MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyampaian Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Topan Obaja Ginting mengharuskan Forum Sumber Daya Air (FSDA) Sumut menyukseskan program kerja Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution khususnya di bidang pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) mendapat apresiasi dari Aktivis Sosial Masyarakat, Muhammad Abdi Siahaan. Menurut Abdi Siahaan, selama ini keberadaan SDA kurang menyentuh keinginan masyarakat Sunut.
“Sumatera Utara memiliki banyak sungai dan mata air, tidak seharusnya masyarakatnya kekurangan air, baik untuk kebutuhan sehari-harinya maupun untuk keperluan irigasi,” ujar Muhammad Abdi Siahaan yang akrab dipanggil Wak Geng di Medan, Selasa (15/4).
Kata Wak Geng, Bila FSDA menyadari hal itu, akan ada upaya memanfaatkan kekayaan Sumut membantu pemerintah mengatasi keluhan masyarakatnya.
Dengan dibentuknya FSDA, kata Wak Genk, harus bermanfaat dalam mendukung program pemerintah. Jangan menjadi beban tetapi harus bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) Sumut.
Aktivis yang juga pengamat kebijakan pemerintah itu yakin, di tangan dingin Topan Obaja Ginting, Dinas PUPR Sumut akan berubah total menjadi lebih baik. Apalagi dedikasi yang tinggi dari Gubernur Sumut Bobby Nasution.
Sebagai langkah awal gebrakan yang diperlihatkan Topan Obaja Ginting, sambungnya, ketika sidak ke gudang peralatan beberapa waktu lalu. Di mana tidak ada ditemukannya alat-alat berat.
“Ini menjadi salah satu koreksi yang tepat sehingga tidak terjadi lagi adanya sewa alat berat kepada pihak swasta,” terangnya.
Selain memberdayakan SDA yang ada, sebut Wak Genk, yang tidak kalah penting yang harus dilakukan Kadis PUPR Sumut adalah tidak terjadi lagi sewa alat berat ke pihak ketiga dan monopoli proyek oleh Kepala UPT dan kabag.
“Kita pasti mendukung kinerja pak Topan Obaja Ginting menjadikan PUPR Sumut melangkah lebih maju untuk membangun Sumut agar mendukung penuh pembersihan pejabat-pejabat yang tidak mampu bekerja tapi memperkaya diri sendiri,” tegas Wak Geng
Sebelumnya, Kadis PUPR Sumut Topan Obaja Ginting pada silaturahim dan perkenalan FSDA Sumut, Sabtu (12/4) mengatakan, FSDA harus mampu menunjukkan inovasi implementatif bagi pengelolaan sumber daya air di Sumut.
Dia juga menegaskan, jika FSDA hadir untuk berperan membantu program pemerintah. Itu merupakan hal yang sangat menarik.
“Jika niatnya membantu kami, saya memiliki keinginan menjadi bagian dari FSDA Sumut,” ujar Topan.
Lebih lanjut Topan Obaja Ginting menyebut, kita memiliki sungai yang cukup panjang dan merupakan aset jika terkelola dengan baik sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Dia mencontohkan keberadaan sungai-sungai yang cukup besar di Kepulauan Nias, tapi kebutuhan air mandi dan minum warga masih menunggu tampungan air hujan.
“Sangat miris, bagaimana mungkin dengan air hujan yang asamnya tinggi, mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar Topan.
Karenanya, kepada FSDA Sumut, Topan berharap perlunya gebrakan program yang inovatif dan segera diimplementasikan. “Program jangka pendek segera tentukan kabupaten mana yang menjadi percontohan program. Jadi, nggak perlu muluk-muluk,” katanya.
Pada acara silaturahim itu hadir pengurus FSDA antara lain, Hamdan Noor Manik, Ketua Konservasi, Pangan dan Holtikultura, Penasihat Ir Mandalasah Turnip SH, Malik Assalih Harahap, Ketua Pendayagunaan dan Daya Rusak Air
Kemudian, Ketua Infrastruktur dan Modernisasi Irigasi Ir Makmur Ginting MSc dan Ketua Hilirisasi dan Pertambangan Yosi Sukmono.(azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyampaian Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Topan Obaja Ginting mengharuskan Forum Sumber Daya Air (FSDA) Sumut menyukseskan program kerja Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution khususnya di bidang pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) mendapat apresiasi dari Aktivis Sosial Masyarakat, Muhammad Abdi Siahaan. Menurut Abdi Siahaan, selama ini keberadaan SDA kurang menyentuh keinginan masyarakat Sunut.
“Sumatera Utara memiliki banyak sungai dan mata air, tidak seharusnya masyarakatnya kekurangan air, baik untuk kebutuhan sehari-harinya maupun untuk keperluan irigasi,” ujar Muhammad Abdi Siahaan yang akrab dipanggil Wak Geng di Medan, Selasa (15/4).
Kata Wak Geng, Bila FSDA menyadari hal itu, akan ada upaya memanfaatkan kekayaan Sumut membantu pemerintah mengatasi keluhan masyarakatnya.
Dengan dibentuknya FSDA, kata Wak Genk, harus bermanfaat dalam mendukung program pemerintah. Jangan menjadi beban tetapi harus bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) Sumut.
Aktivis yang juga pengamat kebijakan pemerintah itu yakin, di tangan dingin Topan Obaja Ginting, Dinas PUPR Sumut akan berubah total menjadi lebih baik. Apalagi dedikasi yang tinggi dari Gubernur Sumut Bobby Nasution.
Sebagai langkah awal gebrakan yang diperlihatkan Topan Obaja Ginting, sambungnya, ketika sidak ke gudang peralatan beberapa waktu lalu. Di mana tidak ada ditemukannya alat-alat berat.
“Ini menjadi salah satu koreksi yang tepat sehingga tidak terjadi lagi adanya sewa alat berat kepada pihak swasta,” terangnya.
Selain memberdayakan SDA yang ada, sebut Wak Genk, yang tidak kalah penting yang harus dilakukan Kadis PUPR Sumut adalah tidak terjadi lagi sewa alat berat ke pihak ketiga dan monopoli proyek oleh Kepala UPT dan kabag.
“Kita pasti mendukung kinerja pak Topan Obaja Ginting menjadikan PUPR Sumut melangkah lebih maju untuk membangun Sumut agar mendukung penuh pembersihan pejabat-pejabat yang tidak mampu bekerja tapi memperkaya diri sendiri,” tegas Wak Geng
Sebelumnya, Kadis PUPR Sumut Topan Obaja Ginting pada silaturahim dan perkenalan FSDA Sumut, Sabtu (12/4) mengatakan, FSDA harus mampu menunjukkan inovasi implementatif bagi pengelolaan sumber daya air di Sumut.
Dia juga menegaskan, jika FSDA hadir untuk berperan membantu program pemerintah. Itu merupakan hal yang sangat menarik.
“Jika niatnya membantu kami, saya memiliki keinginan menjadi bagian dari FSDA Sumut,” ujar Topan.
Lebih lanjut Topan Obaja Ginting menyebut, kita memiliki sungai yang cukup panjang dan merupakan aset jika terkelola dengan baik sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Dia mencontohkan keberadaan sungai-sungai yang cukup besar di Kepulauan Nias, tapi kebutuhan air mandi dan minum warga masih menunggu tampungan air hujan.
“Sangat miris, bagaimana mungkin dengan air hujan yang asamnya tinggi, mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar Topan.
Karenanya, kepada FSDA Sumut, Topan berharap perlunya gebrakan program yang inovatif dan segera diimplementasikan. “Program jangka pendek segera tentukan kabupaten mana yang menjadi percontohan program. Jadi, nggak perlu muluk-muluk,” katanya.
Pada acara silaturahim itu hadir pengurus FSDA antara lain, Hamdan Noor Manik, Ketua Konservasi, Pangan dan Holtikultura, Penasihat Ir Mandalasah Turnip SH, Malik Assalih Harahap, Ketua Pendayagunaan dan Daya Rusak Air
Kemudian, Ketua Infrastruktur dan Modernisasi Irigasi Ir Makmur Ginting MSc dan Ketua Hilirisasi dan Pertambangan Yosi Sukmono.(azw)