MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivis dan Pemerhati Sosial Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Abdi Siahaan menilai tindakan yang dilakukan Kapolres Pelabunan Belawan AKBP Oloan Siahaan dalam membubarkan aksi tawuran di Tol Belmera, kemarin, sudah tepat. Namun naas dalam pembubaran itu menyebabkan seorang remaja tewas tertembak.
Hal itu disampaikan Muhammad Abdi Siahaan saat menjawab pertanyaan wartawan tentang aksi tawuran di Medan Belawan yang terjadi Minggu (4/5) malam kemarin itu.
Pria yang akrab disapa Wak Geng itu mengakui bahwa aksi tawuran di
wilayah Belawan sudah masuk kategori mengkhawatirkan. Sebab, hampir setiap hari terjadi tawuran yang tiada habis-habisnya. Bahkan, tidak jarang juga aksi tawuran itu menimbulkan korban jiwa, sehingga membuat masyarakat takut untuk keluar rumah, karena khawatir akan menjadi sasaran.
Menurut Wak Geng, situasi ketidaknyamanan seperti itu terkadang sulit untuk dikendalikan. Apalagi beberapa polisi sudah menjadi korban pelemparan batu para pelaku tawuran.
“Informasi terakhir yang saya terima aksi tawuran di Belawan kembali
pecah hingga Rabu dini hari kemarin, dan kali ini Kapolsek Belawan menjadi korban pelemparan pelaku tawuran,” terang Wak Geng, Rabu (7/6).
Padahal, lanjut Wak Geng, sebelumnya pihak Polres Pelabuhan Belawan sudah berkali-kali mengimbau dan mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas wilayahnya masing-masing. Tidak jarang juga, Kapolres langsung turun ke lapangan mengayomi masyarakat.
Kata Wak Geng lagi, banyak dampak dari gangguan kamtibmas yang tidak ada penyelesaiannya ini.
Selain masyarakat menjadi takut, para pengusaha bisa khawatir untuk berinvestasi di wilayah Belawan.
“Kalau suatu daerah tidak kondusif, tentu tidak akan ada orang yang
mau berinvestasi. Karena itu, dibutuhkan tindakan tegas dari aparat kepolisian demi memastikan kekondusivitasannya,” sambungnya.
Terkait Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan dinonaktifkan
dari jabatannya akibat dari peristiwa tawuran tersebut, Wak Geng berharap Kapolda Sumut dapat mempertimbangkannya kembali.
“Kita tidak mencampuri internal institusi. Selaku warga Medan, tidak
salah kiranya berharap agar Kapolres Pelabuhan Belawan tidak dinonaktifkan. Selama ini, beliau di kenal bergaul dan turun ke lapangan memantau wilayahnya. Ini dilakukan untuk memastikan wilayah yang dipimpinnya tetap dalam kondusivitas,” pungkasnya. (azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivis dan Pemerhati Sosial Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Abdi Siahaan menilai tindakan yang dilakukan Kapolres Pelabunan Belawan AKBP Oloan Siahaan dalam membubarkan aksi tawuran di Tol Belmera, kemarin, sudah tepat. Namun naas dalam pembubaran itu menyebabkan seorang remaja tewas tertembak.
Hal itu disampaikan Muhammad Abdi Siahaan saat menjawab pertanyaan wartawan tentang aksi tawuran di Medan Belawan yang terjadi Minggu (4/5) malam kemarin itu.
Pria yang akrab disapa Wak Geng itu mengakui bahwa aksi tawuran di
wilayah Belawan sudah masuk kategori mengkhawatirkan. Sebab, hampir setiap hari terjadi tawuran yang tiada habis-habisnya. Bahkan, tidak jarang juga aksi tawuran itu menimbulkan korban jiwa, sehingga membuat masyarakat takut untuk keluar rumah, karena khawatir akan menjadi sasaran.
Menurut Wak Geng, situasi ketidaknyamanan seperti itu terkadang sulit untuk dikendalikan. Apalagi beberapa polisi sudah menjadi korban pelemparan batu para pelaku tawuran.
“Informasi terakhir yang saya terima aksi tawuran di Belawan kembali
pecah hingga Rabu dini hari kemarin, dan kali ini Kapolsek Belawan menjadi korban pelemparan pelaku tawuran,” terang Wak Geng, Rabu (7/6).
Padahal, lanjut Wak Geng, sebelumnya pihak Polres Pelabuhan Belawan sudah berkali-kali mengimbau dan mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas wilayahnya masing-masing. Tidak jarang juga, Kapolres langsung turun ke lapangan mengayomi masyarakat.
Kata Wak Geng lagi, banyak dampak dari gangguan kamtibmas yang tidak ada penyelesaiannya ini.
Selain masyarakat menjadi takut, para pengusaha bisa khawatir untuk berinvestasi di wilayah Belawan.
“Kalau suatu daerah tidak kondusif, tentu tidak akan ada orang yang
mau berinvestasi. Karena itu, dibutuhkan tindakan tegas dari aparat kepolisian demi memastikan kekondusivitasannya,” sambungnya.
Terkait Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan dinonaktifkan
dari jabatannya akibat dari peristiwa tawuran tersebut, Wak Geng berharap Kapolda Sumut dapat mempertimbangkannya kembali.
“Kita tidak mencampuri internal institusi. Selaku warga Medan, tidak
salah kiranya berharap agar Kapolres Pelabuhan Belawan tidak dinonaktifkan. Selama ini, beliau di kenal bergaul dan turun ke lapangan memantau wilayahnya. Ini dilakukan untuk memastikan wilayah yang dipimpinnya tetap dalam kondusivitas,” pungkasnya. (azw)