk di kirim ke Wamena, langkah ini mematikan siklus dari penyebaran ASF supaya jangan sampai mewabah di daerah ini,” jelasnya.
Dokter hewan karantina, Januarius Geffary menyatakan menyangkut data pihaknya masih tunggu surat edaran dari Provinsi terkait ASF.
Januarius mengaku dari sisi aturan memang untuk memasukan ternak babi ke Wamena itu perlu uji lab, bahkan sebelum uji lab dikeluarkan harus ada harus ada rekomendasi dari daerah yang menerima dan daerah yang mengirim.
“Harus sama -sama saling setuju dulu baru ternak babi itu bisa dikirimkan, kalau di kami sendiri karantina untuk mitigasinya kita sudah koordinasi dengan teman -teman bandara termasuk maskapai syarat dan ketentuan untuk melalulintaskan ternak babi,” tutupnya. (jo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
WAMENA– Hasil survei yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Papua Pegunungan menyatakan jika pihaknya menemukan dua sampel ternak babi yang dinyatakan positif African Swine Fever (ASF). Meski begitu upaya penanganan juga tengah dilakukan salah satunya adalah melarang terbak babi dari luar Wamena masuk ke Wamena.
Hanya yang terjadi di lapangan arus pengirimannya masih sering dilakukan. Kepala BKHIT Papua Pegunungan Abdul Kadir Loji menyatakan secara organisasi pihaknya terus mengawasi, dimana untuk tahap awal telah dibuka karpet disinfektan di areal bandara untuk mencegah masuknya ASF.
“Yang menjadi kendala, meskipun pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan Kabupaten Jayawijaya telah mengeluarkan surat rekomendasi pelarangan, namun yang terjadi dilapangan alur lalulintas pengiriman ternak babi dari luar wamena masih ramai,” ungkapnya rabu (22/1).
Menyikapi masalah ini BKHIT perlu ada kebersamaan dari pemerintah dan BHIT untuk melakukan pembahasan sebab untuk pencegahan dan memutus matarantai ASF salah satunya harus ada pelarangan pegiriman ternak babi dari luar wamena.
Diakui untuk wilayah Papua Pegunungan babi masih sangat dibutuhkan karena ini berkaitan dengan budaya dan ini tidak bisa dibatasi sehingga harus ada kebijakan pemerintah.
“Bisa pemeriksaan di laboratorium dan kalau memang ternak itu sehat itu bisa untuk di kirim ke Wamena, langkah ini mematikan siklus dari penyebaran ASF supaya jangan sampai mewabah di daerah ini,” jelasnya.
Dokter hewan karantina, Januarius Geffary menyatakan menyangkut data pihaknya masih tunggu surat edaran dari Provinsi terkait ASF.
Januarius mengaku dari sisi aturan memang untuk memasukan ternak babi ke Wamena itu perlu uji lab, bahkan sebelum uji lab dikeluarkan harus ada harus ada rekomendasi dari daerah yang menerima dan daerah yang mengirim.
“Harus sama -sama saling setuju dulu baru ternak babi itu bisa dikirimkan, kalau di kami sendiri karantina untuk mitigasinya kita sudah koordinasi dengan teman -teman bandara termasuk maskapai syarat dan ketentuan untuk melalulintaskan ternak babi,” tutupnya. (jo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos