Batik Pekalongan: Dari Tradisi ke Warisan Dunia

6 hours ago 4
Contoh batik pekalongan | Wikipedia

PEKALONGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Tak hanya Jogja dan Solo, salah satu kota di Jawa ini juga dikenal dengan batiknya. Dialah kota Pekalongan, hingga sering dijuluki sebagai “Kota Batik” yang kemudian familier dengan nama Batik Pekalongan.

Sejarah panjang batik di kota pesisir Jawa Tengah ini merekam jejak pertemuan budaya lokal, jalur dagang internasional, hingga dinamika sosial masyarakatnya. Konon, batik Pekalongan mulai berkembang pesat pada paruh kedua abad ke-19, terutama setelah dibukanya pelabuhan-pelabuhan di Pantai Utara Jawa untuk perdagangan bebas.

Posisi Pekalongan yang strategis menjadikannya simpul perniagaan kain, pewarna, dan motif-motif baru yang dibawa pedagang asing seperti Tionghoa, Arab, India, hingga Eropa.

Sebelumnya, masyarakat Pekalongan sebenarnya telah mengenal teknik membatik, meski dalam lingkup terbatas dan sederhana.  Namun, sejak kedatangan imigran dan interaksi budaya, muncul motif-motif baru yang berbeda dari batik keraton.

Ciri Batik Pekalongan

File source: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Batik_Jawa_Hokokai_Pekalongan_Tulis.jpg

Batik Pekalongan dikenal dengan ciri warna-warni cerah, motif bunga, burung phoenix, hingga ornamen oriental.  Batik Pekalongan menjadi salah satu medium ekspresi kebebasan masyarakat pesisir, yang cenderung terbuka pada pengaruh luar (Ratna Megawangi, 2005).

Kekuatan batik Pekalongan terletak pada daya adaptasinya. Saat masa pendudukan Jepang (1942-1945), misalnya, muncul motif batik “batik Jawa Hokokai,” yang memadukan gaya Jepang dengan teknik batik tulis Pekalongan.

Keindahan batik Jawa Hokokai terlihat indah dengan motif-motif bunga krisan, sakura, dan kupu-kupu, yang  merefleksikan propaganda Jepang saat itu. (Indah Nawangwulan, 2013).  Setelah kemerdekaan, batik Pekalongan semakin melejit sebagai produk ekspor.

Pekalongan menjadi pusat industri batik rakyat, bukan hanya karena motifnya yang kaya, tetapi juga kecepatan para perajin berinovasi.  Secara umum Batik Pekalongan merupakan  “cermin sosial” yang menangkap perubahan zaman: dari corak kolonial, nasionalis, hingga kontemporer. (Eni Maryani, 2014)

Hingga kini, batik Pekalongan bukan keindahan sebuah kain. Lebih dari itu, telah menjadi identitas kota, gambaran denyut ekonomi, sekaligus warisan budaya tak benda yang diakui dunia.

Pada 2009 misalnya, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia, termasuk Pekalongan, sebagai Intangible Cultural Heritage, mengukuhkan posisi batik Pekalongan dalam peta kebudayaan global.

Tak mengherankan, setiap kali orang membicarakan batik, nama Pekalongan selalu hadir sebagai salah satu pusat kreativitas, warna, dan sejarah batik Nusantara, di samping Yogyakarta dan Solo. [*]  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|