Kenapa Makanan Dibungkus Daun Pisang atau Jati Terasa Lebih Sedap? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hours ago 1
Nasi uduk dibungkus daun pisang | Wikipedia

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Dalam beberapa waktu terakhir, kuliner tradisional sega berkat kembali mencuri perhatian dan menjadi fenomena tersendiri. Jika menyebut makanan jadul ini, nama Gunungkidul dan Wonogiri tentu tak bisa dilepaskan. Di dua daerah tersebut, sega berkat telah lama menjadi bagian khas dalam berbagai hajatan dan tradisi masyarakat.

Isian sega berkat umumnya terdiri dari nasi putih dengan beragam lauk pendamping, seperti mie, sayur tempe, irisan telur, tahu, tempe, hingga taburan serundeng atau lauk tambahan lainnya sesuai daerah masing-masing.

Meski isiannya sederhana, keistimewaan sega berkat justru terletak pada pembungkusnya. Tidak seperti nasi bungkus pada umumnya, sega berkat dibungkus dengan daun jati. Aroma khas daun jati inilah yang memberi sensasi dan kenikmatan tersendiri ketika nasi dan lauknya disantap. Kehadiran bungkus daun jati bukan hanya memperkuat cita rasa, tetapi juga menghadirkan nuansa tradisi yang lekat dalam setiap gigitan.

Bagi masyarakat Indonesia, membungkus makanan dengan daun pisang atau daun jati sudah menjadi tradisi turun-temurun. Nasi bungkus, pepes, hingga jajanan pasar hampir selalu memanfaatkan daun alami sebagai kemasan. Banyak orang mengaku makanan terasa lebih enak jika dibungkus daun dibandingkan plastik atau kertas. Fenomena ini ternyata punya dasar ilmiah yang cukup kuat.

Aroma Alami yang Menginfus ke Makanan

Daun pisang dan daun jati mengandung senyawa polifenol, tanin, flavonoid, dan minyak atsiri. Senyawa ini dapat menguap saat terkena panas makanan dan kemudian diserap oleh nasi atau lauk di dalamnya. Menurut Pratama & Junianto (2021) dalam kajian Banana Leaves as A Natural Food Packaging: A Review, lapisan lilin alami pada daun pisang juga ikut memunculkan aroma segar khas yang sulit ditiru oleh pembungkus sintetis.

Penelitian Afrianto dkk (2023) dalam Ethnobotanical Study on Plant Leaves for Food Wrapping in Traditional Markets of Wonosobo District menemukan bahwa pedagang dan pembeli lebih menyukai daun pisang sebagai pembungkus karena aroma dan sensasi organoleptik yang dihasilkan lebih unggul dibanding plastik.

Menjaga Kelembapan dan Tekstur

Selain memberi aroma, daun pisang dan daun jati juga memiliki kemampuan menahan uap air. Struktur alami daun bersifat semi-permeabel sehingga menjaga makanan tetap pulen tanpa membuatnya basah berlebihan. Forero-Cabrera dkk (2017) dalam Banana Leaf as Packaging of Lulo for Different Storage Temperatures menyebut kemasan daun pisang memperlambat perubahan warna dan menjaga tekstur buah lebih baik dibanding kemasan sintetis. Prinsip yang sama berlaku untuk nasi dan lauk: teksturnya lebih terjaga.

Sifat Antimikroba Alami

Beberapa penelitian juga menunjukkan daun pisang memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan. IOSR-JPBS (2024) dalam Evaluation of Musa Sapientum (Banana) Leaf Extracts as Natural Preservatives melaporkan ekstrak daun pisang efektif menghambat pertumbuhan jamur pada roti. Sifat ini membantu memperlambat pembusukan, sehingga makanan lebih awet sekaligus memberi kesan “lebih segar”.

Faktor Psikologis dan Sensorik

Selain faktor kimiawi, ada aspek psikologis. Aroma hijau daun, tekstur lembut, dan tampilan alami memicu kenangan tradisional yang menyenangkan. Menurut Afrianto dkk (2023), persepsi “alami” pada kemasan daun meningkatkan penilaian rasa dan kualitas makanan secara keseluruhan. Faktor ini memperkuat sugesti bahwa makanan terasa lebih enak.

Daun Jati Sebagai Alternatif

Meski literatur ilmiah tentang daun jati belum sebanyak daun pisang, penggunaannya dalam membungkus makanan tradisional juga dikenal luas. Daun jati memiliki ketebalan dan kandungan tanin yang tinggi, memberi aroma yang lebih “khas tanah” dan memperkuat cita rasa tertentu, seperti pada nasi jamblang di Cirebon. Pola ini serupa dengan yang ditemukan Pratama & Junianto (2021) pada daun pisang, meskipun mekanisme ilmiah spesifik daun jati perlu riset lebih lanjut.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, makanan yang dibungkus daun pisang atau daun jati terasa lebih enak bukan sekadar sugesti. Aroma alami, kemampuan menjaga kelembapan, serta sifat antimikroba daun memberi kontribusi nyata terhadap cita rasa dan kesegaran makanan. Selain itu, faktor visual dan nostalgia tradisi ikut memperkuat sensasi lezat yang kita rasakan. [*]  Disarikan dari berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|