
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ingin tahu dampak dari praktik culas dan mental koruptor para bos Pertamina? Lihat saja yang terjadi di Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat. Sejumlah pengendara sepeda motor berbondong-bondong meninggalkan SPBU Pertamina dan memilih mengisi bahan bakar di SPBU Shell.
Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023 yang diungkap Kejaksaan Agung (Kejagung) memicu gelombang kekecewaan publik. Terungkap adanya praktik oplosan Pertalite menjadi Pertamax yang dilakukan oleh oknum di Pertamina Patra Niaga, membuat warga mulai meragukan kualitas bahan bakar di SPBU Pertamina.
Pantauan di SPBU Shell Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat menunjukkan lonjakan pengendara yang beralih mengisi BBM di sana. Salah satunya Julian (31), pengendara sepeda motor yang mengaku kecewa dengan kualitas Pertamax di SPBU Pertamina.
“Saya awalnya isi Pertamax, tapi sejak harganya naik dan muncul kabar oplosan, saya mulai ragu. Motor sering trouble dan tangki jadi kotor. Lebih baik saya beralih ke Shell,” ujar Julian saat ditemui, Rabu (26/2/2025).
Meski harga BBM di Shell lebih mahal, Julian tak mempermasalahkannya. “Harga lebih mahal sedikit, tapi kualitasnya lebih baik. Biasanya saya pakai Shell V-Power atau Shell Nitro,” tambahnya.
Pengaruh Isu Oplosan pada Pilihan Konsumen
Tak hanya Julian, peralihan konsumen dari Pertamina ke Shell juga terlihat di beberapa SPBU Pertamina seperti di Palmerah Utara, KS Tubun, dan Penjernihan. Di sana, antrean kendaraan bermotor lebih banyak mengisi Pertalite dibandingkan Pertamax.
Fendi (42), pengendara di SPBU Pertamina Palmerah Utara mengaku sebelumnya selalu menggunakan Pertamax. Namun, sejak harga Pertamax naik dan muncul isu oplosan, ia beralih ke Pertalite.
“Saya kecewa banget karena sudah lama jadi pemakai Pertamax. Takut mesin rusak, jadi lebih baik ganti Pertalite saja,” kata Fendi.
Masih Ada yang Setia pada Pertamax
Di tengah kekecewaan sebagian konsumen, masih ada yang setia menggunakan Pertamax. Apis (39), pengguna Pertamax di SPBU KS Tubun mengaku tidak mengalami masalah pada mesin motornya.
“Saya biasa pakai Pertamax dan tidak ada masalah. Warnanya juga tidak berubah, tidak seperti ada campuran. Rasanya beda kalau pakai Pertalite,” kata Apis.
Meski sempat curiga dan beralih ke Shell, Apis akhirnya kembali menggunakan Pertamax setelah merasa kualitasnya masih lebih baik dibandingkan Pertalite.
Hal senada diungkapkan oleh David dan Yohanes (23), dua mahasiswa yang ditemui di SPBU Pertamina Penjernihan. Mereka mengaku belum mendalami isu oplosan BBM dan tetap menggunakan Pertamax sesuai kondisi keuangan mereka.
“Kami belum baca berita soal oplosan secara mendetail, jadi masih isi Pertamax kalau ada uang lebih. Kalau lagi pas-pasan, ya pakai Pertalite,” ujar David.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina masih membantah adanya oplosan Pertalite dan Pertamax. Sementara itu, penyelidikan Kejagung terkait kasus dugaan korupsi di PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023 masih terus berlanjut.