SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tiga mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 1 dalam ajang Creative Digital Preaching. Lomba ini merupakan bagian dari kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) sekaligus Annual International Conference on Islamic Religious Education (AICIRE) 2025 yang diselenggarakan di University Hotel Yogyakarta.
AICIRE 2025 merupakan acara tahunan yang digagas oleh Perkumpulan Program Studi Pendidikan Agama Islam Indonesia (PP-PAI-I). Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah “Education for Sustainable Peace: Transformating Islamic Religious Education Towards Ecological Resilience”.
Ketiga mahasiswa PAI UMS yang berhasil menyabet juara adalah Avid Al Ayubi, Faisya Abrari Lutrinda, dan Zulfa Zakhrofa Sutrisno, semuanya merupakan mahasiswa angkatan 2021. Mereka berhasil menarik perhatian dewan juri dengan karya video dakwah yang secara khusus mengangkat tema ajakan boikot produk yang terafiliasi dengan zionisme sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
“Alhamdulillah sangat senang sekali karena saya jarang ikut lomba-lomba seperti ini. Tapi karena kemarin banyak waktu luang, saya ajak teman-teman untuk ikut dan mereka antusias,” ujar Avid Al Ayubi, salah satu anggota tim, saat diwawancarai pada Jumat (23/5).
Avid menjelaskan bahwa motivasi mereka mengikuti lomba ini adalah untuk memanfaatkan waktu luang demi pengembangan diri. Proses produksi video mereka dilakukan dengan pembagian tugas yang terencana, mulai dari konsep, pengambilan gambar, hingga proses editing.
Video dakwah tersebut sengaja mengangkat isu perjuangan Palestina yang menurut mereka mulai meredup di ruang publik. “Kami ingin menegaskan kembali pentingnya boikot terhadap produk-produk pro-zionis yang kini mulai dilupakan masyarakat,” jelas Avid. Ia juga menambahkan, sebagai mahasiswa PAI, mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk berdakwah tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui media digital yang dianggap sebagai ruang dakwah strategis di era teknologi saat ini.
“Kami ingin masyarakat tahu kenapa boikot itu penting, bagaimana sikap kita terhadap produk-produk tersebut, dan peran kita dalam perjuangan ini,” tambahnya, berharap pesan dari video dakwah mereka dapat dipahami dengan baik oleh penonton.
Proses pembuatan video ini memiliki tantangan tersendiri, terutama karena dikerjakan saat bulan puasa. “Waktu pembuatan video kami sedang menjalani ibadah puasa, jadi tantangannya ya harus tetap profesional meski sedang lapar dan harus menjaga iman agar tidak mokel (membatalkan puasa sebelum waktunya),” kenangnya sambil tersenyum.
Penilaian lomba dilakukan secara tertutup pada Senin–Selasa, 28–29 April 2025. Video yang dikirimkan dievaluasi juri tanpa pemberitahuan lengkap, dan pengumuman pemenang dilakukan langsung pada acara penutupan, di mana tim UMS dinobatkan sebagai juara pertama.
“Dakwah digital hari ini sangat penting. Kita sebagai generasi muda harus belajar menyampaikan pesan Islam dengan cara yang relevan dan menjangkau lebih banyak orang. Harapannya, makin banyak generasi muda yang berani berkarya dan berdakwah melalui media yang mereka kuasai,” pungkas Avid. Prihatsari
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.