
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya menggelar aksi demonstrasi di Tugu Kartasura, Senin (20/10/2025) sore, dalam rangka evaluasi satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Aksi ini diikuti perwakilan dari 10 kampus se-Solo Raya. Dengan formasi melingkar, para mahasiswa menyoroti sejumlah isu yang dianggap belum terealisasi, terutama janji yang diusung oleh Gibran saat kampanye.
Ridwan Nur Hidayat selaku Presiden BEM UNSA dan koordinator pusat BEM Solo Raya mengutarakan bahwa yang menjadi sorotan salah satunya adalah mengenai janji Gibran terkait 19 Juta lapangan pekerjaan.
“Di bulan ini kita akan mengajak debat Gibran. Kita dari Aliansi BEM Solo Raya dengan aliansi teman-teman Semarang dari Banyumas itu mau ke Solo juga. Ini baru pembahasan kita mau bikin ranah diskusi yang di mana kita mau menanyakan terkait janji Gibran 19 juta lapangan kerja. Sampai saat ini belum benar-benar terealisasi dengan baik,” ungkapnya.
Walaupun sudah ada lapangan kerja yang disediakan seperti dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun aliansi Bem Solo Raya tetap menagih janji Gibran yang akan menyediakan 19 juta lapangan pekerjaan.
“Kita pengin sesuai prosedur, kita akan mengirimkan surat ke Jakarta sana menantang debat Gibran. Mempertanyakan terkait dengan janjinya 19 juta lapangan pekerjaan,” sambungnya.
Ridwan mengutarakan pembahasan akan tetap diadakan pada bulan ini. Karena bertepatan dengan momentum 1 tahun pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Apalagi kita melihat Wapres Gibran itu berasal dari Solo yang perlu menjadi tanggung jawab moral. Kita sebagai masyarakat ataupun mahasiswa Solo Raya ingin mempertanyakan dengan jelas janji-janjinya yang dari kampanye kemarin dijanjikan seperti itu,” terangnya.
Selain tentang lapangan pekerjaan, Aliansi Bem Solo Raya juga menilai masih banyak sekali yang perlu dievaluasi. Contohnya adalah masih banyaknya kasus keracunan.
“Kita tidak menyalahkan programnya (Makan Bergizi Gratis). Tetapi perlu adanya pengawalan dan perlu adanya pengetatan di situ. Biar program ini benar-benar berjalan sesuai fungsinya. Karena kan tujuannya makan bergizi gratis. Kalau sampai ada yang mendapatkan keracunan itu menyalahkan ibaratnya itu sebuah program yang kurang efektif. Harus adanya pengawalan lebih ketat lagi,” harapnya.
Untuk evaluasi selanjutnya Aliansi Bem Solo Raya mencatat masih ada 3.000 mahasiswa ataupun masyarakat Indonesia yang ditangkap karena adanya aksi massa di tanggal 29 Agustus kemarin.
“Kita menginginkan negara ini menjadi negara yang berdemokrasi sehat. Dimana kita di undang-undang itu sudah diperbolehkan kita menyampaikan pendapat. Tetapi masih banyak sekali tindakan represivitas aparat yang di mana kita menginginkan represivitas aparat ini harus benar-benar dihilangkan,” tandasnya. Ando
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.