SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Proses penerimaan siswa baru (SPMB) jenjang sekolah dasar (SD) negeri di Kota Semarang tahun ajaran 2025 masih menyisakan persoalan. Meski pemerintah kota telah membuka gelombang kedua pendaftaran pada 7-8 Juli 2025, ribuan kursi SD negeri dilaporkan belum terisi.
Data Dinas Pendidikan Kota Semarang mencatat masih terdapat sekitar 1.752 bangku kosong di 222 SD negeri setelah pendaftaran gelombang kedua ditutup. Dari kuota awal sekitar 2.369 kursi, hanya 617 siswa yang diterima. “Pendaftarnya ada 636 orang. Ada 19 yang tidak diterima karena memilih sekolah dengan peminat tinggi,” terang Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Kota Semarang, Aji Nur Setiawan, Jumat (11/7/2025).
Kondisi ini menjadi anomali lantaran banyak sekolah yang biasanya selalu penuh kini justru sepi peminat. Salah satunya terjadi di SD Negeri Bugangan 01, Semarang Timur. Ketua SPMB sekolah, Indah Prihatin, mengungkapkan sekolahnya hanya menerima 21 pendaftar dari kuota 28 siswa.
“Gelombang pertama kemarin kami dapat 20 siswa, lalu gelombang kedua hanya nambah satu. Ini berbeda dengan tahun lalu yang kuotanya selalu penuh,” ujar Indah.
Menurut Indah, penyebab minimnya pendaftar antara lain banyak calon siswa berdomisili di luar zona sekolah atau memiliki Kartu Keluarga (KK) luar kota. “Banyak yang tinggalnya di kos atau ikut nenek, tapi KK-nya luar kota. Jadi tidak bisa diinput karena sistem memprioritaskan domisili,” katanya.
Aji menambahkan, dari 222 SD negeri, hanya 40 sekolah yang berhasil memenuhi kuota. Bahkan, 42 SD tercatat tidak menerima pendaftar sama sekali, sementara sembilan SD lainnya justru kelebihan pendaftar.
Untuk gelombang kedua ini, Dinas Pendidikan tetap membuka jalur pendaftaran melalui domisili, afirmasi, dan mutasi. Namun berbeda dari sebelumnya, pendaftaran tidak lagi dilakukan secara daring mandiri. Calon siswa kini harus mendaftar langsung ke sekolah yang masih memiliki kuota, dibantu petugas sekolah.
Warga luar Kota Semarang tetap diberi kesempatan mendaftar melalui jalur domisili, asalkan menyertakan fotokopi KTP atau KK daerah asal, serta surat keterangan domisili dari kelurahan di Semarang. Meski demikian, warga Semarang tetap menjadi prioritas jika pendaftar melebihi kuota.
“Kalau setelah gelombang kedua ini masih banyak kursi kosong, kami akan evaluasi. Salah satu opsi bisa saja penggabungan sekolah, tapi itu harus dikaji dari banyak sisi,” jelas Aji.
Fenomena minim pendaftar ini juga diduga terjadi lantaran sebagian calon siswa memilih bersekolah di swasta atau pulang ke daerah asal. Sementara proses belajar-mengajar di sekolah yang kekurangan murid tetap akan berjalan meski jumlah siswanya minim.
Dinas Pendidikan menjadwalkan pengumuman hasil seleksi gelombang kedua pada 10 Juli 2025, dilanjutkan daftar ulang 10-11 Juli. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) akan dimulai pada 14 Juli 2025. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.