SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Baru-baru ini beredar kabar kehilangan sebuah alat kesenian atau gamelan tradisional di pendopo rumah dinas Wakil Bupati Sragen, kabar ini langsung heboh dan sejumlah seniman mulai kesulitan latihan.
Akibat hilangnya gamelan di rumah dinas wakil bupati Sragen, para seniman menghentikan kegiatan kesenian yang sempat rutin berjalan.
Kekhawatiran dan keresahan ini diungkapkan oleh Sugiyanto alias Bagong, penabuh kendang legendaris peraih rekor MURI asal Sragen. Di sanggarnya di Kampung Mojo Wetan, Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Bagong menerima banyak keluhan dari rekan-rekan seniman.
“Banyak seniman Sragen ke sini dan banyak yang mengeluh mau latihan saja sekarang tidak ada tempatnya, tidak ada alatnya di tempat Pak Wakil. Sekarang alatnya di mana juga tidak tahu,” kata Bagong atau kerap dipanggil Bagong Kendang.
Menurut Bagong, kegiatan latihan karawitan di pendopo Wakil Bupati sempat berjalan tertib. Namun, aktivitas tersebut mandek sejak perangkat gamelan yang terbuat dari perunggu berkualitas tinggi itu mendadak tidak ada.
”Dulu latihan di tempat Pak Wakil, mulai zaman Pak Dedy masih tertib. Habis Pak Dedy, Pak Suroto, sudah tidak pada latihan karena gamelan sudah tidak ada,” jelasnya.
Para seniman berharap gamelan tersebut dapat dikembalikan ke tempat semula sebagai bentuk dukungan nyata Pemerintah Kabupaten Sragen terhadap kelangsungan seni tradisi. Bagong pun kini berupaya keras agar dapat bertemu dengan Bupati Sragen yang baru untuk menyampaikan aspirasi vital ini.
”Dengan Bupati yang baru ini (Sigit Pamungkas,red) saya mau menanyakan biar ada ruang kembali buat latihan seniman Sragen. Yang jelas di sini saya mewakili seniman, khususnya tradisi,” tegasnya.
Permasalahan hilangnya aset kesenian daerah ini mendapat sorotan tajam dari pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Agus Triyono, dari LSM Topan RI, menyatakan kecurigaan atas hilangnya aset gamelan milik pemerintah tersebut.
Agus Triyono menegaskan dukungannya terhadap langkah para seniman untuk mendesak pengembalian perangkat gamelan ke rumah dinas Wakil Bupati. Ia bahkan memberikan tenggat waktu. “Dalam seminggu kalau tidak jelas posisi gamelan itu di mana, akan saya buat laporan ke yang berwajib,” ancam Agus.
Para seniman tradisional Sragen kini menggantungkan harapan besar agar aset budaya berharga itu segera ditemukan dan dikembalikan. Sehingga denyut nadi karawitan dapat kembali berdetak di pusat pemerintahan.
Huri Yanto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

7 hours ago
6


















































