Harga Jual Pupuk Subsidi ke Petani di Sragen Tidak Seragam, Ketua Fraksi Demokrat Desak Sidak dan Pengawasan Kios Nakal: Benarkah Ada Modus Baru?

6 hours ago 1
Budiono Rahmadi Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Sragen ||Huri Yanto

SRAGEN,JOGLOSEMARNEWS.COM Setelah mencuatnya dugaan peredaran pupuk palsu di Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, kini muncul permasalahan baru terkait harga jual pupuk subsidi yang tidak seragam di sejumlah wilayah Sragen.

Permasalahan ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Kabupaten Sragen sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat, Budiono Rahmadi. Dalam keterangannya kepada awak media, Budiono menyampaikan bahwa dirinya menemukan adanya perbedaan harga pupuk subsidi antar kios yang seharusnya mengikuti ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Saya setiap hari keliling masyarakat dan menemukan bahwa harga pupuk subsidi antara kios yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Padahal, sudah ada HET-nya. Tapi kenyataannya, harga di lapangan tidak sama,” ungkap Budiono pada Jumat (16/5/2025).

Ia membandingkan ketidaksesuaian ini dengan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti bensin dan solar yang memiliki harga seragam. Ia pun mempertanyakan mengapa hal serupa tidak diberlakukan terhadap pupuk subsidi.

“Ini harus diawasi pemerintah. Bahkan perlu dilakukan inspeksi mendadak ke kios-kios penjualan pupuk,” tegasnya.

Budiono menilai bahwa perbedaan harga yang cukup mencolok, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000, sangat merugikan petani dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.

“Kalau harganya bisa diseragamkan, masyarakat tentu lebih terlindungi. Tapi kalau selisihnya Rp10.000 sampai Rp20.000, ini jelas menguntungkan segelintir orang,” tambahnya.

Sebagai Ketua Fraksi Demokrat, Budiono mendesak Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dan Komisi II DPRD untuk segera turun melakukan pengecekan lapangan. Ia bahkan menyatakan siap turun langsung jika tidak ada tindakan dari pihak terkait.

“Kami minta dinas pertanian dan Komisi II DPRD Sragen segera mengecek ke lapangan. Kalau tidak, saya akan cek sendiri,” ujarnya.

Budiono juga menyayangkan belum adanya dialog atau pengecekan dari pemerintah kepada petani terkait masalah ini. “Sudah saya tanya ke petani, belum pernah ada pengecekan atau sosialisasi. Faktanya, harga pupuk masih belum seragam, ada yang murah, ada yang mahal,” katanya.

Ia menyebutkan bahwa kasus ini terjadi merata di berbagai wilayah di Sragen. “Yang melapor ke saya itu dari Masaran. Harga di Masaran dan Kedawung berbeda, lebih murah di Kedawung,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Bupati Sragen Sigit Pamungkas menegaskan bahwa harga pupuk subsidi sudah ditetapkan melalui HET dan tidak boleh dijual melebihi ketentuan tersebut. Ia juga menolak alasan transportasi sebagai pembenar untuk menaikkan harga.

“Harga eceran tertinggi sudah ditetapkan. Kalau melampaui, itu pelanggaran. Alasan transportasi tidak bisa dijadikan pembenaran. Harga yang ditetapkan pemerintah harus menjadi patokan,” ujar Bupati Sigit.

Huri Yanto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|