SUMUTPOS.CO – Tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak bagi para miliarder teknologi. Delapan tokoh terkemuka di sektor ini mengalami penyusutan kekayaan kolektif hingga USD 266 miliar (sekitar Rp 4.363 triliun) hanya dalam beberapa bulan.
Menurut laporan Business Insider kemarin (12/3), Elon Musk menjadi yang paling terpukul. CEO Tesla dan SpaceX itu kehilangan USD 132 miliar (Rp 2.165 triliun) atau 30 persen dari total kekayaannya hanya dalam kurun waktu 10 pekan. Hal ini sejalan dengan penurunan tajam saham Tesla yang merosot hingga 45 persen dalam periode yang sama.
Selain Musk, beberapa miliarder lain juga mengalami penurunan signifikan. Jeff Bezos (Amazon), Larry Ellison (Oracle), Michael Dell (Dell Technologies), dan Jensen Huang (Nvidia) masing-masing kehilangan lebih dari USD 20 miliar atau Rp 328 triliun akibat anjloknya harga saham perusahaan mereka. Saham Amazon dan Oracle turun sekitar 11 persen, sementara Dell dan Nvidia merosot lebih dari 20 persen.
Faktor utama di balik penurunan adalah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News awal pekan ini (10/3). Trump memperingatkan bahwa AS akan menghadapi periode transisi ekonomi dan tidak menutup kemungkinan terjadinya resesi.
”Anda tidak bisa benar-benar memperhatikan pasar saham,” kata Trump.
Kebijakan ekonomi Trump yang mencakup peningkatan tarif perdagangan, pembatasan imigrasi, pengurangan regulasi, pemotongan pajak, serta perampingan pemerintah federal, telah memicu kekhawatiran pasar. Ketidakpastian yang meningkat ini mengikis optimisme terhadap sektor kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya mendorong saham teknologi ke level tertinggi.
Menurut daftar orang kaya Bloomberg, 16 orang terkaya dunia kehilangan total USD 236 miliar (sekitar Rp 3.871 triliun) sejak awal tahun. Itu termasuk penurunan USD 87 miliar (sekitar Rp 1.427 triliun) hanya dalam satu hari.
Namun, tidak semua miliarder teknologi mengalami kerugian. Bill Gates (Microsoft) dan Mark Zuckerberg (Meta) masih mencatatkan kenaikan kekayaan antara USD 4 miliar (sekitar Rp 65 triliun) hingga USD 5 miliar (sekitar Rp 82 triliun) hingga Senin lalu.
Di sisi lain, beberapa miliarder yang kurang terpapar pada sektor teknologi justru mencatat kenaikan kekayaan. Warren Buffett (Berkshire Hathaway) mengalami peningkatan USD 14 miliar atau sekitar Rp 229 triliun. Sementara Bernard Arnault (LVMH) dan Amancio Ortega (Inditex) memperoleh tambahan masing-masing USD 6 miliar (Rp 98 triliun) dan USD 7 miliar (Rp 114 triliun). (din/dns/jpg/han)
SUMUTPOS.CO – Tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak bagi para miliarder teknologi. Delapan tokoh terkemuka di sektor ini mengalami penyusutan kekayaan kolektif hingga USD 266 miliar (sekitar Rp 4.363 triliun) hanya dalam beberapa bulan.
Menurut laporan Business Insider kemarin (12/3), Elon Musk menjadi yang paling terpukul. CEO Tesla dan SpaceX itu kehilangan USD 132 miliar (Rp 2.165 triliun) atau 30 persen dari total kekayaannya hanya dalam kurun waktu 10 pekan. Hal ini sejalan dengan penurunan tajam saham Tesla yang merosot hingga 45 persen dalam periode yang sama.
Selain Musk, beberapa miliarder lain juga mengalami penurunan signifikan. Jeff Bezos (Amazon), Larry Ellison (Oracle), Michael Dell (Dell Technologies), dan Jensen Huang (Nvidia) masing-masing kehilangan lebih dari USD 20 miliar atau Rp 328 triliun akibat anjloknya harga saham perusahaan mereka. Saham Amazon dan Oracle turun sekitar 11 persen, sementara Dell dan Nvidia merosot lebih dari 20 persen.
Faktor utama di balik penurunan adalah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News awal pekan ini (10/3). Trump memperingatkan bahwa AS akan menghadapi periode transisi ekonomi dan tidak menutup kemungkinan terjadinya resesi.
”Anda tidak bisa benar-benar memperhatikan pasar saham,” kata Trump.
Kebijakan ekonomi Trump yang mencakup peningkatan tarif perdagangan, pembatasan imigrasi, pengurangan regulasi, pemotongan pajak, serta perampingan pemerintah federal, telah memicu kekhawatiran pasar. Ketidakpastian yang meningkat ini mengikis optimisme terhadap sektor kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya mendorong saham teknologi ke level tertinggi.
Menurut daftar orang kaya Bloomberg, 16 orang terkaya dunia kehilangan total USD 236 miliar (sekitar Rp 3.871 triliun) sejak awal tahun. Itu termasuk penurunan USD 87 miliar (sekitar Rp 1.427 triliun) hanya dalam satu hari.
Namun, tidak semua miliarder teknologi mengalami kerugian. Bill Gates (Microsoft) dan Mark Zuckerberg (Meta) masih mencatatkan kenaikan kekayaan antara USD 4 miliar (sekitar Rp 65 triliun) hingga USD 5 miliar (sekitar Rp 82 triliun) hingga Senin lalu.
Di sisi lain, beberapa miliarder yang kurang terpapar pada sektor teknologi justru mencatat kenaikan kekayaan. Warren Buffett (Berkshire Hathaway) mengalami peningkatan USD 14 miliar atau sekitar Rp 229 triliun. Sementara Bernard Arnault (LVMH) dan Amancio Ortega (Inditex) memperoleh tambahan masing-masing USD 6 miliar (Rp 98 triliun) dan USD 7 miliar (Rp 114 triliun). (din/dns/jpg/han)