
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Senja yang perlahan bergulir ke malam menjadi saksi kemeriahan Sandrakala 2025, sebuah perayaan budaya sarat makna yang memancarkan nuansa lokal begitu kental.
Digelar pada Kamis, 3 Juli 2025, di Taman Budaya Jawa Tengah, acara yang diprakarsai Kelas C Prodi Komunikasi Terapan, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini berhasil memadukan beragam elemen budaya.
Mulai dari seni pertunjukan, musik tradisional, hingga kuliner khas Solo Raya, semua hadir dalam satu panggung yang memikat dan menginspirasi.
Mengusung nama Sandrakala, yang secara filosofis merujuk pada momen transisi sakral antara sore dan malam, acara ini menghadirkan pengalaman mendalam tentang pertemuan masa lalu dengan masa kini. Waktu yang kerap melaju begitu saja, di tangan para seniman dan penggagas acara ini, justru diolah menjadi titik temu penuh makna.
Penonton tak hanya diajak menikmati pertunjukan, tetapi juga diajak menyelami semangat pelestarian budaya yang dibalut inovasi kreatif.
Berlokasi di ruang terbuka yang hangat dan sarat nuansa artistik, Sandrakala 2025 berlangsung selama sehari penuh, menghadirkan rangkaian kegiatan yang memadukan nilai-nilai tradisi dengan semangat kekinian.
Pementasan drama teater yang menjadi sajian utama, berlangsung khidmat dan penuh daya pikat. Alur cerita yang dihadirkan tak sekadar menggugah emosi, tetapi juga mengundang refleksi mendalam atas nilai-nilai lokal yang perlahan mulai tergerus zaman.
Sementara itu, alunan musik keroncong yang dimainkan secara langsung turut membangun suasana syahdu nan nostalgia. Nada-nada keroncong mengalun di sela canda tawa pengunjung dan percakapan hangat lintas generasi yang hadir di lokasi. Musik dalam acara ini tak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa budaya tak pernah benar-benar mati—hanya perlu ruang untuk kembali bersuara.
Tak kalah semarak, area bazar kuliner yang diikuti puluhan UMKM Solo Raya turut menyemarakkan suasana dengan ragam cita rasa. Hidangan seperti cabuk rambak, sate kere, selat Solo, hingga aneka jajanan pasar klasik ludes diserbu pengunjung.
Di sinilah Sandrakala memperlihatkan sisi lainnya: sebagai ruang promosi yang efektif dan inklusif bagi para pelaku usaha lokal.
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting yang menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian budaya lokal. Hadir di barisan tamu VIP antara lain mantan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Wakil Dekan Sekolah Vokasi UNS Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes., serta Kepala Program Studi D3 Komunikasi Terapan SV UNS Dr. Joko Suranto, S.Sn., M.Hum., termasuk 15 dosen D3 Komunikasi Terapan SV UNS yang berbaur hangat dengan pengunjung.
Penanggung jawab acara, Yutista Vicky, mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas terselenggaranya Sandrakala 2025.
“Kami tidak hanya ingin mempertontonkan budaya, tapi ingin menghidupkan kembali maknanya. SANDRAKALA bukan sekadar acara, melainkan sebuah gerakan kecil untuk menyelaraskan tradisi dengan semangat zaman,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Tak hanya menjadi tontonan, Sandrakala juga menjadi ruang ekspresi dan pembelajaran. Setiap pementasan teater disertai sesi bedah cerita, membuka ruang diskusi antara pelaku seni dan penonton. Dari situ muncul kesadaran baru bahwa cerita rakyat dan tradisi bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi justru kaya makna dan relevan dalam kehidupan masa kini.
Sandrakala 2025 resmi ditutup menjelang malam. Namun, kesan mendalam yang ditinggalkannya masih terasa lama di hati para pengunjung.
Pada momen sandra-kala itu, budaya kembali menemukan tempatnya. Dan Solo, lewat acara ini, sekali lagi membuktikan bahwa warisan leluhur tak hanya hidup, tetapi juga terus tumbuh dan menjadi bagian penting dalam narasi masa depan. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.