SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Festival Literasi Kabupaten Sragen 2025 yang digelar Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen berlangsung meriah di Kantor Perpustakaan Daerah, Selasa (16/9/2025). Acara tersebut dihadiri Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, bersama Bunda Literasi Provinsi Jawa Tengah, Ny. Nawal Arafah Yasin, Bunda Literasi Kabupaten Sragen, Ny. Linda Sigit Pamungkas, jajaran kepala OPD, hingga perwakilan siswa dari berbagai sekolah.
Kemeriahan festival kian terasa dengan beragam penampilan siswa, mulai dari drumband, tari tradisional, hingga dongeng. Selain itu, dilaksanakan pula pelantikan Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Sragen, launching e-book Buletin Bunda Literasi (BULINDA), serta bazar buku yang digelar selama tiga hari penuh.
Dalam sambutannya, Bupati Sigit menegaskan bahwa literasi merupakan pilar penting dalam membangun peradaban. Ia mengingatkan bahwa Sragen memiliki jejak sejarah panjang yang bisa menjadi inspirasi dalam menumbuhkan budaya membaca.
“Literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga memahami sejarah, budaya, ekonomi, hingga kehidupan sosial kita. Bunda Literasi di setiap kecamatan akan menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan budaya membaca sejak keluarga,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya literasi digital di tengah derasnya arus teknologi.
“Anak-anak kita harus dididik agar cerdas dalam memilah informasi, berpikir kritis, dan menjadikan teknologi sebagai sarana literasi yang bermanfaat. Dengan begitu, mereka tidak hanya pengguna, tetapi juga pencipta pengetahuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Bunda Literasi Provinsi Jawa Tengah, Ny. Nawal Arafah Yasin, mengapresiasi konsistensi Sragen dalam menggerakkan program literasi dari keluarga hingga sekolah.
“Tantangan terbesar literasi hari ini adalah rendahnya budaya membaca di rumah. Karena itu, peran orang tua menjadi sangat penting. Mari kita jadikan membaca sebagai kebiasaan yang membahagiakan, bukan sekadar kewajiban,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pemanfaatan teknologi di kalangan generasi muda.
“Anak-anak kita memang tidak bisa dilepaskan dari gadget, tetapi orang tua harus mendampingi agar penggunaan teknologi benar-benar menjadi sarana belajar dan sumber ilmu, bukan sekadar hiburan. Dengan pemanfaatan yang tepat, gadget bisa menjadi jembatan untuk memperluas wawasan sekaligus memperkuat budaya literasi,” lanjutnya.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen, Yusep Wahyudi, menyampaikan bahwa festival ini merupakan puncak rangkaian kegiatan literasi sepanjang tahun 2025, bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI.
“Sejak Februari hingga Agustus, kami mengadakan berbagai lomba seperti mendongeng, resensi buku, lomba perpustakaan desa, hingga bimtek kepenulisan. Bahkan, hasil bimtek berupa buku juga kami launching dalam festival ini. Literasi kami maknai tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga terkait budaya, seni, dan kearifan lokal Sragen,” paparnya. (cs)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.