Sarasehan Petiga Istimewa: Politik Islam Harus Tegak di Atas Etika dan Keadilan

1 week ago 10
Sarasehan Petiga Istimewa Yogyakarta yang digelar Keluarga Besar Petiga Istimewa Yogyakarta di SM Tower, Jalan KHA Dahlan, Minggu (14/12/2025) | Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Politik Islam dinilai harus kembali pada ruh etik dan keberpihakan nyata kepada rakyat, bukan sekadar simbol atau perebutan kekuasaan. Gagasan itu mengemuka dalam Sarasehan Petiga Istimewa Yogyakarta bertajuk “Perspektif Partai Politik Islam di Kancah Politik Regional dan Nasional” yang digelar Keluarga Besar Petiga Istimewa Yogyakarta di SM Tower, Jalan KHA Dahlan, Minggu (14/12/2025).

Forum diskusi yang dikemas dalam suasana sapa aruh tersebut menjadi ajang bertukar gagasan sekaligus refleksi bersama mengenai peran partai politik Islam di tengah dinamika politik nasional yang kian pragmatis. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Yogyakarta, Dr. Hasto Wardoyo.

Ketua DPC PPP Kota Yogyakarta, Hasan Widagdo, menegaskan bahwa politik sejatinya merupakan sarana pengabdian untuk memperjuangkan kemaslahatan publik. Menurutnya, kekuasaan tanpa etika dan keadilan hanya akan menjauhkan partai dari kepercayaan masyarakat.

“Politik harus menjadi jalan memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan sekadar arena perebutan kekuasaan,” ujarnya.

Sarasehan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain GBPH Prabukusuma, Drs. H. M. Alfian Darmawan, H. Muhammad Yazid, S.Ag, serta Drs. Brotoseno, M.Si. Peserta yang hadir mencapai ratusan orang, terdiri dari kader dan simpatisan PPP Kota Yogyakarta, Angkatan Muda Ka’bah (AMK), pengurus PAC, HAMKA, GMPI, WPP, Satgas, tokoh masyarakat, hingga generasi muda.

Dalam pemaparannya, Sesepuh PPP DIY Drs. H. M. Alfian Darmawan menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi internal partai. Ia menilai PPP sebagai satu-satunya partai berasas Islam di Indonesia justru belum sepenuhnya percaya diri menampilkan identitasnya.

“Masih ada warga partai yang merasa sungkan menunjukkan jati diri Islamnya. Ini menjadi persoalan serius yang harus dibenahi,” kata Alfian, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnwes.

Ia menambahkan, di berbagai negara, agama kerap menjadi referensi penting dalam orientasi politik masyarakat. Hal itu, menurutnya, merupakan realitas sosiologis yang tidak bisa diabaikan, termasuk di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Lebih jauh, Alfian mengingatkan bahwa kekuatan politik akan bertahan lama jika berlandaskan keadilan dan keberanian membela kepentingan rakyat. Kekuasaan, sebaliknya, akan rapuh jika diselimuti keserakahan, penyalahgunaan wewenang, dan krisis moral.

“PPP tidak besar bukan karena asas Islamnya, melainkan karena belum sepenuhnya hadir menjawab kebutuhan riil masyarakat lewat program-program konkret,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya adab dalam kehidupan politik, seperti sikap saling menghormati, unggah-ungguh, dan etika publik, sebagai fondasi utama perjuangan politik Islam yang bermartabat.

Sarasehan Petiga Istimewa Yogyakarta ini menjadi ruang konsolidasi sekaligus otokritik bagi partai Islam di tengah tantangan politik modern. Melalui dialog lintas generasi dan keterlibatan tokoh masyarakat, forum ini diharapkan mampu menegaskan kembali bahwa politik Islam harus diwujudkan dalam praktik keadilan dan keberpihakan nyata kepada rakyat, bukan berhenti pada identitas semata. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|