Muslim Bekerja di Peternakan Babi, Investor Klaim Punya Aturan Ketat agar Tak Langgar Syariat

1 day ago 9
BabiDiskusi soal rencana pendirian peternakan babi di Baturetno Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pernyataan mengejutkan terlontar dari perwakilan calon investor peternakan babi yang rencananya akan didirikan di Desa Sendangrejo dan Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno Wonogiri. Ternyata, sebagian pekerja mereka adalah muslim.

Hal ini sontak memicu polemik di tengah derasnya gelombang penolakan dari masyarakat dan tokoh agama setempat. Dalam forum diskusi terbuka di Pendopo Kecamatan Baturetno, Minggu (25/5/2025), Heru, perwakilan investor, secara blak-blakan mengaku bahwa perusahaannya mempekerjakan banyak orang muslim di sektor peternakan babi.

Namun ia buru-buru menegaskan bahwa ada prosedur ketat yang diterapkan agar para pekerja tetap bisa bekerja tanpa menyalahi ajaran agama.

“Mereka bekerja memakai APD lengkap. Tidak bersentuhan langsung dengan babi. Bahkan, kalau ketahuan mengonsumsi daging babi, langsung kami beri SP dan keluarkan,” ujar Heru.

Sementara itu, investor lainnya, Arif, berujar bahwa pihaknya tidak akan memaksakan kehendak.

“Kami ini tamu, manut apa kata tuan rumah. Kalau warga tidak setuju, kami tidak akan lanjut. Tapi kalau diminta bangun masjid, jalan, CSR, sampai setoran PAD, semua kami turuti, asal suasana kondusif,” ucap Arif.

Pernyataan ini lantas memantik respons beragam. Bagi sebagian masyarakat, keberadaan karyawan muslim di peternakan babi tetap dianggap tidak pantas dan tidak berkah, meski dengan segala standar dan pelindung.

Namun prinsipnya tokoh agama dan masyarakat sangat setuju dengan adanya investasi lantaran banyak mendatangkan manfaat. Hanya saja bukan lantas investasi di hal-hal yang diharamkan.

“Itu tetap haram. Bekerja di industri haram, gaji yang diterima juga tidak barokah,” tegas Yusuf Darmawan, perwakilan MTA. Ia menyebut bahwa larangan syariat sudah sangat jelas, dan peringatan Nabi soal dampak dari mengais rezeki dari barang haram tidak bisa dianggap enteng.

Dari sisi warga dan tokoh agama, penolakan tetap bulat. Takmir Masjid Wonokerso dan perwakilan Muhammadiyah tegas menolak, bahkan menyarankan agar jenis ternak diganti saja.

“Kalau mau ayam, sapi, silakan. Tapi kalau babi, mohon maaf, tidak bisa kami terima,” kata Ari Prasmono dari Muhammadiyah.

Hal senada diungkapkan Mbah Dedi AlJawi, Parman Hanif, maupun Dalyono Yusuf. Mereka menyatakan sangat mendukung investasi, tapi jangan babi atau yang diharamkan. Seandainya investasi ternak lainnya seperti unggas, maka sangat didukung. Terlebih selama ini sudah banyak didirikan peternakan ayam di kawasan Kecamatan Baturetno Wonogiri.

Ditekankan pula bahwa selama ini Baturetno sudah sangat kondusif dan guyub rukun. Hal ini mesti dijaga dan dirawat bersama-sama.

Anggota DPRD Wonogiri Lutfi Angga Pradana mengingatkan agar semua proses dilakukan secara terbuka dan bersih, demi menghindari konflik sosial.

“Harus clean and clear,” tandas dia. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|