JAKARTA-Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, buka suara soal keluhan dan kritik yang disampaikan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, terkait format Piala AFF 2024.
Format Piala AFF 2024 telah dikeluhkan oleh Pelatih Shin Tae-yong dalam beberapa hari terakhir, tepatnya sejak konferensi pers pra-pertandingan melawan Laos pada Rabu (11/12).
Timnas Indonesia baru menang atas Myanmar pada 9 Desember, kemudian harus menjamu Laos tiga hari kemudian di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Kemudian setelah Timnas Indonesia ditahan Laos (3-3), Shin Tae-yong menyebut bahwa jeda antarpertandingan yang hanya tiga hari dan format kandang-tandang sama saja seperti membunuh pemain.
Keluhan dan protes Shin Tae-yong berlanjut dalam konferensi pers sehari jelang pertandingan melawan Vietnam, yang digelar pada Sabtu (14/12).
Juru taktik asal Korea Selatan itu bahkan menyarankan agar penyelenggaraan Piala AFF selama fase grup digelar secara terpusat. Sementara untuk semifinal, baru menerapkan format kandang-tandang.
Menurut Shin Tae-yong, jadwal padat Piala AFF 2024 membuat kondisi para pemain jadi kelelahan. Akibatnya, mereka tak bisa tampil maksimal dalam pertandingan karena belum pulih sepenuhnya.
Pernyataan Shin Tae-yong pun menuai pro dan kontra. Ada yang setuju dan ada juga yang tidak sependapat dengan pelatih yang pernah menyingkirkan Jerman di Piala Dunia 2018 tersebut.
Erick Thohir selaku orang sepak bola nomor satu di Indonesia, menanggapi pro dan kontra terkait jadwal padat Piala AFF 2024. Menurutnya, format apapun memang melelahkan.
“Ya, semua format pasti melelahkan, karena itu kan saya tidak memaksa liga berhenti, kita fokus ke pemain muda,” kata Erick Thohir usai menghadiri PSSI Partner Summit di Park Hyatt, Senin (16/12).
JAKARTA-Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, buka suara soal keluhan dan kritik yang disampaikan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, terkait format Piala AFF 2024.
Format Piala AFF 2024 telah dikeluhkan oleh Pelatih Shin Tae-yong dalam beberapa hari terakhir, tepatnya sejak konferensi pers pra-pertandingan melawan Laos pada Rabu (11/12).
Timnas Indonesia baru menang atas Myanmar pada 9 Desember, kemudian harus menjamu Laos tiga hari kemudian di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Kemudian setelah Timnas Indonesia ditahan Laos (3-3), Shin Tae-yong menyebut bahwa jeda antarpertandingan yang hanya tiga hari dan format kandang-tandang sama saja seperti membunuh pemain.
Keluhan dan protes Shin Tae-yong berlanjut dalam konferensi pers sehari jelang pertandingan melawan Vietnam, yang digelar pada Sabtu (14/12).
Juru taktik asal Korea Selatan itu bahkan menyarankan agar penyelenggaraan Piala AFF selama fase grup digelar secara terpusat. Sementara untuk semifinal, baru menerapkan format kandang-tandang.
Menurut Shin Tae-yong, jadwal padat Piala AFF 2024 membuat kondisi para pemain jadi kelelahan. Akibatnya, mereka tak bisa tampil maksimal dalam pertandingan karena belum pulih sepenuhnya.
Pernyataan Shin Tae-yong pun menuai pro dan kontra. Ada yang setuju dan ada juga yang tidak sependapat dengan pelatih yang pernah menyingkirkan Jerman di Piala Dunia 2018 tersebut.
Erick Thohir selaku orang sepak bola nomor satu di Indonesia, menanggapi pro dan kontra terkait jadwal padat Piala AFF 2024. Menurutnya, format apapun memang melelahkan.
“Ya, semua format pasti melelahkan, karena itu kan saya tidak memaksa liga berhenti, kita fokus ke pemain muda,” kata Erick Thohir usai menghadiri PSSI Partner Summit di Park Hyatt, Senin (16/12).