Bencana Sumatera, Presiden Prabowo Tolak Bantuan Asing dan Pastikan Situasi Terkendali

1 week ago 7
Ilustrasi banjir | freepik

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah Indonesia mampu menangani bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tanpa harus menerima bantuan dari negara lain.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025). Kepala Negara mengungkapkan, sejumlah pemimpin dunia telah menghubunginya untuk menawarkan bantuan kemanusiaan.

“Sehingga saya ditelepon banyak pimpinan kepala negara lain ingin kirim bantuan, saya bilang, ‘Terima kasih concern Anda, kami mampu. Indonesia mampu mengatasi ini’,” ujar Prabowo.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasi kepada jajaran pemerintah, mulai dari para menteri, Panglima TNI, hingga Kapolri, yang dinilainya sigap dalam penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.

Prabowo juga menanggapi adanya desakan sebagian pihak agar bencana di Sumatra ditetapkan sebagai bencana nasional. Menurutnya, pemerintah telah mengerahkan sumber daya secara maksimal dan situasi masih dapat dikendalikan.

“Ada yang teriak-teriak ingin ini dinyatakan bencana nasional. Kita sudah kerahkan, 3 provinsi dari 38 provinsi, jadi situasi terkendali,” katanya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Sumatra kembali bertambah. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut hingga Minggu (14/12/2025), total korban meninggal mencapai 1.016 orang.

“Untuk hari ini hasil pencarian dan pertolongan, bertambah 10 jasad yang ditemukan. Khususnya di Aceh ada sembilan dan satu dari Kabupaten Agam,” kata Abdul Muhari.
“Sehingga total yang kemarin rekapitulasi jumlah korban tiga provinsi itu 1.006 jiwa, hari ini bertambah 10 menjadi 1.016 jiwa,” lanjutnya.

Adapun jumlah korban hilang tercatat sebanyak 212 orang, berkurang dari data sebelumnya yang mencapai 217 orang. Abdul menjelaskan, perubahan data tersebut dipengaruhi proses identifikasi yang masih berlangsung di lapangan.

“Ini seperti yang kami sampaikan, data korban yang hilang ini tidak mesti dari data yang ditemukan di lapangan, tetapi juga data penambahan identifikasi dari korban yang sebelumnya sudah ditemukan,” jelasnya.

Untuk jumlah pengungsi, BNPB mencatat adanya penurunan signifikan. Hingga Minggu, tercatat sebanyak 624.670 warga masih mengungsi, berkurang hampir 30 ribu orang dibandingkan hari sebelumnya.

“Pengurangan ini memang benar kembali ke rumah masing-masing, atau pindah dari titik pengungsian terpusat ke pengungsian mandiri, tetapi tetap bergantung pada suplai makanan dan logistik,” ujar Abdul Muhari.

BNPB memastikan proses pendataan dan distribusi bantuan terus dilakukan agar kebutuhan dasar warga terdampak bencana tetap terpenuhi. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|