Masyaallah! Jasad Santri Korban Dugaan Penganiayaan Berbau Wangi Pasca Makam Dibongkar, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan

11 hours ago 3
MakamIlustrasi Ekshumasi. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Fakta mengejutkan terungkap dalam kasus meninggalnya MMA (12), santri Pondok Pesantren Santri Manjung, Wonogiri, yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh rekan sesama santri. Saat dilakukan ekshumasi, kondisi jasad korban justru membuat banyak pihak terdiam.

Polres Wonogiri menggelar ekshumasi atau penggalian makam jenazah MMA pada Jumat (19/12/2025). Proses ekshumasi dilakukan di kompleks makam wilayah Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, tempat korban dimakamkan sebelumnya.

Ekshumasi ini dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan lanjutan guna memastikan penyebab kematian korban secara medis dan objektif, menyusul mencuatnya dugaan penganiayaan yang sebelumnya ramai dibicarakan warga.

Kondisi Jasad Santri Berbau Wangi 

Dalam proses ekshumasi tersebut, tim penyidik mendapati sejumlah luka lebam di tubuh korban yang menguatkan dugaan adanya kekerasan fisik sebelum MMA meninggal dunia. Namun, yang paling menyita perhatian adalah kondisi jasad korban yang dinilai sangat tidak biasa.

Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sadewo, mengungkapkan bahwa jasad MMA ditemukan dalam kondisi bersih, utuh, kering, dan tidak mengeluarkan bau menyengat sebagaimana umumnya jenazah yang telah dimakamkan beberapa hari.

“Tidak ada bau menyengat, malah wangi, kering, tidak kaku,” ungkap Iptu Agung Sadewo kepada wartawan.

Temuan ini sontak mengundang perhatian publik, terlebih masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan jalannya ekshumasi. Meski demikian, polisi menegaskan bahwa seluruh proses tetap berfokus pada aspek hukum dan medis.

Hingga saat ini, penyidik Polres Wonogiri telah memeriksa sedikitnya sembilan orang santri yang berada di lingkungan pondok pesantren tempat korban menimba ilmu.

“Kami masih melakukan pendalaman. Perkembangannya akan kami sampaikan,” ujar Iptu Agung Sadewo.

Selain memeriksa saksi-saksi, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti penting. Di antaranya pakaian korban, hasil rontgen, cairan tipe-x, serta rekam medis yang berkaitan dengan penanganan MMA sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Terkait penyebab pasti kematian korban, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan forensik pasca-ekshumasi. Hasil tersebut akan menjadi dasar utama penentuan unsur pidana dalam kasus ini.

Dugaan Pemicu Penganiayaan Terungkap

Dalam keterangan awal penyidik, dugaan sementara pemicu penganiayaan terhadap MMA disebut berawal dari persoalan sepele. Korban diduga tidak mengindahkan perintah atau ajakan santri lain untuk mandi dan mencuci pakaian.

Meski demikian, polisi menegaskan bahwa semua keterangan masih akan diuji dan dikonfirmasi melalui pemeriksaan lanjutan serta hasil medis.

Kasus ini diketahui tidak langsung terungkap pada hari kematian korban. MMA meninggal dunia pada Senin (15/12/2025) dan telah dimakamkan. Namun, cerita mengenai adanya lebam di tubuh korban mulai beredar di masyarakat dan akhirnya sampai ke aparat kepolisian.

Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, menyebut pihaknya memilih bertindak cepat untuk mencegah berkembangnya spekulasi liar.

“Daripada berkembang jadi isu liar, kami memilih langsung lidik tuntas,” tegas Kapolres.

Sejak saat itu, polisi mulai memeriksa saksi-saksi, termasuk pihak pondok pesantren, serta menggali keterangan dari anak-anak yang diduga terlibat. Fokus utama penyelidikan adalah memastikan apakah kematian korban berkaitan langsung dengan tindakan kekerasan.

Kapolres menegaskan bahwa ekshumasi menjadi langkah krusial untuk mencocokkan keterangan saksi dengan kondisi medis korban.

“Ekshumasi perlu untuk memastikan apakah penyebab kematian sesuai atau tidak dengan keterangan anak-anak itu,” jelasnya.

Hasil pemeriksaan forensik akan menjadi penentu apakah kasus ini mengarah pada dugaan tindak pidana kekerasan yang menyebabkan kematian.

Dalam penanganan perkara ini, pihak pengasuh Pondok Pesantren Santri Manjung dinilai kooperatif. Bahkan, pengasuh pondok menyerahkan langsung para santri yang diduga terlibat kepada kepolisian untuk diperiksa.

Kapolres menegaskan bahwa penanganan kasus ini tidak ditujukan pada institusi tertentu, melainkan murni pada peristiwa dan individu yang terlibat.

“Kejadian ini jangan sampai terulang. Kami akan memberikan imbauan, termasuk pemasangan CCTV dan pengawasan yang lebih ketat,” ujarnya.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, MMA yang masih duduk di bangku kelas VII SMP sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, kondisi korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Senin (15/12/2025).

Kasus ini masih terus bergulir. Polisi memastikan proses hukum akan berjalan profesional dan transparan hingga seluruh fakta terungkap. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|