Foto Ilustrasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digalakkan pemerintah mendapat penolakan dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo. AndoJAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluhan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang mengenai terbatasnya bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), akhirnya mendapatkan jawaban dari pemerintah.
Pemerintah memastikan bakal membuka sentra peternakan sapi dalam skala besar untuk memperkuat pasokan bahan pangan MBG. Nanik menyampaikan, proyek ini akan memanfaatkan lahan milik Perhutani di Pulau Jawa, sementara untuk wilayah luar Jawa digunakan tanah bekas perkebunan sawit.
“Di Jawa menggunakan tanah eks Perhutani, kalau di luar Jawa menggunakan tanah eks kebun sawit,” ujar Nanik saat dikonfirmasi, Sabtu (22/11/2025).
Menurutnya, rencana ini disusun karena kebutuhan bahan pangan MBG—terutama susu—kian meningkat dan mulai sulit dipenuhi dari pasokan pasar. Untuk itu pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN, hingga BGN, sepakat membangun peternakan terpadu di lahan seluas total 500 ribu hektare.
Dari luas tersebut, sekitar 200 ribu hektare akan digarap di Pulau Jawa dan 300 ribu hektare sisanya berada di luar Jawa. Lahan-lahan itu merupakan agregat dari sejumlah kawasan yang tersedia dan akan dikelola sebagai kluster peternakan. Nanik memperkirakan terdapat 10 hingga 12 peternakan sapi yang dibangun di seluruh wilayah tersebut.
Pengelolaan proyek dipercayakan kepada PT Agrinas Pangan Nusantara, BUMN pangan yang akan bekerja sama dengan para peternak rakyat. Langkah ini sudah mulai dijalankan setelah Presiden Prabowo Subianto memberi instruksi langsung dalam rapat di Istana Negara, Kamis (20/11/2025).
Nanik menjelaskan bahwa Presiden meminta agar pembangunan peternakan dilakukan untuk menjamin ketersediaan susu dalam jumlah besar. Pemerintah menargetkan produksi 3 juta liter susu sapi per hari guna memenuhi porsi MBG di seluruh Indonesia.
Selain menggenjot produksi susu sapi, pemerintah juga menyiapkan rencana produksi susu kedelai sebagai alternatif sumber protein. Menteri ATR/BPN Nusron Wahid bahkan telah menyiapkan lahan khusus untuk budidaya sayuran dan kedelai.
“Kedelai selama ini masih banyak impor. Dengan kebutuhan tahu-tempe untuk MBG yang luar biasa besar, kita harus menanam sendiri,” kata Nanik. Ia menyebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bisa menghabiskan 200–300 kilogram tahu dan tempe per hari, sehingga ketersediaan kedelai menjadi sangat krusial.
Upaya memperkuat pasokan bahan baku ini dilakukan agar pelaksanaan MBG tidak menimbulkan gejolak harga pangan. Pemerintah ingin memastikan program tersebut tidak memicu inflasi, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Kami tidak ingin harga bahan makanan naik karena kebutuhan MBG. Presiden sudah menginstruksikan agar semua kementerian bergerak bersama,” tegas Nanik. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

1 day ago
8

















































