Elektabilitas Meroket, Dedi Mulyadi Siap Head to Head Lawan Prabowo?

Foto Dedi Mulyadi saat berada di kediamannya di Lembur Pakuan Subang, Sabtu (3/2/2024) | tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Potensi duel politik antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di panggung Pilpres 2029 mulai menjadi pembicaraan publik.

Pengamat politik dari UIN Jakarta sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut, skenario tersebut bukan hal yang mustahil, terlebih jika elektabilitas Dedi terus menanjak.

Dalam perbincangan di kanal YouTube On Point with Adisty yang tayang Sabtu (10/5/2025), Burhanuddin menyatakan bahwa Dedi Mulyadi bisa saja menjadi penantang serius Prabowo Subianto, bahkan melawan langsung bosnya sendiri di Partai Gerindra.

“Kalau sekarang jelas belum berani. Tapi ujian sebenarnya adalah nanti, ketika ada partai yang melamar. Di situlah ujiannya, apakah Dedi berani berkontestasi melawan bosnya sendiri atau tidak,” ujar Burhanuddin.

Dedi Mulyadi diketahui merupakan kader Partai Gerindra. Namun dengan dihapuskannya ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) oleh Mahkamah Konstitusi, peluang Dedi untuk diusung partai lain terbuka lebar.

Menurut Burhanuddin, dalam politik, loyalitas bisa berubah seiring dinamika kekuasaan. Ia mencontohkan bagaimana partai-partai seperti PKB dan NasDem yang sebelumnya loyal terhadap Presiden Jokowi, justru memilih mengusung calon lain di Pilpres 2024 meski telah diberi posisi penting di kabinet.

“Kurang loyal apa PKB dan NasDem ke Jokowi? Tapi pada akhirnya mereka punya capres sendiri. Jadi untuk Dedi, ini juga jadi ujian loyalitas. Ketika ada partai yang menggoda, apakah dia akan tergoda atau tidak? Mungkin sekarang belum, tapi bagaimana nanti di 2027?“ paparnya.

Burhanuddin menekankan bahwa faktor elektabilitas akan sangat menentukan arah politik Dedi Mulyadi ke depan. Meski belum ada rilis survei resmi yang menyebut angka spesifik, Burhanuddin menduga Dedi mulai masuk radar kuat calon presiden potensial.

“Feeling saya, yang biasanya jarang meleset, Dedi sudah masuk lima besar—bahkan jangan-jangan tiga besar,“ ujarnya.

Kepuasan Publik Tertinggi di Pulau Jawa

Tingginya keyakinan Burhanuddin terhadap potensi politik Dedi Mulyadi bukan tanpa dasar. Dalam survei Indikator Politik Indonesia bertajuk Evaluasi Publik atas Kinerja 100 Hari Gubernur-Gubernur di Jawa, Dedi menempati posisi puncak dalam tingkat kepuasan publik.

Sebanyak 94,7 persen warga Jawa Barat menyatakan puas terhadap kinerja Dedi Mulyadi sebagai gubernur. Angka ini bahkan jauh mengungguli tingkat kepuasan publik terhadap gubernur lain di Pulau Jawa.

Berikut urutan tingkat kepuasan terhadap para gubernur di Pulau Jawa:

1. Dedi Mulyadi (Jawa Barat): 94,7 persen
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X (DIY): 83,8 persen
3. Khofifah Indar Parawansa (Jawa Timur): 75,3 persen
4. Ahmad Luthfi (Jawa Tengah): 62,5 persen
5. Pramono Anung (DKI Jakarta): 60,0 persen
6. Andra Soni (Banten): 50,8 persen

Burhanuddin menyebut, tingginya tingkat kepuasan itu tidak hanya disebabkan oleh popularitas semata, tetapi juga kebijakan-kebijakan kontroversial yang justru dinilai efektif oleh sebagian besar warga.

“Yang menarik, tingkat yang menyatakan ‘sangat puas’ terhadap Dedi juga tinggi sekali. Ini mengindikasikan dukungan yang solid dari masyarakat,“ ujarnya dalam rilis yang ditayangkan kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Rabu (28/5/2025).

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap warga Pulau Jawa yang sudah memiliki hak pilih. Jumlah sampel bervariasi dari 400 hingga 600 responden per provinsi, dengan margin of error antara ±4,1 persen hingga ±5 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pewawancara terlatih melakukan wawancara secara langsung (tatap muka), dengan quality control dilakukan melalui spot check sebesar 20 persen dari total sampel.