22 Tahun Melayani dengan Hati: Ribuan Anak Bibir Sumbing Mendapat Harapan Baru di RS Mitra Sejati

1 day ago 8

MEDAN, SUMUTPOS.CO — Ribuan anak dengan kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit telah mendapatkan harapan hidup yang lebih baik melalui layanan operasi gratis di RS Mitra Sejati, Medan. Program kemanusiaan ini berlangsung selama puluhan tahun berkat kolaborasi rumah sakit dengan Yayasan Smile Train Indonesia.

Dokter gigi spesialis bedah mulut RS Mitra Sejati, drg. Melva Sirait, Sp.BM, mengungkapkan bahwa penanganan kasus bibir sumbing telah berlangsung lama dan mencakup jumlah pasien yang sangat besar.

“Saya baru menggantikan dokter sebelumnya, tapi saya yakin kasus yang telah ditangani di sini sudah mencapai ribuan,” ungkap drg. Melva saat ditemui dalam acara halal bihalal RS Mitra Sejati, Rabu (30/4/2025).

Menurutnya, bibir sumbing bisa disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, hingga kebiasaan selama kehamilan. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan kandungan rutin dan konsumsi vitamin seperti asam folat sebagai langkah pencegahan.

Mayoritas pasien yang datang berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas. “Mereka kadang tidak tahu pentingnya kontrol rutin, sehingga kondisi ini tidak terdeteksi sejak awal,” tambahnya.

Melva menjelaskan, operasi bibir sumbing bisa dilakukan sejak bayi berusia 2,5 bulan, sementara celah langit-langit baru bisa ditangani setelah usia 1 tahun. Syarat kesehatan seperti berat badan dan kadar hemoglobin harus terpenuhi agar prosedur berjalan aman.

Seluruh biaya operasi ditanggung oleh Yayasan Smile Train Indonesia. Dalam sebulan, RS Mitra Sejati menangani hingga 10 pasien. Proses ini dibantu penuh oleh relawan, termasuk Anita, yang telah mengabdi selama 22 tahun.

Anita, atau yang akrab disapa Inong, menjadi garda terdepan dalam menjangkau pasien ke pelosok. “Dulu susah sekali orang percaya bisa operasi gratis. Tapi sekarang kami bisa bantu puluhan pasien setiap bulan,” ujarnya.

Ia tak hanya mengatur administrasi dan mendampingi selama proses medis, tetapi juga membantu kebutuhan dasar pasien. “Ada yang nggak punya uang makan, saya bantu. Ini bukan sekadar kerja, tapi sudah jadi ibadah,” ujarnya haru.

Pengabdiannya selama dua dekade telah mengubah hidup banyak keluarga. “Pasien kami datang dari berbagai daerah — Aceh, Batam, Kalimantan — dan semua kami layani dengan cinta,” tuturnya.

Program ini bukan sekadar operasi medis, tapi juga proses memulihkan martabat dan masa depan anak-anak. Dengan waktu operasi yang tepat dan terapi pascaoperasi, anak-anak ini memiliki peluang untuk berbicara dan hidup seperti anak lainnya.

“Yang penting jangan terlambat. Kalau bicara sudah terbentuk sebelum celah langit-langit ditutup, suara tetap sengau,” pungkas drg Melva. (ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO — Ribuan anak dengan kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit telah mendapatkan harapan hidup yang lebih baik melalui layanan operasi gratis di RS Mitra Sejati, Medan. Program kemanusiaan ini berlangsung selama puluhan tahun berkat kolaborasi rumah sakit dengan Yayasan Smile Train Indonesia.

Dokter gigi spesialis bedah mulut RS Mitra Sejati, drg. Melva Sirait, Sp.BM, mengungkapkan bahwa penanganan kasus bibir sumbing telah berlangsung lama dan mencakup jumlah pasien yang sangat besar.

“Saya baru menggantikan dokter sebelumnya, tapi saya yakin kasus yang telah ditangani di sini sudah mencapai ribuan,” ungkap drg. Melva saat ditemui dalam acara halal bihalal RS Mitra Sejati, Rabu (30/4/2025).

Menurutnya, bibir sumbing bisa disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, hingga kebiasaan selama kehamilan. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan kandungan rutin dan konsumsi vitamin seperti asam folat sebagai langkah pencegahan.

Mayoritas pasien yang datang berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas. “Mereka kadang tidak tahu pentingnya kontrol rutin, sehingga kondisi ini tidak terdeteksi sejak awal,” tambahnya.

Melva menjelaskan, operasi bibir sumbing bisa dilakukan sejak bayi berusia 2,5 bulan, sementara celah langit-langit baru bisa ditangani setelah usia 1 tahun. Syarat kesehatan seperti berat badan dan kadar hemoglobin harus terpenuhi agar prosedur berjalan aman.

Seluruh biaya operasi ditanggung oleh Yayasan Smile Train Indonesia. Dalam sebulan, RS Mitra Sejati menangani hingga 10 pasien. Proses ini dibantu penuh oleh relawan, termasuk Anita, yang telah mengabdi selama 22 tahun.

Anita, atau yang akrab disapa Inong, menjadi garda terdepan dalam menjangkau pasien ke pelosok. “Dulu susah sekali orang percaya bisa operasi gratis. Tapi sekarang kami bisa bantu puluhan pasien setiap bulan,” ujarnya.

Ia tak hanya mengatur administrasi dan mendampingi selama proses medis, tetapi juga membantu kebutuhan dasar pasien. “Ada yang nggak punya uang makan, saya bantu. Ini bukan sekadar kerja, tapi sudah jadi ibadah,” ujarnya haru.

Pengabdiannya selama dua dekade telah mengubah hidup banyak keluarga. “Pasien kami datang dari berbagai daerah — Aceh, Batam, Kalimantan — dan semua kami layani dengan cinta,” tuturnya.

Program ini bukan sekadar operasi medis, tapi juga proses memulihkan martabat dan masa depan anak-anak. Dengan waktu operasi yang tepat dan terapi pascaoperasi, anak-anak ini memiliki peluang untuk berbicara dan hidup seperti anak lainnya.

“Yang penting jangan terlambat. Kalau bicara sudah terbentuk sebelum celah langit-langit ditutup, suara tetap sengau,” pungkas drg Melva. (ila)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|