BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Suasana duka menyelimuti Dukuh Gotakan, Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Senin (22/12/2025) sore. Seorang bapak dan anaknya yang menjadi korban kecelakaan maut bus Cahaya Trans di Tol Krapyak, Kota Semarang, dimakamkan berdampingan dalam satu liang lahat.
Kedua korban tersebut adalah Sugimo (62) dan Anis Munandar (36). Keduanya termasuk dalam 16 penumpang yang meninggal dunia akibat kecelakaan bus yang terjadi pada Senin (22/12/2025) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB, saat kendaraan melaju dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Jenazah ayah dan anak itu tiba di rumah duka sekitar pukul 14.50 WIB. Tangis keluarga dan kerabat pecah saat dua peti jenazah diturunkan dan dibawa masuk ke rumah duka. Setelah disemayamkan, keduanya langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum yang lokasinya tidak jauh dari rumah.
Kepala Desa Banyudono, Dwi Tanto, mengatakan keluarga baru menerima kabar duka tersebut pada Senin pagi. Menurutnya, keberangkatan korban ke Jakarta bukan untuk bekerja, melainkan menghadiri hajatan keluarga.
“Mereka berangkat dari sini (Banyudono) pada empat hari sebelumnya. Ada saudara yang di Jakarta punya hajat,” kata Dwi di rumah duka Banyudono, Boyolali, Senin (22/12/2025).
Ia menjelaskan, Sugimo dan Anis Munandar berangkat bersama beberapa anggota keluarga lainnya. Dari satu rombongan tersebut, kabar duka tak hanya menimpa dua korban asal Banyudono.
Menurut Dwi, dari total lima orang yang berangkat bersama, dua orang lainnya juga dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Sementara satu orang selamat, meski mengalami luka-luka.
Dwi juga menceritakan keseharian kedua korban. Sugimo dikenal sebagai petani, sedangkan Anis Munandar yang masih lajang kerap membantu pekerjaan katering.
“Pak Gimo ini sehari-hari tani. Mas Anis Munandar ini kebetulan masih bujang (lajang).”
“Dia (Anis) kadang ikut katering,” ungkapnya.
Karena kondisi jenazah yang telah selesai diproses di rumah sakit, keluarga memutuskan untuk segera memakamkan keduanya pada hari yang sama.
“Langsung dimakamkan satu liang lahat,” tandas Dwi.
Ia menambahkan, Sugimo memiliki tiga orang anak. Salah satunya adalah Anis Munandar yang meninggal dalam kecelakaan tersebut. Dua anak lainnya masih hidup dan telah berkeluarga. Istri Sugimo diketahui telah meninggal dunia lebih dahulu.
“Pak Gimo ini istri sudah meninggal. Punya anak tiga. Salah satunya almarhum yang meninggal kecelakaan bus.”
“Yang masih hidup anaknya dua dan sudah keluarga,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus Cahaya Trans di Exit Tol Krapyak, Semarang, mencapai 16 orang. Kepastian tersebut disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo.
“Korban meninggal 16 orang, 15 disemayamkan di RSUP dr Kariadi, 1 di RSUD Tugu,” kata Irjen Pol Ribut.
Terkait sopir bus, Irjen Pol Ribut menyampaikan bahwa yang bersangkutan selamat dan kini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolrestabes Semarang. Polisi masih mendalami penyebab pasti kecelakaan maut tersebut.
Irjen Pol Ribut juga mengungkapkan bahwa sopir yang mengemudikan bus saat kejadian merupakan sopir cadangan. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

7 hours ago
3


















































