MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-61 dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025, RSUD dr Pirngadi Medan menyelenggarakan Seminar Ilmiah Kesehatan bertema “Kesehatan Mental dan Dampak Bullying”, Kamis (23/10/2025).
Kegiatan ini diadakan di Aula RSUD dr Pirngadi Medan dan dihadiri oleh peserta dari Dinas Kesehatan Kota Medan, RSUD dr Pirngadi Medan, serta RSUD H. Bachtiar Djafar Medan.
Seminar menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Ketua SMF Psikiatri RSUD dr Pirngadi Medan dr Mawar Gloria Tarigan, SpKJ (K) dan Psikolog Klinis RSUD H. Bachtiar Djafar Medan, Terendienta Pinem, MPsi.
Keduanya membahas berbagai aspek psikologis dan sosial terkait dampak bullying, serta pentingnya peran lingkungan dalam menjaga kesehatan mental individu.
Dalam paparannya, dr Mawar Gloria Tarigan menekankan bahwa bullying tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga menimbulkan luka psikologis mendalam.
“Bullying adalah bentuk kekerasan psikologis yang dapat memicu stres, kecemasan, hingga depresi. Karena itu, penting bagi keluarga, sekolah, dan lingkungan kerja untuk menciptakan ruang aman bagi setiap individu,” ujar dr Mawar.
Sementara itu, Terendienta Pinem, MPsi, Psikolog menyoroti aspek psikologi perkembangan dan pentingnya deteksi dini pada korban perundungan.
Ia menjelaskan bahwa trauma akibat bullying dapat menghambat kemampuan sosial dan emosional seseorang jika tidak ditangani dengan tepat.
“Perlu pendekatan empatik dan suportif, bukan hanya bagi korban, tetapi juga pelaku, agar siklus kekerasan psikologis ini bisa dihentikan. Pendampingan dari psikolog dan tenaga kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting,” jelas Terendienta.
Acara juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang diwakili oleh dr Pocut, yang dalam sambutannya mengapresiasi langkah RSUD dr Pirngadi dalam menyelenggarakan kegiatan ilmiah yang relevan dengan tantangan sosial saat ini.
“Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan masyarakat. Edukasi seperti ini penting agar tenaga kesehatan memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap masalah psikologis pasien,” tutur dr Pocut.
Seminar berjalan interaktif, diwarnai dengan sesi tanya jawab dan diskusi mendalam seputar strategi pencegahan bullying di lingkungan kerja dan layanan kesehatan. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan hingga akhir acara.
Melalui kegiatan ini, RSUD dr Pirngadi Medan berharap dapat memperkuat sinergi antarinstansi kesehatan dalam meningkatkan literasi masyarakat mengenai kesehatan mental serta membangun lingkungan sosial yang lebih inklusif dan bebas perundungan.
“Kami ingin mengingatkan bahwa kesehatan mental adalah hak setiap orang. Dengan memahami dampak bullying, kita semua dapat berperan aktif menciptakan lingkungan yang sehat dan penuh empati,” pungkas dr Mawar Gloria Tarigan. (ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-61 dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025, RSUD dr Pirngadi Medan menyelenggarakan Seminar Ilmiah Kesehatan bertema “Kesehatan Mental dan Dampak Bullying”, Kamis (23/10/2025).
Kegiatan ini diadakan di Aula RSUD dr Pirngadi Medan dan dihadiri oleh peserta dari Dinas Kesehatan Kota Medan, RSUD dr Pirngadi Medan, serta RSUD H. Bachtiar Djafar Medan.
Seminar menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Ketua SMF Psikiatri RSUD dr Pirngadi Medan dr Mawar Gloria Tarigan, SpKJ (K) dan Psikolog Klinis RSUD H. Bachtiar Djafar Medan, Terendienta Pinem, MPsi.
Keduanya membahas berbagai aspek psikologis dan sosial terkait dampak bullying, serta pentingnya peran lingkungan dalam menjaga kesehatan mental individu.
Dalam paparannya, dr Mawar Gloria Tarigan menekankan bahwa bullying tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga menimbulkan luka psikologis mendalam.
“Bullying adalah bentuk kekerasan psikologis yang dapat memicu stres, kecemasan, hingga depresi. Karena itu, penting bagi keluarga, sekolah, dan lingkungan kerja untuk menciptakan ruang aman bagi setiap individu,” ujar dr Mawar.
Sementara itu, Terendienta Pinem, MPsi, Psikolog menyoroti aspek psikologi perkembangan dan pentingnya deteksi dini pada korban perundungan.
Ia menjelaskan bahwa trauma akibat bullying dapat menghambat kemampuan sosial dan emosional seseorang jika tidak ditangani dengan tepat.
“Perlu pendekatan empatik dan suportif, bukan hanya bagi korban, tetapi juga pelaku, agar siklus kekerasan psikologis ini bisa dihentikan. Pendampingan dari psikolog dan tenaga kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting,” jelas Terendienta.
Acara juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang diwakili oleh dr Pocut, yang dalam sambutannya mengapresiasi langkah RSUD dr Pirngadi dalam menyelenggarakan kegiatan ilmiah yang relevan dengan tantangan sosial saat ini.
“Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan masyarakat. Edukasi seperti ini penting agar tenaga kesehatan memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap masalah psikologis pasien,” tutur dr Pocut.
Seminar berjalan interaktif, diwarnai dengan sesi tanya jawab dan diskusi mendalam seputar strategi pencegahan bullying di lingkungan kerja dan layanan kesehatan. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan hingga akhir acara.
Melalui kegiatan ini, RSUD dr Pirngadi Medan berharap dapat memperkuat sinergi antarinstansi kesehatan dalam meningkatkan literasi masyarakat mengenai kesehatan mental serta membangun lingkungan sosial yang lebih inklusif dan bebas perundungan.
“Kami ingin mengingatkan bahwa kesehatan mental adalah hak setiap orang. Dengan memahami dampak bullying, kita semua dapat berperan aktif menciptakan lingkungan yang sehat dan penuh empati,” pungkas dr Mawar Gloria Tarigan. (ila)

23 hours ago
4

















































