LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Sejumlah dosen Program Studi (Prodi) Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH), menggelar Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Dusun Pasar 1, Desa Padang Cermin, Kabupaten Langkat, Kamis (17/4) lalu. Adapun fokus kegiatan ini, yakni tentang pemanfaatan bunga tapakdara untuk kosmetika kulit, sebagai krim tabir surya.
Para dosen yang mengikuti program ini, yakni Ruth Mayana Rumanti selaku ketua, didampingi anggota Mayang Sari dan Denny Akbar Tanjung, serta tim mahasiswa IKH.
Perlu diketahui, kulit memiliki melanin (pigmen) yang terdapat pada epidermis, dan protein di lapisan terluar kulit, yang bekerja dengan cara menyerap radiasi ultra violet (UV), sehingga mengurangi jumlah sinar yang masuk ke dalam kulit. Namun, paparan sinar matahari yang berlebihan dalam jangka waktu panjang, dapat menimbulkan efek negatif pada kulit, baik yang bersifat akut maupun kronik.
Hal tersebut dapat dihindari dengan penggunaan tabir surya, karena dapat melindungi kulit dari radiasi sinar matahari, dan menjaga kesehatan kulit yang cenderung terpapar sinar matahari. Tabir surya berfungsi seperti melanin di dalam kulit, dengan mengubah energi sinar matahari yang berbahaya menjadi panas, bukan radiasi sinar yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya adalah bunga tapakdara (catharanthus roseus l). Tapakdara dikenal sebagai tanaman hias yang banyak ditemui di halaman rumah. Dari hasil pengujian metabolit sekunder ekstrak metanol, tapakdara memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, dan terpenoid, sedangkan fraksi n-heksan mengandung tanin. Senyawa dari bahan alami seperti senyawa fenolik dan terutama flavonoid, yang ditemukan, memiliki aktivitas antioksidan, dan dapat digunakan sebagai tabir surya.
Karena pentingnya pengembangan ilmu kefarmasian tersebut, maka para dosen Prodi Farmasi IKH, pun memiliki peran penting, menerapkan tri dharma perguruan tinggi, dengan melakukan pengabdian diri kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial.
“Kegiatan PkM ini, telah memberikan pengetahuan bagi masyarakat untuk lebih memiliki wawasan dalam hal pemanfaatan tapakdara untuk menjadi sediaan kosmetika kulit, yakni krim tabir surya. Sehingga informasi ini dapat disebarluaskan kepada teman, saudara, keluarga ataupun masyarakat sekitar mereka,” ungkap Ruth.
Ruth juga mengatakan, masyarakat sangat antusias menghadiri kegiatan ini.
“Mereka datang sekaligus untuk memeriksakan kesehatan. Seperti cek tekanan darah, gula darah, dan asam urat, yang memang kami sediakan di lokasi kegiatan,” pungkasnya. (rel/saz)
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Sejumlah dosen Program Studi (Prodi) Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH), menggelar Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Dusun Pasar 1, Desa Padang Cermin, Kabupaten Langkat, Kamis (17/4) lalu. Adapun fokus kegiatan ini, yakni tentang pemanfaatan bunga tapakdara untuk kosmetika kulit, sebagai krim tabir surya.
Para dosen yang mengikuti program ini, yakni Ruth Mayana Rumanti selaku ketua, didampingi anggota Mayang Sari dan Denny Akbar Tanjung, serta tim mahasiswa IKH.
Perlu diketahui, kulit memiliki melanin (pigmen) yang terdapat pada epidermis, dan protein di lapisan terluar kulit, yang bekerja dengan cara menyerap radiasi ultra violet (UV), sehingga mengurangi jumlah sinar yang masuk ke dalam kulit. Namun, paparan sinar matahari yang berlebihan dalam jangka waktu panjang, dapat menimbulkan efek negatif pada kulit, baik yang bersifat akut maupun kronik.
Hal tersebut dapat dihindari dengan penggunaan tabir surya, karena dapat melindungi kulit dari radiasi sinar matahari, dan menjaga kesehatan kulit yang cenderung terpapar sinar matahari. Tabir surya berfungsi seperti melanin di dalam kulit, dengan mengubah energi sinar matahari yang berbahaya menjadi panas, bukan radiasi sinar yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya adalah bunga tapakdara (catharanthus roseus l). Tapakdara dikenal sebagai tanaman hias yang banyak ditemui di halaman rumah. Dari hasil pengujian metabolit sekunder ekstrak metanol, tapakdara memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, dan terpenoid, sedangkan fraksi n-heksan mengandung tanin. Senyawa dari bahan alami seperti senyawa fenolik dan terutama flavonoid, yang ditemukan, memiliki aktivitas antioksidan, dan dapat digunakan sebagai tabir surya.
Karena pentingnya pengembangan ilmu kefarmasian tersebut, maka para dosen Prodi Farmasi IKH, pun memiliki peran penting, menerapkan tri dharma perguruan tinggi, dengan melakukan pengabdian diri kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial.
“Kegiatan PkM ini, telah memberikan pengetahuan bagi masyarakat untuk lebih memiliki wawasan dalam hal pemanfaatan tapakdara untuk menjadi sediaan kosmetika kulit, yakni krim tabir surya. Sehingga informasi ini dapat disebarluaskan kepada teman, saudara, keluarga ataupun masyarakat sekitar mereka,” ungkap Ruth.
Ruth juga mengatakan, masyarakat sangat antusias menghadiri kegiatan ini.
“Mereka datang sekaligus untuk memeriksakan kesehatan. Seperti cek tekanan darah, gula darah, dan asam urat, yang memang kami sediakan di lokasi kegiatan,” pungkasnya. (rel/saz)