Mahasiswa Arsitektur UNS Dorong Penguatan Desa Rotan Trangsan Lewat JALIN 2025

3 hours ago 3
Kegiatan JALIN 2025 yang diselenggarakan oleh Mahasiswa MBKM Arsitektur UNS, dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Arsitektur, mahasiswa asing dari Belanda, serta perangkat Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo | Foto: Dok. Tim Mahasiswa MBKM Arsitektur UNS

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Upaya memperkuat identitas Desa Trangsan sebagai sentra industri kreatif rotan terus dilakukan oleh kalangan mahasiswa UNS Surakarta.

Salah satunya adalah kegiatan diseminasi bertajuk JALIN 2025 oleh Mahasiswa Arsitektur UNS dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berlangsung di Balai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (26/9/2025).

Diseminasi melibatkan berbagai unsur desa, mulai dari Kepala Desa, Kepala Dukuh, Ketua Klaster, Pokdarwis, BUMDes, Ketua RT/RW, hingga para pengrajin rotan setempat. Sejumlah mahasiswa Arsitektur UNS serta mahasiswa internasional dari Belanda juga turut hadir sebagai peserta.

Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing dalam kegiatan MBKM ini menjelaskan, JALIN 2025 bertujuan menyamakan pemahaman seluruh pihak mengenai ruang desa, potensi sosial, serta arah pengembangan kawasan.

Proses exhibition dan pengenalan tim Mahasiswa UNS Surakarta terhadap perajin rotan di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo secara lebih dekat | Foto: Dok. Tim Mahasiswa MBKM Arsitektur UNS

Salah satu fokus utama kegiatan itu adalah memperkenalkan Green Map (Peta Hijau) sebagai alat pemetaan potensi lokal yang mudah dibaca dan dapat digunakan warga dalam aktivitas sehari-hari.

“Green Map bukan produk sekali jadi, melainkan alat kerja bersama warga untuk mengambil keputusan,” ujar Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T., atau yang akrab disapa Ibu Rully.

Beliau menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Kemitraan Kemasyarakatan Internasional dan Hibah Proyek Membangun Desa 2025 dengan judul Strategi Perencanaan dan Pengembangan Identitas Kawasan Desa Wisata Industri Kreatif Rotan di Desa Trangsan.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang dinaungi oleh Program Studi Arsitektur UNS dan juga Urban and Rural Design Center (URDC) UNS ini melibatkan Tim MBKM Arsitektur Angkatan 2022 yang diketuai oleh Fransiskus Yosua Yoga dengan beranggotakan Aura Rekha Zein, Alyandi Arfah Kallolo, Muhammad Zulvan, Rafi Andhika, Aqila Yuditya Aghna, Saifuddin Azzam’ Wirakusuma, dan Dinda Wulandari.

Tim tersebut juga berkolaborasi dengan Tim MBKM Angkatan 2023 yang beranggotakan Fransisca Ayu, Calista Malva, Chikita Natalia, Kuwinta Dhara, Muhammad David Pandya, Muhammad Hafidz Ramadhan, Roisa Dzakiya, dan Titan Maharani.

Dukungan lintas disiplin juga datang dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, khususnya Program Studi Desain Interior dan Laboratorium Desain Budaya.

Materi diseminasi difokuskan pada pengenalan konsep Green Map, isi peta, serta cara membacanya. Peserta diajak mencoba langsung, memberikan masukan, dan menilai sejauh mana peta tersebut menjawab kebutuhan di lapangan. Hasilnya, peta akan terus disempurnakan agar relevan, mudah diakses, dan benar-benar bermanfaat bagi seluruh warga desa.

Selain diseminasi, Tim MBKM Arsitektur UNS juga menggelar pameran profil pengrajin rotan melalui poster dan leaflet informatif. Materi pameran menampilkan sosok pengrajin, keahlian yang dimiliki, serta proses produksi rotan yang berlangsung di lingkungan rumah. Penyajian dibuat sederhana dengan visual yang jelas agar mudah dipahami oleh pengunjung dari berbagai latar belakang.

Tim MBKM Arsitektur UNS sedang memandu kegiatan Fun Trail bersama mahasiswa asing, dosen, dan perangkat Desa Trangsan dengan menyusuri kawasan Dukuh Jamur dan Kramat, Desa Trangsan sambil mempraktikkan penggunaan Green Map yang telah dibuat | Foto: Dok. Tim Mahasiswa MBKM Arsitektur UNS

Pameran tersebut menjadi ruang temu antara perajin, mahasiswa, dan perangkat desa untuk membuka peluang promosi serta kolaborasi. Publikasi yang rapi dan mudah dibawa pulang diharapkan dapat memperkuat pemasaran produk, memperluas jaringan penjualan, sekaligus meneguhkan posisi Desa Trangsan sebagai sentra kerajinan rotan.

Rangkaian kegiatan JALIN 2025 ditutup dengan trail edukasi menyusuri kampung pengrajin. Peserta diajak mengunjungi rumah-rumah produksi, menyaksikan langsung proses pengolahan rotan dari bahan baku hingga menjadi produk jadi, serta berdialog langsung dengan para pengrajin.

Dalam kegiatan tersebut, warga ditempatkan sebagai narasumber utama, sementara mahasiswa dan tamu berperan sebagai pembelajar aktif. Pendekatan itu membuat proses belajar tidak berhenti di ruang kelas, tetapi menyatu dengan realitas kehidupan desa.

Kepala Desa Trangsan, Mujiman, mengapresiasi pelaksanaan program tersebut. “Saya sangat mengapresiasi program Kampus Merdeka ini yang dilakukan dengan penuh semangat. Harapannya program ini membawa manfaat, berkelanjutan, dan menghasilkan dampak yang luar biasa, baik bagi kampus maupun desa,” ujarnya.

Melalui JALIN 2025, warga Desa Trangsan diharapkan semakin memahami Green Map sebagai alat pemetaan potensi lokal dan isu lingkungan. Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran nyata bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam dinamika kehidupan masyarakat, sesuai dengan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|