UMS Gandeng Pemuda Desa Mulur Olah Sampah Plastik Berbasis 3D Printing

1 day ago 8
Penyerahan alat pengolah sampah plastik berbasis teknologi 3D printing dari tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), UMS kepada mitra di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo | Istimewa

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM Upaya mendorong pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular terus dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), UMS menyerahkan seperangkat alat pengolah sampah plastik berbasis teknologi 3D printing kepada mitra di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (19/12/2025).

Penyerahan peralatan tersebut menjadi penanda berakhirnya rangkaian kegiatan PkM yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sampah plastik, khususnya botol air mineral berbahan PET, sekaligus memperkuat peran pemuda desa dalam pengelolaan lingkungan.

Program ini dibiayai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2025. Total nilai alat inovasi yang diserahkan mencapai sekitar Rp18 juta.

Tim UMS ketika memperkenalkan pemanfaatan 3D printing untuk mengolah limbah plastik menjadi produk kreatif bernilai ekonomi di hadapan para pemuda di Desa Mulur, Bendosari, Sukoharjo | Istimewa

Tim PkM UMS dipimpin Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si, bersama anggota Wisnu Setiawan, S.T., M.T., Ph.D., dan Nirma Lila Anggani, S.Si., M.Sc., serta didukung empat mahasiswa. Kegiatan ini berangkat dari tantangan pengelolaan sampah plastik di Desa Mulur yang tengah berkembang sebagai kawasan wisata berbasis lingkungan.

“Desa Mulur sendiri telah aktif mengelola sampah melalui Bank Sampah Induk Sugeng Abadi sejak 2020. Namun, pengelolaan yang dilakukan masih terbatas pada pengumpulan dan pemilahan, belum menyentuh inovasi pengolahan lanjutan,” ungkap Kuswaji, Minggu (21/12).

Melalui pendekatan teknologi, tim UMS memperkenalkan pemanfaatan 3D printing untuk mengolah limbah plastik menjadi produk kreatif bernilai ekonomi. Kegiatan PkM mencakup pelatihan serta praktik langsung penggunaan mesin pencacah plastik, filament cutter, filament maker, hingga printer 3 dimensi.

“Pelaksanaan kegiatan meliputi pelatihan dan demonstrasi penggunaan alat, seperti mesin pencacah sampah plastik, filament cutter, filament maker, dan printer 3 dimensi. Selain itu, peserta juga mendapatkan pendampingan dalam desain dan produksi suvenir wisata berbasis daur ulang. Evaluasi program dilakukan melalui observasi, wawancara, serta penilaian terhadap hasil produk yang dihasilkan,” paparnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), UMS berpose bersama dengan para pemuda di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo | Istimewa

Hasil program menunjukkan peningkatan kemampuan peserta dalam penguasaan teknologi sekaligus kesadaran terhadap isu lingkungan. Sekitar 85 persen peserta dinilai mampu mengoperasikan peralatan secara mandiri dan menghasilkan produk kreatif berupa gantungan kunci, miniatur, hingga aksesori wisata.

“Dari sisi ekonomi, nilai tambah yang dihasilkan juga cukup tinggi. Sebanyak 1 kilogram botol plastik bekas yang semula hanya bernilai sekitar Rp6.000, dapat diolah menjadi filamen 3D dengan nilai jual mencapai kurang lebih Rp150.000,” tambah dosen UMS tersebut.

Program ini dinilai memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan pemuda desa, penguatan ekonomi sirkular, serta mendukung konsep Zero Waste Tourism di kawasan Kampung Proklim Pojok Asri. Sebagai tindak lanjut, seluruh peralatan teknologi diserahkan kepada BUMDes Sugeng Abadi Mulur untuk dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Penyerahan alat disaksikan langsung Kepala Desa Mulur, Sugeng Riyadi, S.H. Ia menyampaikan apresiasi atas pendampingan yang dilakukan UMS selama program berlangsung.

Menurutnya, keberadaan teknologi pengolahan sampah berbasis 3D printing membuka peluang baru bagi generasi muda desa untuk mengembangkan industri kreatif dari bahan daur ulang.

“Dengan diterimanya mesin pencacah sampah plastik, filament cutter dan maker, serta printer 3 dimensi, kami optimistis inovasi kalangan muda Desa Mulur akan semakin berkembang dalam mewujudkan Kampung Proklim yang berkelanjutan,” pungkasnya. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|