LANGKAT, SUMUTPOS.CO- Enceng gondok adalah tumbuhan air yang sering merusak lingkungan perairan seperti danau dan sungai. Tumbuhan ini dapat menyumbat saluran irigasi, mempercepat hilangnya air, dan mencemari area penangkapan ikan.
Enceng gondok tumbuh dengan cepat, sehingga diperlukan upaya untuk menanganinya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan. Oleh karena itu, Tim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Batu Malenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, 27 September 2025 lalu.
Tim yang diketuai Dr. Ir. Nevy Diana Hanafi, SPt., M.Si., IPM yang merupakan Dosen Prodi Peternakan Fakultas Pertanian USU dengan anggota Ir. Achmad Sadeli, S.Pt., M.Sc., IPM., ASEAN.Eng; Dr. Ir. Ma’ruf tafsin, M.Si., IPM dan Delima Lailan Sari Nasution, S,TP., M.Sc. mengedukasi masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi pakan ternak.
Kegiatan ini dihadiri ketua, sekretrais, dan anggota Kelompok Ternak Berkat Tani dan masyarakat Desa Batu Malenggang. Dalam pemaparannya Dr. Nevy Diana Hanafi menyampaikan, Eceng Gondok dapat diolah menjadi pakan ternak. Akan tetapi, eceng gondok memiliki kelemahan yaitu tingginya kadar serat kasar sehingga sulit untuk dicerna oleh ternak.
“Agar Eceng Gondok dapat dicerna oleh ternak, kita harus mengolahnya dengan cara diperkecil ukurannya dan kemudian dilakukan fermentasi untuk diolah sebagai Complete Feed,” kata Nevy.
Pada kesempatan tersebut, tim pengabdian menyerahkan bantuan berupa mesin chooper dan juga bahan-bahan pelengkap penyusun complete feed. Hal tambahan lain dari program ini adalah dapat mewujudkan salah satu dari 8 prioritas sustainability developments goals (SDGs) yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan. “Hal ini sesuai karena dengan berhasilnya kegiatan pengabdian ini nantinya diharapkan akan tercipta pertanian berkelanjutan dengan nol limbah (zero waste),” pungkasnya. (adz)
LANGKAT, SUMUTPOS.CO- Enceng gondok adalah tumbuhan air yang sering merusak lingkungan perairan seperti danau dan sungai. Tumbuhan ini dapat menyumbat saluran irigasi, mempercepat hilangnya air, dan mencemari area penangkapan ikan.
Enceng gondok tumbuh dengan cepat, sehingga diperlukan upaya untuk menanganinya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan. Oleh karena itu, Tim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Batu Malenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, 27 September 2025 lalu.
Tim yang diketuai Dr. Ir. Nevy Diana Hanafi, SPt., M.Si., IPM yang merupakan Dosen Prodi Peternakan Fakultas Pertanian USU dengan anggota Ir. Achmad Sadeli, S.Pt., M.Sc., IPM., ASEAN.Eng; Dr. Ir. Ma’ruf tafsin, M.Si., IPM dan Delima Lailan Sari Nasution, S,TP., M.Sc. mengedukasi masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi pakan ternak.
Kegiatan ini dihadiri ketua, sekretrais, dan anggota Kelompok Ternak Berkat Tani dan masyarakat Desa Batu Malenggang. Dalam pemaparannya Dr. Nevy Diana Hanafi menyampaikan, Eceng Gondok dapat diolah menjadi pakan ternak. Akan tetapi, eceng gondok memiliki kelemahan yaitu tingginya kadar serat kasar sehingga sulit untuk dicerna oleh ternak.
“Agar Eceng Gondok dapat dicerna oleh ternak, kita harus mengolahnya dengan cara diperkecil ukurannya dan kemudian dilakukan fermentasi untuk diolah sebagai Complete Feed,” kata Nevy.
Pada kesempatan tersebut, tim pengabdian menyerahkan bantuan berupa mesin chooper dan juga bahan-bahan pelengkap penyusun complete feed. Hal tambahan lain dari program ini adalah dapat mewujudkan salah satu dari 8 prioritas sustainability developments goals (SDGs) yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan. “Hal ini sesuai karena dengan berhasilnya kegiatan pengabdian ini nantinya diharapkan akan tercipta pertanian berkelanjutan dengan nol limbah (zero waste),” pungkasnya. (adz)