Kurnia Hamdani, Kandidat Kuat Pimpin PWI Labuhanbatu

2 days ago 9

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO – Sosoknya selalu gelisah menyikapi kondisi fakta dan aktualitas (faktual) para pekerja pers. Khususnya, perkembangan cara kerja wartawan. Membuatnya, sering merenung cara dan solusi menghadapi perkembangan dunia jurnalistik di tengah era digital yang serba cepat dan instan saat ini.

Dilematika itu, memunculkan penilaiannya tentang membuat kian sunyi terdengar lagi kisah wartawan yang konsisten menjunjung tinggi idealisme. Ruh jurnalistiknya ingin bisa bersama rekan jurnalistik lainnya berjuang untuk menjaga makna cermin kehormatan pers yang layak dikenang.

Tersebutlah, sosok Kurnia Hamdani. Merupakan salah satu wartawan yang eksis di Kabupaten Labuhanbatu. Dinilai banyak pihak berpengaruh di daerahnya. Diantara segelintir pewarta, namanya mencuat sebagai figur teguh berprinsip.

Lebih dari sekadar menulis berita, kerap menyentuh spirit sesama jurnalis agar terus belajar. Bahkan, dalam tulisan-tulisannya turut mengangkat isu-isu kemanusiaan, sosial, hingga hukum yang menyentuh kepentingan masyarakat.

Berawal dari kehidupan sederhana sebagai anak Kerani di PT Perkebunan Nusantara 9 Tembakau, menjadi semangat perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam dunia jurnalistik.

Kurnia bukanlah wartawan biasa. Tulisannya sarat empati. Mampu menyentuh nurani publik dengan idealisme sebagai pijakan. Meskipun kerap menghadapi tekanan dari pelbagai pihak.

Pendekatannya yang bijak dan terukur terhadap narasumber memungkinkan menggali informasi yang unik. Lalu, mengolah menjadi cerita yang menggambarkan kompleksitas sisi kemanusiaan secara utuh.

Beberapa karyanya yang paling berkesan, meliputi laporan tentang kekerasan oleh pejabat terhadap warga kecil. Pengungkapan pelarian bandar narkoba, jaringan narkotika, sejarah geng motor di Labuhanbatu. Dan, isu difabel hingga kisah pemudik yang lolos dari penyekatan Riau-Sumut saat pandemi COVID-19.

Dalam berbagai penugasan, Kurnia mengaku sering menghadapi tekanan dan respon negatif. Terutama saat menelusuri isu sensitif yang menyudutkan kepentingan tertentu. Baginya, tekanan justru menjadi bahan bakar yang kian melecut semangat, terutama saat berada di titik terendah dalam mengungkap kebenaran.

“Tekanan dan ancaman itu pasti ada. Tapi kita harus menyikapinya dengan bijak. Menjadi wartawan bukan perkara mudah. Ketika kita mencoba mengungkap fakta, justru tekanan datang dari pihak-pihak yang terganggu. Tapi buat saya, itu tantangan,” ujar Kurnia, Selasa 27 Mei 2025 di Rantauprapat.

Tercatat sebagai pewarta di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) www.sumut.antaranews.com, Kurnia menekankan pentingnya menjaga etika profesi. Baginya, profesionalisme dibangun dari integritas yang konsisten.

Ia juga berharap para pemangku kebijakan lebih terbuka terhadap wartawan, agar fungsi kontrol sosial media berjalan maksimal. Hal ini penting bukan hanya untuk menjamin transparansi tapi juga mencegah penyebaran disinformasi.

“Etika itu krusial untuk menjaga kredibilitas. Kalau satu wartawan melanggar etika, bisa berdampak ke semuanya. Kita harus saling menjaga. Seorang wartawan tentu tak akan mewawancarai narasumber yang tidak kompeten. Maka, pejabat pun harus siap menjalani proses jurnalistik secara terbuka,” jelasnya.

Kurnia juga menyampaikan harapan agar tidak ada lagi diskriminasi terhadap wartawan. Terkhusus di Labuhanbatu. Sehingga, akan lahir karya jurnalistik yang mampu membentuk kesadaran untuk kepentingan publik.

Baginya, karya jurnalistik tidak menjadi alat penghukuman yang sembrono. Keadilan harus lebih diutamakan dibanding sekadar mengejar sensasi atau kepentingan tertentu.

Setelah 15 tahun bergelut di dunia jurnalistik berpesan kepada insan pers untuk bijak, dan berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang dapat merugikan masyarakat.

Kurnia percaya, kunci menjadi wartawan profesional terletak pada kemauan untuk terus membaca dan belajar.

“Wartawan itu seperti pisau bermata dua. Harus digunakan oleh tangan yang tepat dengan hati-hati. Intinya kesadaran,” ujarnya.

Konferda PWI

Medio Juli 2025, struktur kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Labuhanbatu akan menggelar Konferensi Daerah (Konferda). Perubahan dan perombakan struktur memicu gelombang dukungan mendorong Kurnia Hamdani untuk maju sebagai kandidat pimpinan Ketua PWI Labuhanbatu periode 2025.

Pengalaman Kurnia di organisasi yang bervisi profesional dan bermartabat di era transformasi lanskap media dengan spirit kebangsaan, kebebasan, dan kreativitas digital, itu sudah matang.

Debutnya dalam PWI sejak tahun 2010. Ketika pertama kali mengantongi kartu PWI. Kemudian, kali pertama menjadi Sekretaris PWI Labuhanbatu pada periodeisasi 2013-2016. Dan, teranyar juga sebagai Sekretaris PWI Labuhanbatu pada periode 2022-2025.

Tentu, asam garam berorganisasi dan pengalamannya dalam merangkul sesama wartawan sudah tak diragukan lagi. Misinya punya niat baik untuk memajukan dunia jurnalistik di Labuhanbatu, pada khususnya.

Kelayakan meneruskan tongkat kepemimpinan PWI Labuhanbatu cukup didukung banyak sektor. Termasuk dukungan suara dari dalam PWI Labuhanbatu sendiri. Dimana, sebanyak 23 anggota PWI dan diantaranya sembilan orang anggota biasa yang memiliki hak suara.

Selain itu, kepantasannya sebagai kandidat karena selain anggota biasa PWI, juga berstatus kompeten sebagai wartawan madya versi UKW pada tahun 2021.
Berlabel wartawan madya, tulisan karyanya tak diragukan lagi. Minim cacat kalimat ejaan yang disempurnakan (EYD) yang membuat redaktur terbantu dalam pengeditan kiriman naskah-naskah beritanya. Semoga gelombang dukungan kian deras untuk suksesinya kedepan.(fdh)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|