YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Meningkatnya penggunaan teknologi digital di kalangan anak-anak Indonesia menjadi perhatian penting yang membutuhkan respons serius dari berbagai pihak. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Digital RI bersama Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Kominfo DIY mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan kegiatan bertema ASN Melek Digital: Penguatan Peran Komunikasi Publik untuk Implementasi PP Tunas Nomor 17 Tahun 2025.
Ruang digital kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Namun, tanpa pendampingan yang memadai, akses tersebut berpotensi menimbulkan risiko serius seperti terpapar konten pornografi, eksploitasi daring, hingga perjudian online. Kondisi tersebut semakin memperkuat urgensi perlindungan anak yang bersifat sistemik dan menyeluruh. Melalui semangat “Anak Tumbuh Aman Digital,” kegiatan itu bertujuan untuk menciptakan ruang digital yang ramah anak dengan meningkatkan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) agar mampu menyampaikan kampanye komunikasi publik yang edukatif, kreatif, dan bertanggung jawab.
Kegiatan yang berlangsung pada 22 Mei 2025 di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta tersebut diikuti lebih dari 400 peserta secara hybrid. Peserta terdiri dari ASN, Pranata Hubungan Masyarakat, pengelola media sosial dari berbagai kementerian dan lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta mahasiswa STMM Yogyakarta.
Melalui kegiatan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital RI mendorong ASN agar tidak hanya menguasai aspek teknis platform digital, tetapi juga memiliki kesadaran kritis dan empati dalam merancang serta menyampaikan konten publik yang melindungi anak. ASN diharapkan mampu menyusun kampanye komunikasi yang efektif, menyebarkan informasi tentang PP Tunas, serta menjadi agen perubahan di instansi masing-masing.
Dalam sambutannya, Riris Puspita Wijaya Kridaningrat, S.T., M.Acc, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, menegaskan bahwa kehadiran negara tidak hanya sebatas regulasi, tetapi juga penguatan sumber daya manusia:
“Banyak anak saat ini aktif menggunakan media sosial tanpa perlindungan yang memadai. Minimnya kontrol dan literasi digital membuat mereka rentan. Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan ikhtiar bersama untuk melindungi masa depan anak-anak Indonesia,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Sementara itu, Hastuti Wulaningrum, S.T., M.Si., Ketua Tim Pengelolaan Strategi Komunikasi Pemerintah Kementerian Komunikasi Digital RI, menyatakan pentingnya menjaga ruang digital secara bersama:
“Anak-anak tumbuh dalam dunia yang berbeda. Dunia digital adalah tempat mereka belajar, berinteraksi, dan berekspresi, namun juga memiliki risiko tersesat. Kami berharap melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memahami kebijakan PP Tunas, tetapi juga menjadi penyebar nilai dan pelindung aktif di ruang digital,” paparnya.
Kegiatan tersebut berlangsung dengan format pelatihan interaktif yang meliputi pemaparan kebijakan PP Tunas, diskusi panel bersama pakar, serta simulasi penyusunan kampanye media sosial yang ramah anak dan inklusif.
Dengan terlaksananya kegiatan tersebut, diharapkan ASN dan generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan dunia maya yang nyaman dan mendukung tumbuh kembang anak-anak, karena ruang digital yang aman adalah fondasi bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Suhamdani
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.