Angka Kemiskinan Wonogiri Turun Jadi 9,59%, Tapi Warga Mengaku Ekonomi Masih Sulit

3 hours ago 2
BansosIlustrasi antrian bansos. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar gembira datang dari Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025, angka kemiskinan di Wonogiri turun signifikan dari 10,71% pada 2024 menjadi 9,59% tahun ini. Penurunan sebesar 1,12% itu menjadi capaian penting karena untuk pertama kalinya tingkat kemiskinan Wonogiri berada di bawah 10%.

Meski begitu, sejumlah warga mengaku kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih. Mereka menyadari penurunan angka kemiskinan dipengaruhi banyak faktor, namun kehidupan sehari-hari tetap terasa berat.

Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menyampaikan penurunan kemiskinan menjadi 9,59% ini sudah melampaui target RPJMD 2025 yang dipatok 9,7%.

“Sejak lama Pemkab Wonogiri berusaha menurunkan angka kemiskinan di bawah 10%. Hasil ini tentu berkat faktor alam, pertanian yang baik, serta intervensi program pemerintah pusat maupun daerah,” jelasnya, Selasa (16/9/2025).

Suara Warga: “Angka Turun, Tapi Ekonomi Belum Pulih

Sejumlah warga Wonogiri, mengaku bersyukur angka kemiskinan turun. Tapi mereka tetap merasa kehidupan sehari-hari masih penuh tantangan.

“Alhamdulillah kalau angka kemiskinan turun, tapi di lapangan ya tetap terasa berat. Penghasilan tidak banyak berubah. Jadi meski data bilang turun, ekonomi kami belum pulih sepenuhnya,” ujar seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan.

Warga lainnya menyebutkan bahwa angka kemiskinan diperoleh dari perhitungan berbagai faktor, termasuk faktor politik. Sehingga kondisi riil di lapangan bukan penentu utama miskin tidaknya suatu daerah.

“Senang dong kalau dinyatakan kemiskinan menurun. Semoga benar benar terjadi. Aamiin,” tandas dia.

Meskipun capaian ini patut diapresiasi, tantangan Wonogiri ke depan adalah menjaga agar angka kemiskinan terus turun dan kehidupan warga benar-benar merasakan perbaikan nyata.

Namun, di sisi lain, angka kemiskinan bisa meningkat jika terjadi:
✓ Lonjakan harga bahan pokok – Ketergantungan pada sektor pertanian membuat masyarakat rentan ketika harga kebutuhan sehari-hari naik.
✓ Cuaca ekstrem atau gagal panen – Jika kembali terjadi kemarau panjang, produksi pangan bisa anjlok dan menurunkan pendapatan petani.
✓ Keterbatasan lapangan kerja non-pertanian – Minimnya diversifikasi ekonomi membuat sebagian masyarakat sulit lepas dari garis kemiskinan.
Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|