Siji Art Management menghadirkan pameran seni visual bertajuk "Ethereal Passage: The Metaphysycal Transmogrification World of Kemal Suhaya". Pameran ini resmi dibuka Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof Burhanuddin, di The Ritz Carlton Jakarta, Jumat (19/12/2025). IstimewaJOGLOSEMARNEWS.COM — Siji Art Management menghadirkan pameran seni visual bertajuk “Ethereal Passage: The Metaphysycal Transmogrification World of Kemal Suhaya”. Pameran ini resmi dibuka Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof Burhanuddin, di The Ritz Carlton Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Pameran menghadirkan 25 karya perupa muda Kemal Suhaya yang mengawali pendidikan seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta. Lulus dari SMSR, Kemal Suhaya memantapkan studinya di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) Singapore. Karya-karyanya mengeksplorasi perjalanan bathin, transformasi metafisik, dan refleksi psikologis yang dituangkan dalam pendekatan visual kontemplatif.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, pameran yang digagas Siji Art Management ini dilengkapi dengan kegiatan lelang 2 karya pilihan berjudul “Alam Takambang jadi Guru” dan “Inner Verse”. Hasil lelang akan didistribusikan Kejaksaan Agung Ri untuk pengembangan Rumah Restorative Justice, serta bantuan kemanusiaan bagi saudara-saudara kita di wilayah Aceh dan Sumatera.
Dalam sambutannya, Prof Burhanuddin mengapresiasi inisiatif Siji Art Management bersinergi dengan institusi penegak hukum dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan pemulihan sosial.
Sebagaimana kejaksaan senantiasa berupaya menegakkan keadilan dan ketertiban, seni pun hadir menajamkan nurani publik, membangkitkan empati, serta merawat daya imajinasi.
Pada kesempatan yang sama, Founder Siji Art Management, Cut Nailil Munanenuturksn kolaborasi ini mempertegas komitmen manajemen seni yang dikelolanya untuk menghadirkan pameran yang memiliki nilai sosial dan kontribusi nyata bagi kemanfaatan masyarakat. Pameran terbuka untuk umum, mulai 20 Desember 2025 hingga 19 Maret 2026.
Sementara itu, Kemal Suhaya mengungkapkan pameran tersebut menjadi momentum yang penting bagi dirinya. Sebagai seorang perupa muda, seni untuknya bukan hanya sekadar proses penciptaan, melainkan upaya berkelanjutan untuk mendalami relasi antara kemanusiaan, kesadaran, dan arti bertumbuh yang membentuk eksistensi individu.
“Saya meyakini setiap manusia memiliki representasi semesta pribadinya sendiri tersusun dari ingatan, emosi, dan perenungan yang hadir di lapisan-lapisan psikologis. Saya meyakini bahwa mengenal dan memahami diri kita secara mendalam dapat menghasilkan kualitas jiwa yang positif, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.Melalui pameran ini, saya mempresentasikan sejumlah karya yang lahir dari proses perenungan tersebut— sebuah upaya untuk menghadirkan ruang refleksi bagi siapa pun yang berjumpa dengan karya-karya ini,” pungkasnya. Prihatsari
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

5 hours ago
2

















































