KASBI Sebut Pidato Presiden Prabowo di May Day  Hanya Sebatas Gimmick, Perlu Pembuktian

5 hours ago 3
Presiden Prabowo Subianto (kedua dari kanan) didampingi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia/Presiden Partai Buruh, Said Iqbal (dua kiri); Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, Elly Rosita Silaban (kiri); dan Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Pembaruan, Jumhur Hidayat pada peringatan Hari Buruh Internasional di Monas, Jakarta, 1 Mei 2025. Dalam pidatonya Prabowo menyampaikan akan membentuk Satgas PHK, meloloskan RUU perlindungan pekerja rumah tangga, serta berusaha memberantas korupsi di Indonesia | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah diminta untuk memperlihatkan keberpihakan kepada buruh secara nyata dan tidak hanya bermain di aras teori dan wacana belaka.
Hal itu dilontarkan oleh Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Sunarno, menanggapi pidato Presiden Prabowo dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada Kamis (1/5/2025).

Sunarno mengatakan, pernyataan Prabowo dalam momentum May Day tersebut hanyalah pencitraan. Pernyataan itu akan bermakna ketika sudah dibuktikan.

“Apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo bagi kami hanya gimmick atau pencitraan belaka karena belum bisa direalisasikan,” ucap Sunarno di depan Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.

Lebih lanjut, Sunarno menilai bahwa pemerintah belum menunjukkan langkah konkret yang berpihak pada buruh. Ia menuntut agar program-program kerja yang disusun tidak sekadar slogan, melainkan benar-benar membawa dampak nyata bagi kesejahteraan pekerja.

“Pemerintah harus melibatkan serikat buruh dan gerakan rakyat lainnya dalam menyusun kebijakan. Jangan ada keputusan sepihak yang justru menguntungkan segelintir orang, khususnya pengusaha besar atau oligarki,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sunarno juga melontarkan kritik kepada sebagian serikat buruh yang merayakan May Day bersama para elite politik. Ia menilai, tindakan tersebut tidak mencerminkan semangat perjuangan buruh.

“Selama kebijakan pemerintah masih belum memihak buruh, maka belum waktunya kita akrab dengan kekuasaan. May Day adalah momentum perlawanan, bukan untuk bermesra-mesraan dengan rezim,” tegasnya.

Sementara itu, sekitar 9 kilometer dari Kompleks Parlemen, ribuan buruh tumpah ruah memadati Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Diperkirakan sebanyak 200 ribu buruh hadir dalam peringatan Hari Buruh tersebut. Presiden Prabowo Subianto turut hadir dan menyampaikan pidatonya, didampingi sejumlah pejabat tinggi negara.

Dalam pidatonya, Prabowo menjanjikan pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional sebagai upaya peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja. Selain itu, ia juga berjanji akan membentuk Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) sebagai tanggapan terhadap maraknya kasus PHK sepihak yang dikeluhkan kalangan buruh.

Tak hanya itu, Prabowo juga menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. “Rancangan undang-undang ini segera akan dibahas. Waktunya semua mendapat perlindungan hukum yang layak,” ujarnya di hadapan lautan massa buruh di Monas.  

www.tempo.co

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|