Waduh Puluhan Kios di Wisata Air Panas Bayanan Sragen Mangkrak, Disparpora Ngaku Salah Perencanaan!

6 hours ago 3
Penampakan puluhan kios mangkrak di kawasan obyek wisata air panas Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Kamis (18/12/2025) | Huri YantoPenampakan puluhan kios mangkrak di kawasan obyek wisata air panas Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Kamis (18/12/2025) | Huri Yanto

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 25 kios mangkrak dan tak terpenghuni di kawasan obyek wisata air panas Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Puluhan kios yang diharapkan bisa dimangfaatkan UMKM setempat kini justru menjadi sorotan luas karena tak bisa dimangfaatkan untuk mendorong ekonomi lokal.

Sementara itu, berdasarkan nformasi yang dihimpun kios yang dibangun itu rampung akhir 2023. Lantas selama 2024-2025 pemanfaatan tidak optimal, justru cenderung ditelantarkan. Meski bangunan tampak masih baru, namun tidak terawat dan diabaikan.

Keterangan warga sekitar, kios tersebut sebenarnya untuk penataan pedagang di areal bawah untuk lebih keatas dan dekat dengan area parkir. Namun lokasi nampaknya tidak menarik minat pengunjung untuk sekedar mampir.

“Saya saja nggak dapat jatah, itu buat pedagang yang ada di bawah, maksudnya biar ditata tapi malah tidak digunakan dan mangkrak seperti itu,” kata salah satu pedagang disekitar lukasi yang enggan disebut namanya.

Kritik publik mengarah pada efektivitas penggunaan anggaran daerah untuk pembangunan kios yang kini justru menjadi beban pemeliharaan dan merusak wajah objek wisata Bayanan. Tanpa adanya terobosan besar, 25 kios tersebut terancam tetap menjadi bangunan kosong tanpa fungsi yang berarti.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen, Yusep Wahyudi, secara terbuka mengakui bahwa kondisi puluhan kios tersebut saat ini tidak berjalan sesuai dengan rencana pembangunan semula. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan dituding menjadi faktor utama yang membuat para pedagang enggan bertahan.

“Bayanan memang kondisinya seperti ini. Kita juga memahami situasi di sana, kalau pedagang buka tapi tidak ada yang beli ya bagaimana,” ujar Yusep saat dikonfirmasi mengenai mangkraknya aset daerah tersebut.

Yusep mengakui pihaknya tidak bisa memaksa para pedagang untuk segera membuka kembali kios mereka dalam waktu dekat. Fokus pemerintah kini baru sebatas mencoba menarik keramaian secara pelan-pelan melalui promosi digital harian, sembari menyusun rencana makro yang belum dipastikan rinciannya.

Yusep menyiratkan adanya kegagalan dalam menciptakan ekosistem wisata yang terintegrasi di masa lalu. Padahal, lokasi kios tersebut secara strategis berada dekat dengan titik penurunan penumpang (terminal), namun gagal menangkap potensi ekonomi yang ada.

Meskipun tercatat ada 27.630 pengunjung selama Januari hingga November 2025, angka tersebut rupanya belum cukup kuat untuk menjamin keberlangsungan usaha di 25 kios tersebut.

Sebagai upaya “penyelamatan kini hanya bisa menjanjikan langkah-langkah administratif dan teknis sederhana untuk tahun depan. Langkah-langkah tersebut meliputi Penghijauan Ulang, dengan Melakukan penanaman pohon buah dan tanaman keras untuk memperbaiki estetika kawasan yang kini terlihat kurang menarik.

Huri Yanto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|