SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Solo menghadapi kendala serius terkait ketersediaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Deputi Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional, Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran, mengungkapkan bahwa Solo baru memiliki 4 SPPG, jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 40 hingga 45 SPPG untuk melayani sekitar 140.000 penerima manfaat di kota tersebut.
Hal ini disampaikan Suardi usai sosialisasi mekanisme pengajuan menjadi SPPG pada program MBG di Solo, Selasa (22/04/2025).
Menyikapi kekurangan ini, pemerintah membuka peluang bagi masyarakat untuk mendirikan SPPG Mandiri. “Kendala mereka mungkin belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Tapi kalau semua sudah dipenuhi tidak ada kesulitan,” terang Suardi.
Lebih lanjut, Suardi menjelaskan beberapa kendala yang dihadapi calon pendiri SPPG. Di antaranya adalah bangunan yang sudah ada namun belum dilengkapi peralatan makan yang memadai.
“Itu kan belum lengkap. Harus benar-benar lengkap. Mulai bangunan sendiri ada sesuai alur yang telah ditentukan. Memenuhi standar higienis, kemudian memiliki peralatan yang dibutuhkan. Mulai alat dapur, alat masak dan alat makan,” ujarnya.
Selain itu, calon SPPG juga harus memiliki rekening bank yang jelas dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kesalahan dalam pengiriman data rekening dapat menjadi penghambat proses verifikasi.
“Itu yang jadi penghambat. Makanya sebelum mengirim, teliti sebelum mengirimkan. Kita juga lakukan sosialisasi menyampaikan yang benar. Bukan yang baik karena yang baik belum tentu benar. Tapi yang benar pasti baik,” papar Suardi.
Sementara itu, Walikota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa Pemerintah Kota Solo sangat mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo.
“Semua yang dibutuhkan regulasi di kota akan kita siap support semua. Akan ada keterbukaan juga di Solo,” pungkas Walikota Respati. Ando