Satu Tahun YouTube Shopping: Waktu Menonton Konten Belanja Melonjak 400% di Indonesia

2 hours ago 2

YouTube sebagai platform harian nomor 1 ini merupakan pilihan utama Gen Z untuk riset, di mana 90% mengandalkan kreator YouTube untuk rekomendasi pembelian. Ekosistem otentik ini, yang diperkuat oleh mitra seperti Lazada, menjamin dampak ekonomi yang berkelanjutan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – YouTube mendorong koneksi, budaya, dan bisnis yang tak tertandingi di Indonesia. Komitmen ini terlihat nyata di ranah video commerce. Sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang meluncurkan program afiliasi belanja di YouTube, Indonesia menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Sejak saat itu, waktu menonton konten belanja telah melonjak lebih dari 400% hanya dalam satu tahun1.

Lonjakan ini adalah bukti kepercayaan mendalam antara kreator dan pemirsa yang secara langsung diterjemahkan menjadi hasil bisnis yang nyata. Keberhasilan ini dibangun di atas skala yang tak tertandingi secara keseluruhan, di mana total waktu menonton kian naik sebesar 20% dari tahun ke tahun, mengukuhkan posisi YouTube sebagai platform video harian nomor satu bagi masyarakat Indonesia.

Veronica Utami, Country Director Google Indonesia menjelaskan, “Ini fenomena yang sangat menarik dan Youtube melihat hal ini sebagai sesuatu yang penting untuk terus kita dukung, karena  salah satu prinsip bagi kami di Google adalah bagaimana kita bisa menciptakan ekosistem yang terbuka. Selama satu tahun ini kami melihat antusiasme masyarakat dan potensinya yang besar, serta tentunya membantu ekonomi para kreator dan memberi dampak bagi brand.”

Skala dan hasil komersial yang tak tertandingi ini bukanlah kebetulan. Keberhasilan tersebut dibangun di atas fondasi yang lebih dalam: ekosistem multi-format terpercaya dan komunitas kreator dinamis yang kian berkembang pesat. Para kreator memanfaatkan spektrum format lengkap platform, mulai dari Shorts, hingga konten long-form, memungkinkan mereka untuk membangun koneksi yang mendalam, memastikan konten mereka terasa otentik dan memperkuat rasa memiliki di komunitas untuk setiap video dan kanal. Faktor-faktor inilah yang menjadi salah satu pendorong jumlah channel yang memiliki lebih dari satu juta subscribers di Indonesia terus berlipat ganda hanya dalam setahun terakhir ini, menjadi lebih dari 3.000 channel.

Hubungan mendalam dan otentik yang tercipta dari ekosistem ini secara langsung memungkinkan YouTube untuk menarik perhatian yang berniat jelas (intentional) dan berkualitas tinggi, yang menghasilkan hasil bisnis yang nyata. Pemirsa datang ke platform dengan niat yang jelas, contohnya: Pemirsa Gen Z menempatkan YouTube sebagai platform nomor 1 untuk meriset, memvalidasi, atau mengambil keputusan tentang suatu produk, mengungguli semua pesaing. Pilihan ini  berakar pada kepercayaan luar biasa, di mana 90% pemirsa setuju bahwa YouTube memiliki kreator paling terpercaya untuk rekomendasi produk.2

Ketika kepercayaan sebesar ini bertemu dengan niat untuk berbelanja, dampaknya langsung terasa pada hasil bisnis. Inilah mengapa momentum dari YouTube Shopping menjadi bukti sukses nyata di era video commerce. Kesuksesan ini tidak hanya terlihat pada data makro, namun juga pada pencapaian

individu. Para kreator adalah inti dari video commerce, dan kisah sukses mereka membuktikan efektivitas platform kami. 

Contohnya, kreator seperti Dewi Vanow. Semangat otentiknya terhadap barang-barang unik menjadikannya kreator afiliasi YouTube Shopping terpercaya, dan penggunaan tautan produk, yang dipelajari di YouTube Shopping Bootcamp, menghasilkan peningkatan pendapatan yang luar biasa sebesar 40-50%, hanya dari penandaan (tagging) di YouTube Shopping saja. Video viral nya, “MESIN MINUMANKU RUSAK”, membuktikan bahwa passion dapat berbuah hasil bisnis yang nyata.

“Saat pertama kali mengenal YouTube Shopping, saya sempat merasa, ‘sepertinya ini bukan saya deh’, karena saya bukan tipe orang yang berjualan atau affiliate. Tapi setelah saya coba dan tekuni, ternyata respons audiens luar biasa. Banyak yang sering bertanya, ‘beli di mana, Kak?’ atau ‘produk yang dipakai apa?’ Dari situ saya mulai menandai (tag) toko atau produk yang saya gunakan agar penonton bisa dengan mudah menemukannya.

Ternyata langkah kecil itu membawa dampak yang sangat besar. Saya mulai merasakan keuntungan yang signifikan, bahkan sekarang pendapatan saya dari YouTube Shopping bisa mencapai 40–50% dari penghasilan sebelumnya. Dari yang awalnya hanya hobi, kini benar-benar berkembang menjadi sumber bisnis baru bagi saya. Menurut saya, ini peluang yang luar biasa bagi kreator mana pun yang ingin memaksimalkan potensi channel-nya,” ujar Dewi Vanow, Kreator YouTube.

Selain itu, kesuksesan ini juga dirasa jelas oleh mitra kami, Shopee. Hanya dalam sembilan bulan, jumlah video dengan penandaan produk (tagging) meningkat 5X lipat. Dengan satu video kini dapat menandai hingga 60 produk, jumlah produk yang direkomendasikan melonjak 4X lipat. Pertumbuhan ini sangat kuat pada kategori-kategori utama seperti Muslim Fashion, Mom and Baby, Mobile & Tablet, dan Home Living. Semua hasil signifikan ini tentunya didukung oleh standar keamanan yang ketat, dimana program afiliasi YouTube Shopping hanya tersedia untuk kreator dalam YouTube Partner Program (YPP), memastikan lingkungan belanja yang lebih aman.

“Program afiliasi YouTube Shopping telah membantu kreator membuka aliran pendapatan baru, dan hari ini, kami sangat gembira mengumumkan bahwa kami memperluas ekosistem kami untuk mencakup mitra e-commerce baru seperti Lazada,” ujar Veronica Utami.

“Filosofi YouTube jelas: kami hanya berhasil jika kreator kami berhasil. Dengan memberdayakan kreativitas dengan perangkat AI baru seperti Gemini dan Veo, serta memperkenalkan fitur seperti Stickers on Shorts, kami berkomitmen untuk menyediakan beragam cara bagi kreator untuk membangun karier yang berkelanjutan,” tutup Veronica Utami.

Kepercayaan yang tak tertandingi dan hubungan otentik yang dibangun di platform kami ini bukan sekadar metrik—melainkan jalur langsung menuju hasil akhir, mendorong pelanggan yang puas, pembelian berulang, dan pertumbuhan berkelanjutan bagi ekonomi digital Indonesia.(rel)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|