WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Polemik soal rencana pendirian pabrik semen Pracimantoro Wonogiri makin memanas. Namun, mantan Bupati Wonogiri dua periode, Joko Sutopo atau yang akrab disapa Mas Jekek, akhirnya angkat bicara!
Dalam pertemuan dengan sejumlah awak media, Selasa (20/5/2025), Jekek menegaskan bahwa pro dan kontra dalam dunia investasi adalah hal yang sangat lumrah.
“Nggak cuma soal pabrik semen. Semua investasi pasti ada yang pro dan kontra,” ujarnya santai namun tegas.
Jekek juga menyinggung Perda Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Wonogiri 2020-2040, yang kini jadi sorotan tajam kelompok masyarakat yang menolak pabrik semen. Ia mengakui bahwa Perda tersebut memang disusun di masa pemerintahannya.
Kelompok kontra, seperti Paguyuban Tali Jiwo, bahkan mendesak agar Perda itu diulas ulang atau bila perlu dicabut. Alasannya, aturan tersebut dinilai lebih berpihak pada kepentingan industri ketimbang menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan warga.
Namun, Jekek membantah keras tudingan itu. Menurutnya, RTRW disusun berdasarkan data, kajian, dan proses panjang yang sah secara hukum. Ia pun membeberkan alasan di balik penetapan industri besar di wilayah selatan Wonogiri, salah satunya karena ketimpangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) antara wilayah utara dan selatan.
“Kita waktu itu petakan. Ketimpangannya luar biasa. Justru RTRW itu untuk mengoptimalkan potensi wilayah selatan yang selama ini tertinggal,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa industri besar memang butuh lahan yang luas—dan wilayah selatan memiliki itu. Namun, ia tak menampik adanya dinamika yang muncul. Karenanya, Jekek berpendapat perlu adanya ruang dialog yang adil dan terbuka.
“Yang pro nggak bisa semaunya sendiri. Yang kontra juga nggak bisa seenaknya nolak. Semua ada regulasi. Semua harus duduk bareng dan taat aturan,” tuturnya.
Jekek juga berpendapat agar sosialisasi digelar secara terbuka dan semua pihak diberi ruang bicara. Termasuk klarifikasi dari investor dan penjelasan dari pemerintah.
“Kalau semuanya disampaikan secara terbuka, masyarakat bisa menilai dengan bijak. Ini bukan soal untung-rugi satu pihak saja, tapi soal masa depan wilayah selatan Wonogiri,” pungkas Jekek. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.