PHK Massal Dagangan Sepi UMKM Megap-megap! Tapi Ingat, Berjualan Itu Ibadah dan Jalan Rezeki dari Allah!

12 hours ago 3
RamadanBisnis busana muslim menjadi ladang cuan tersendiri selama Ramadan 2025. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ekonomi lagi lesu, harga kebutuhan naik, dan yang jualan makin banyak. Tapi pembelinya? Seakan-akan ngilang entah ke mana.

Banyak pelaku UMKM curhat: dagangan makin susah laku, persaingan makin sengit, dan penghasilan makin seret.

Fenomena ini makin terasa ketika gelombang PHK massal melanda berbagai sektor, mulai dari pabrik, start-up, hingga ritel besar. Tak heran, banyak yang banting setir jadi pedagang. Jualan online, buka warung kecil, jual makanan di pinggir jalan—apa pun dilakukan demi menyambung hidup.

Namun justru di tengah kondisi seperti inilah, para pejuang rupiah di jalan dagang harus terus dikuatkan. Jangan minder, jangan lelah, dan jangan menyerah. Karena sejatinya, berdagang itu bukan cuma soal cuan, tapi juga ladang pahala.

Ingatlah pesan Rasulullah SAW:
Pedagang yang jujur dan amanah akan dikumpulkan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada” (HR. Tirmidzi).

Betapa mulianya seorang pedagang dalam Islam, terutama jika dia tetap menjunjung kejujuran dan tidak curang dalam timbangan. Bukan cuma menghidupi keluarga, tapi juga menjadi jalan keberkahan bagi banyak orang.

Motivasi ini penting! Karena kadang kita sibuk melihat toko sebelah yang ramai, melihat jualan orang lain yang viral, lalu merasa diri gagal. Padahal, rezeki setiap orang sudah diatur. Tinggal bagaimana kita menjemputnya dengan penuh semangat dan sabar.

Bukan cuma soal produk atau harga, tapi juga doa dan niat yang lurus.

Berjualan di masa sulit memang penuh tantangan, tapi juga penuh peluang. Banyak orang justru sukses memulai dari keterpaksaan. Kuncinya: jangan berhenti bergerak. Hari ini mungkin belum laku, tapi esok siapa tahu Allah datangkan pembeli yang tak disangka-sangka.

Dan inilah suara hati para pedagang pemula yang tak menyerah meski sering “puasa pembeli”:

“Kadang dari pagi sampai malam, satu pun nggak ada yang beli. Tapi saya tetap buka lapak. Saya yakin, Allah lihat usaha saya,” ujar Sri, penjual kue keliling

“Jualan nasi uduk baru dua minggu. Belum balik modal, tapi saya nggak putus asa. Selama ini kerja ikut orang, sekarang waktunya usaha sendiri. Sepi nggak apa-apa, yang penting halal,” Yanto, mantan karyawan pabrik

“Dulu malu, sekarang saya bangga bisa jualan sendiri. Kadang sepi, tapi saya tetap syukuri. Setiap hari saya niatkan ini buat ibadah dan cari ridha Allah,” Lilik, pedagang baju keliling.

Mereka tidak viral, tidak masuk TV, tapi mereka luar biasa. Mereka adalah wajah sejati ketangguhan rakyat kecil yang tidak menyerah oleh keadaan.

Terus semangat, para pejuang nafkah! Karena setiap langkahmu membawa berkah, dan setiap keringatmu bernilai ibadah. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|