MIMIKA – Kondisi Pasar Sentral Timika jika dibandingkan dengan beberapa pasar lainnya di wilayah Kabupaten Mimika memanglah sangat tidak sebanding.
Di eks Pasar Swadaya (Pasar Lama) Timika misalnya, menurut pantauan media ini selalu tampak ramai sejak pagi hingga malam hari. Hal serupa juga dapat ditemukan di Pasar Gorong-Gorong yang beada di Kelurahan Kebun Sirih, Distrik Mimika Baru. Di sana, masyarakat tampak selalu berbondong-bondong untuk berbelanja.
Namun, di Pasar Sentral Timika justru berbanding terbalik. Keramaian di kawasan tersebut bisa dibilang bak cuaca yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Lantas, bagaimana dengan pendapat pedagang di Pasar Sentral Timika mengenai kondisi tersebut serta omset yang diraup mereka?
Kahar, seorang pedagang yang berjualan di Pasar Sentral Timika mengaku sudah terbiasa dengan kondisi ini. Ia juga mengaku pemerintah daerah melalui dinas terkait sudah melakukan upaya-upaya agar pasar bisa kembali ramai.
Tapi, upaya itu bisa dikatakan sia-sia karena tidak berdampak signifikan. Terutama terhadap pendapatan para pedagang. Belum lagi mereka harus membayar retribusi setiap bulan.
Meski begitu, Kahar bilang ia tetap bersyukur walaupun pendapatan yang ia hasilkan per harinya terkadang tidak menentu.
“Ya alhamdulillah, kadang rame kadang sepi, kita tetap bersyukur saja lah,” kata Kahar, saat ditemui di tempat dagangnya, Selasa (28/1).
Hal serupa juga diungkapkan Rustam, seorag pedagang lainnya yang juga berjualan di kawasan itu. Ia mengaku, untuk waktu keramaian di Pasar Sentral Timika tidak menentu. Kadang ramai di pagi hari, kadang hanya terjadi saat sore hari.
Mereka juga tidak mengetahui apa penyebab pastinya. Namun, menurut para pedagang hal ini dikarenakan pasar yang terbagi.
“Pasar juga kan banyak to, Pasar Gorong-Gorong, Pasar Lama, jadi kita syukuri saja yang ada,” ungkap Rustam.
MIMIKA – Kondisi Pasar Sentral Timika jika dibandingkan dengan beberapa pasar lainnya di wilayah Kabupaten Mimika memanglah sangat tidak sebanding.
Di eks Pasar Swadaya (Pasar Lama) Timika misalnya, menurut pantauan media ini selalu tampak ramai sejak pagi hingga malam hari. Hal serupa juga dapat ditemukan di Pasar Gorong-Gorong yang beada di Kelurahan Kebun Sirih, Distrik Mimika Baru. Di sana, masyarakat tampak selalu berbondong-bondong untuk berbelanja.
Namun, di Pasar Sentral Timika justru berbanding terbalik. Keramaian di kawasan tersebut bisa dibilang bak cuaca yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Lantas, bagaimana dengan pendapat pedagang di Pasar Sentral Timika mengenai kondisi tersebut serta omset yang diraup mereka?
Kahar, seorang pedagang yang berjualan di Pasar Sentral Timika mengaku sudah terbiasa dengan kondisi ini. Ia juga mengaku pemerintah daerah melalui dinas terkait sudah melakukan upaya-upaya agar pasar bisa kembali ramai.
Tapi, upaya itu bisa dikatakan sia-sia karena tidak berdampak signifikan. Terutama terhadap pendapatan para pedagang. Belum lagi mereka harus membayar retribusi setiap bulan.
Meski begitu, Kahar bilang ia tetap bersyukur walaupun pendapatan yang ia hasilkan per harinya terkadang tidak menentu.
“Ya alhamdulillah, kadang rame kadang sepi, kita tetap bersyukur saja lah,” kata Kahar, saat ditemui di tempat dagangnya, Selasa (28/1).
Hal serupa juga diungkapkan Rustam, seorag pedagang lainnya yang juga berjualan di kawasan itu. Ia mengaku, untuk waktu keramaian di Pasar Sentral Timika tidak menentu. Kadang ramai di pagi hari, kadang hanya terjadi saat sore hari.
Mereka juga tidak mengetahui apa penyebab pastinya. Namun, menurut para pedagang hal ini dikarenakan pasar yang terbagi.
“Pasar juga kan banyak to, Pasar Gorong-Gorong, Pasar Lama, jadi kita syukuri saja yang ada,” ungkap Rustam.