TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Hisar Sibarani S.Pd akademisi dan Praktisi Olahraga sekaligus Ketua Pengkot PGSI Tebingtinggi dan Ketua Brilliant Martial Art Academy (BMMA) Club Olahraga Beladiri Gulat dan Judo di Kota Tebingtinggi menyoroti masalah pembinaan olahraga masa efisiensi anggaran.
Dikatakannya, efisiensi dalam pembinaan olahraga mengacu pada upaya untuk mencapai tujuan pembinaan atlet dan olahraga secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang terbatas.
“Menghadapi ini, kita harus melibatkan strategi yang efektif dan tepat guna dalam pengelolaan anggaran, peningkatan kualitas pelatihan, serta pemanfaatan teknologi. Efisiensi juga mencakup sinergi antar pemangku kepentingan dan penggunaan sumber daya secara bijaksana untuk mencapai prestasi olahraga yang maksimal,” papar Hisar Sibarani.
Dijelaskan Hisar Sibarani, bahwa aspek penting dalam efisiensi pembinaan olahraga memulai pada pengelolaan anggaran yang efektif, penyesuaian anggaran KONI dan pengurus cabang olahraga perlu menyesuaikan rencana anggaran dengan kondisi yang ada dan memprioritaskan kegiatan yang paling krusial, dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu,” ungkap Hisar Sibarani, Senin (23/6).
Dijelaskannya, pencarian sumber dana tambahan selain anggaran pemerintah, pembinaan olahraga juga perlu mencari sumber dana tambahan melalui sponsor, kerjasama dengan pihak swasta, atau program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Dana yang dialokasikan harus digunakan untuk kebutuhan yang paling mendesak dan berdampak langsung pada peningkatan prestasi atlet,” bebernya.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas pelatihan, jelas Hisar Sibarani, bahwa pelatihan berbasis data dengan menggunakan data dan analisis untuk merancang program latihan yang lebih efektif dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atlet.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas pelatih, bilang Hisar Sibarani yaitu dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi pelatih secara berkala untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka dalam membina atlet.
“Selain itu, kita harus mampu meningkatkan pemanfaatan tekhnologi yaitu dengan menggunakan teknologi seperti aplikasi pelacakan performa atlet, video analisis dan platform pelatihan online untuk meningkatkan efektivitas latihan,” ujarnya.
Sedangkan sinergi antar pemangku kepentingan yang ada di Kota Tebingtinggi, KONI dan pengurus cabang olahraga dan pemerintah penting untuk menjalin kerjasama yang erat antara KONI, pengurus cabang olahraga, dan pemerintah daerah pusat untuk menciptakan ekosistem pembinaan yang terintegrasi.
“Keterlibatan dengan pihak swasta melalui sponsor, kerjasama program atau CSR untuk mendukung pendanaan dan operasional kegiatan pembinaan, pemanfaatan sumber daya lokal dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada di daerah, seperti fasilitas olahraga, pelatih lokal dan sumber daya alam, untuk mengurangi biaya operasional,” tambah Hisar Sibarani.
Tambah Hisar Sibarani, untuk monitoring berkelanjutan harus melakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan atlet, efektivitas program latihan, dan penggunaan anggaran. Melakukan evaluasi terhadap hasil pembinaan secara keseluruhan untuk mengidentifikasi kelemahan dan area yang perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Tutup Hisar Sibarani, dengan menerapkan efisiensi dalam pembinaan olahraga, diharapkan tujuan pembinaan dapat tercapai secara optimal, prestasi olahraga meningkat, dan penggunaan sumber daya dapat lebih efektif dan efisien.
Dimana, Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo menegaskan efisiensi anggaran yang dilakukan tahun 2025 ini tidak mengubah komitmen Pemerintah dalam pencapaian prestasi olahraga. Apalagi peningkatan prestasi olahraga ini termasuk dalam misi prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. (ian/han)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Hisar Sibarani S.Pd akademisi dan Praktisi Olahraga sekaligus Ketua Pengkot PGSI Tebingtinggi dan Ketua Brilliant Martial Art Academy (BMMA) Club Olahraga Beladiri Gulat dan Judo di Kota Tebingtinggi menyoroti masalah pembinaan olahraga masa efisiensi anggaran.
Dikatakannya, efisiensi dalam pembinaan olahraga mengacu pada upaya untuk mencapai tujuan pembinaan atlet dan olahraga secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang terbatas.
“Menghadapi ini, kita harus melibatkan strategi yang efektif dan tepat guna dalam pengelolaan anggaran, peningkatan kualitas pelatihan, serta pemanfaatan teknologi. Efisiensi juga mencakup sinergi antar pemangku kepentingan dan penggunaan sumber daya secara bijaksana untuk mencapai prestasi olahraga yang maksimal,” papar Hisar Sibarani.
Dijelaskan Hisar Sibarani, bahwa aspek penting dalam efisiensi pembinaan olahraga memulai pada pengelolaan anggaran yang efektif, penyesuaian anggaran KONI dan pengurus cabang olahraga perlu menyesuaikan rencana anggaran dengan kondisi yang ada dan memprioritaskan kegiatan yang paling krusial, dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu,” ungkap Hisar Sibarani, Senin (23/6).
Dijelaskannya, pencarian sumber dana tambahan selain anggaran pemerintah, pembinaan olahraga juga perlu mencari sumber dana tambahan melalui sponsor, kerjasama dengan pihak swasta, atau program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Dana yang dialokasikan harus digunakan untuk kebutuhan yang paling mendesak dan berdampak langsung pada peningkatan prestasi atlet,” bebernya.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas pelatihan, jelas Hisar Sibarani, bahwa pelatihan berbasis data dengan menggunakan data dan analisis untuk merancang program latihan yang lebih efektif dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atlet.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas pelatih, bilang Hisar Sibarani yaitu dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi pelatih secara berkala untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka dalam membina atlet.
“Selain itu, kita harus mampu meningkatkan pemanfaatan tekhnologi yaitu dengan menggunakan teknologi seperti aplikasi pelacakan performa atlet, video analisis dan platform pelatihan online untuk meningkatkan efektivitas latihan,” ujarnya.
Sedangkan sinergi antar pemangku kepentingan yang ada di Kota Tebingtinggi, KONI dan pengurus cabang olahraga dan pemerintah penting untuk menjalin kerjasama yang erat antara KONI, pengurus cabang olahraga, dan pemerintah daerah pusat untuk menciptakan ekosistem pembinaan yang terintegrasi.
“Keterlibatan dengan pihak swasta melalui sponsor, kerjasama program atau CSR untuk mendukung pendanaan dan operasional kegiatan pembinaan, pemanfaatan sumber daya lokal dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada di daerah, seperti fasilitas olahraga, pelatih lokal dan sumber daya alam, untuk mengurangi biaya operasional,” tambah Hisar Sibarani.
Tambah Hisar Sibarani, untuk monitoring berkelanjutan harus melakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan atlet, efektivitas program latihan, dan penggunaan anggaran. Melakukan evaluasi terhadap hasil pembinaan secara keseluruhan untuk mengidentifikasi kelemahan dan area yang perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Tutup Hisar Sibarani, dengan menerapkan efisiensi dalam pembinaan olahraga, diharapkan tujuan pembinaan dapat tercapai secara optimal, prestasi olahraga meningkat, dan penggunaan sumber daya dapat lebih efektif dan efisien.
Dimana, Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo menegaskan efisiensi anggaran yang dilakukan tahun 2025 ini tidak mengubah komitmen Pemerintah dalam pencapaian prestasi olahraga. Apalagi peningkatan prestasi olahraga ini termasuk dalam misi prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. (ian/han)