Heboh di Jateng! SMA/SMK Bakal Masuk Enam Hari Lagi, Orang Tua dan Siswa Siap-Siap Kaget Total

4 hours ago 2
PelajarPelajar SMA. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wacana kembalinya sistem enam hari sekolah di Jawa Tengah semakin terang benderang setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah memastikan kesiapan teknis untuk menerapkannya pada semester mendatang. Keputusan ini diambil setelah evaluasi panjang terkait padatnya jadwal full day school lima hari yang ternyata membuat banyak siswa kelelahan secara fisik maupun mental.

Kepala Disdikbud Jateng, Sadimin, menegaskan bahwa langkah-langkah strategis sudah disiapkan, termasuk redistribusi guru agar lokasi mengajar lebih dekat dengan domisili mereka. Langkah ini diharapkan mengoptimalkan performa guru sekaligus mendukung ritme pembelajaran pada sistem baru. Ia menyebut efisiensi jarak menjadi faktor penting untuk menjaga kualitas tenaga pendidik di tengah perubahan pola sekolah.

Sadimin juga mengungkapkan bahwa fokus utama perubahan ini adalah kondisi siswa. Durasi belajar 10 jam sehari dinilai tidak manusiawi bagi remaja yang masih membutuhkan ruang untuk tumbuh, bersosialisasi, dan mengembangkan minat lain. Dengan kembali ke model enam hari sekolah, siswa diharapkan memiliki waktu yang lebih proporsional untuk TPQ, kegiatan ekstrakurikuler, hingga pengembangan bakat non-akademik.

Meski demikian, ia mengakui bahwa pemerataan pemindahan guru belum bisa sepenuhnya ideal karena ketidakseimbangan antara jumlah tenaga pendidik dan lokasi sekolah yang tersedia. Namun, upaya ini terus dikejar demi memastikan kebijakan berjalan efektif.

Sejalan dengan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun sedang mematangkan kajian menyeluruh dengan menggandeng akademisi dan elemen masyarakat. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa sistem lima hari sekolah awalnya dibuat untuk memberi ruang anak berkumpul dengan keluarga. Namun kenyataannya, banyak orang tua bekerja enam hingga tujuh hari seminggu sehingga muncul satu hari penuh di mana anak tidak terpantau.

Menurutnya, hal ini berpotensi membuat anak lebih rentan terhadap pengaruh buruk ketika berada di luar pengawasan. Kebijakan enam hari sekolah dianggap mampu menutup celah tersebut sekaligus memperkuat perlindungan terhadap peserta didik. Pemerintah provinsi juga menekankan bahwa keputusan final tetap akan berdasar pada masukan para pakar pendidikan, perguruan tinggi, serta unsur legislatif.

Taj Yasin menambahkan bahwa penerapan awal akan fokus pada SMA dan SMK sesuai kewenangan Pemprov Jawa Tengah. Namun peluang untuk memperluas kebijakan hingga ke jenjang SD, SMP, TK, dan PAUD—yang berada di bawah kabupaten/kota—tetap terbuka bila dianggap relevan.

Kembalinya enam hari sekolah ini kini menjadi bahan perbincangan di kalangan orang tua, guru, dan siswa. Banyak yang menunggu bagaimana implementasinya nanti, terutama terkait jam belajar, beban guru, hingga aktivitas tambahan yang dapat diikuti siswa setelah jam sekolah berakhir. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|