Raudal Tanjung Banua Sabet 2 Nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Kusala Sastra Khatulistiwa memberi hadiah besar, Rp 100 juta untuk membantu meringankan beban hidup penulis | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sastrawan Jogja, Raudal Tanjung Banua masuk dalam nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 untuk dua kategori sekaligus, yakni kumpulan cerpen dan kumpulan puisi. Namanya tercantum dalam daftar panjang yang diumumkan panitia pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Untuk kategori cerpen, Raudal masuk melalui karya Cerobong Tua Terus Mendera. Sementara di kategori puisi, ia kembali muncul lewat buku Jejak Lintasan. Pencapaian ini menandai kiprah Raudal yang konsisten dalam dunia kesusastraan Indonesia, baik sebagai cerpenis maupun penyair.

Direktur Program Kusala Sastra Khatulistiwa, Gema Laksmi Mawardi, menyampaikan bahwa daftar panjang ini dipilih oleh tim juri melalui pembacaan yang cermat dan perdebatan yang hangat. “Kami bersyukur tim juri bisa menyaring karya terbaik dengan pertimbangan mendalam,” ujar Gema dalam keterangan tertulisnya.

Gema menjelaskan bahwa tahapan penjurian dilakukan dalam tiga tahap: daftar panjang, daftar pendek, dan pengumuman pemenang. Saat ini tim juri masih terus bekerja menilai karya-karya terpilih guna menentukan daftar pendek yang hanya memuat lima karya dari masing-masing kategori.

Ia juga menyebut, ada jeda satu bulan dari pengumuman daftar panjang menuju daftar pendek. “Kami memang meminta waktu agar publik punya kesempatan membaca dan memberi respons terhadap karya-karya ini,” jelas Gema.

Tim kurator Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 terdiri dari tokoh-tokoh sastra seperti Eka Kurniawan, Hasan Aspahani, dan Nezar Patria. Selain menjaga kualitas penjurian, panitia juga mendorong penerbit dan toko buku untuk aktif mempromosikan karya-karya yang masuk daftar panjang.

“Proses ini kami yakini memberi dampak baik bagi ekosistem sastra. Buku-buku yang baik harus sampai ke tangan pembaca sebanyak mungkin,” katanya.

Panitia juga menegaskan bahwa karya-karya dalam daftar panjang ini merupakan representasi dari buku sastra terbaik tahun ini, yang terbit sepanjang 2024. “Kami senang dapat mendukung kemunculan karya-karya yang memperkaya sastra Indonesia,” tulis panitia.

Lebih jauh, Kusala Sastra Khatulistiwa berharap karya-karya terpilih ini mampu memperkaya batin masyarakat Indonesia di tengah dunia yang terus berubah. “Sastra adalah sumber inspirasi, semangat, dan harapan. Selamat merayakan kesusastraan Indonesia,” tutup pernyataan resmi panitia.

Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pertama kali digagas oleh mendiang Richard Oh sejak 2001. Setelah sempat vakum tiga edisi usai wafatnya Richard pada 7 April 2022, tahun ini ajang tersebut kembali digelar oleh Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI, Dana Indonesiana, dan LPDP.

Berikut daftar panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025:

Kategori Kumpulan Cerpen:

1. Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu – Sasti Gotama
2. Cerobong Tua Terus Mendera – Raudal Tanjung Banua
3. Iblis Tanah Suci – Arianto Adipurwanto
4. Kebun Jagal – Putra Hidayatullah
5. Keluarga Oriente – Armin Bell
6. Mei Salon – Iin Farliani
7. Musik Akhir Zaman – Kiki Sulistyo
8. Musim di Rambut Ibu – Mashdar Zainal
9. Pelayaran Terakhir – Anggit Rizkianto
10. Pengetahuan Baru Umat Manusia – Ken Hanggara

Kategori Kumpulan Puisi:

1. CICA: 96 Puisi – Cyntha Hariadi
2. Dengung Tanah Goyah – Iyut Fitra
3. Ekphrasis – Tan Lio Ie
4. Hantu Padang – Esha Tegar Putra
5. Hidup Tetap Berjalan dan Kita Telah Lupa Alasannya – Ibe S. Palogai
6. Jejak Lintasan – Raudal Tanjung Banua
7. Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama – Pranita Dewi
8. Selamat Malam, Kawan! – Muhaimin Nurrizqy
9. Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api – Syaiful Alim
10. Tilas Genosida – A. Muttaqin

Kategori Novel:

1. Ajengan Anjing – Ridwan Malik
2. BEK: Sebuah Novel – Mahfud Ikhwan
3. Duri dan Kutuk – Cicilia Oday
4. Ingatan Ikan-ikan – Sasti Gotama
5. Inyik Balang – Andre Septiawan
6. Mari Pergi Lebih Jauh – Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
7. Matthes – Alan TH
8. Oni Jouska – Asep Ardian
9. Paya Nie: Sebuah Novel – Ida Fitri
10. Taksi Malam – T. Agus Khaidir.