Inilah dusgrip dengan berbagai corak produksi dari usaha konveksi milik Sriyono di Delanggu | Foto: Dok. Penulis
DELANGGU, JOGLOSEMARNEWS.COM — Usaha pembuatan dusgrip di wilayah Delanggu kian menunjukkan kontribusinya terhadap perekonomian warga, terutama bagi ibu rumah tangga. Salah satunya adalah usaha yang dikelola oleh Sriyono, di mana industri rumahan ini telah beroperasi sejak 2023 dan menyerap tenaga kerja dari sejumlah desa di sekitarnya.
Berangkat dari persoalan kain sisa yang tak terjual di usaha jual beli kain miliknya, Sriyono justru melihat peluang. Kain-kain yang dianggap kurang layak jual itu kemudian diolah kembali menjadi produk bernilai guna, seperti dusgrip dan tempat pensil.
“Kalau orang beli kain kan pilih yang bagus, yang kurang bagus tidak laku. Rugi kalau dibiarkan. Akhirnya kain-kain itu saya pakai buat bikin souvenir seperti dusgrip atau tempat pensil,” tuturnya.
Tak hanya kain, bahan sisa lain seperti busa juga dimanfaatkan kembali. Selain untuk menekann limbah produksi, langnakh ini sekaligus juga membuka peluang usaha berkelanjutan yang memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Tumpukan kain adalah bahan baku utama usaha konveksi milik Sriyono di Delanggu |Foto: Dok. Penulis
Saat ini, sekitar lima pekerja terlibat dalam berbagai tahapan produksi, mulai dari pemotongan busa, pengeleman kain, pemasangan resleting, hingga proses jahit akhir. Para pekerja berasal dari sejumlah desa di sekitar Delanggu dan mengerjakan pesanan dari rumah masing-masing dengan sistem borongan berbasis kode produksi.
Besaran upah borongan bervariasi, berkisar antara Rp3.000 hingga Rp4.000 per kodi, tergantung jenis souvenir yang dikerjakan. Dalam sepekan, industri rumahan ini mampu memproduksi sekitar 400 kodi barang. Seluruh hasil produksi kemudian dikirim ke agen untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai wilayah, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa, seperti Bali dan Sumatra. Bahkan, sebagian produk telah menembus pasar luar negeri hingga Malaysia.
Meski demikian, Sriyono tak menampik adanya tantangan dalam pengelolaan usaha. Salah satunya berkaitan dengan distribusi produk. “Kalau stok sudah banyak tapi pengiriman tertunda, itu jadi kendala,” ujarnya.
Ia berharap roda usahanya terus berputar lancar agar tetap mampu memberi penghasilan bagi para ibu rumah tangga yang terlibat. Sriyono menegaskan komitmennya menjaga prinsip kejujuran dalam berusaha. “Ada beberapa juragan yang cuma bayar kalau kain batiknya sudah laku, itu tidak baik. Saya ingin usaha ini tetap jujur dan menghidupi para pekerja,” katanya.
Salah satu pekerja, Dina Nurkhayati, mengaku telah bergabung sejak 2023. Ia memilih pekerjaan ini karena fleksibilitas waktu yang ditawarkan. “Bisa isi waktu luang di rumah, tetap bisa dapat uang,” tuturnya.
Dina mengerjakan bagian finishing dan rata-rata mampu menyelesaikan sekitar 10 kodi per hari, atau sekitar 50 kodi dalam lima hari kerja. Menurutnya, penghasilan dari pekerjaan tersebut cukup membantu menambah pemasukan keluarga. “Lumayan buat uang jajan anak atau keperluan rumah,” pungkasnya.
Bekerja dari rumah menjadi keunggulan tersendiri bagi Dina. Ia tetap bisa membagi waktu antara memasak, mengurus anak, dan menyelesaikan pekerjaan jahitan. Namun, di balik fleksibilitas tersebut, tantangan tetap muncul, terutama ketika peralatan kerja bermasalah.
“Kalau banyak orderan tapi mesin tidak diajak kerja sama, misalnya benang sering putus, itu yang jadi hambatan,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski demikian, Dina bersama para pekerja lainnya berharap usaha pembuatan dusgrip ini dapat terus berjalan dan pesanan tetap mengalir. “Semoga orderannya tidak putus, jadi tetap ada pemasukan,” harapnya.
Keberadaan industri rumahan dusgrip di Delanggu kini menjadi alternatif lapangan kerja yang fleksibel bagi ibu rumah tangga. Di sisi lain, usaha ini juga mendorong pemanfaatan limbah kain menjadi produk bernilai jual. Seiring tumbuhnya usaha semacam ini, roda ekonomi keluarga hingga tingkat desa pun ikut bergerak. [*]
Nasywa Handa Fitriaya
Mahasiswi Semester 3
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Universitas Sebelas Maret
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

9 hours ago
3

















































