Benar Laba Anjlok 87,3 %, Tapi Gudang Garam Bantah Isu PHK Massal

1 week ago 7
Ilustrasi PHK karyawan | pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membantah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang belakangan ramai diperbincangkan publik. Isu itu mencuat lewat sebuah video pendek di media sosial yang menampilkan suasana perpisahan karyawan dan dinarasikan sebagai buntut PHK besar-besaran di pabrik Gudang Garam, Tuban, Jawa Timur.

Human Resources Development (HRD) PT Merdeka Nusantara Mitra Produksi Gudang Garam Tuban, Adib Musyafa, memastikan kabar itu tidak benar. Ia menegaskan, hingga saat ini tidak ada karyawan yang terkena PHK sebagaimana beredar di publik.

“Sampai detik ini tidak ada pemutusan hubungan kerja di pabrik Tuban. Saya pun heran kenapa tiba-tiba muncul isu PHK massal,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).

Namun, bantahan itu tak serta-merta meredam kekhawatiran publik. Pasalnya, kondisi keuangan perusahaan rokok legendaris asal Kediri ini memang tengah goyah.

Laba Anjlok Drastis

Laporan keuangan semester I-2025 menunjukkan laba bersih Gudang Garam hanya Rp117,16 miliar. Angka itu terjun bebas 87,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih Rp 925,51 miliar.

Dalam kurun 10 tahun terakhir, laba Gudang Garam sempat menembus Rp10,8 triliun pada 2019. Namun, tren itu terus menurun. Pada 2024, laba tahunan bahkan hanya Rp980 miliar, dan kini makin tergerus di bawah Rp200 miliar pada paruh pertama 2025.

Turunnya performa keuangan disebut akibat beban cukai yang kian membengkak, daya beli masyarakat yang melemah, hingga menurunnya pangsa pasar. Dari sisi pendapatan, perseroan hanya mampu mencatat Rp44,36 triliun hingga Juni 2025, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp50 triliun.

Sementara biaya pokok pendapatan tetap tinggi, mencapai Rp40,58 triliun, termasuk beban pita cukai dan pajak rokok yang mencapai Rp32,89 triliun.

Saham Ambruk, Utang Menumpuk

Kelesuan itu ikut menyeret harga saham Gudang Garam. Pada penutupan perdagangan 4 September 2025, saham GGRM hanya bertengger di Rp8.800 per lembar. Padahal, enam tahun lalu sempat menyentuh puncak Rp91.000 per lembar.

Selain itu, utang perusahaan masih menumpuk, terutama utang jangka pendek yang mencapai Rp18,7 triliun. Sebagian besar kepada bank-bank besar nasional, seperti BNI (Rp3,96 triliun), Mandiri (Rp436 miliar), dan BCA (Rp803 miliar).

Kekhawatiran Buruh

Di sisi lain, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengaku menerima laporan adanya PHK di Gudang Garam. Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan pihaknya masih menelusuri kebenaran informasi tersebut.

“Kami mendapat kabar ada buruh Gudang Garam yang di-PHK. Bila benar, dampaknya bisa berantai ke ratusan ribu pekerja lain di sektor tembakau, logistik, hingga pedagang kecil,” ucapnya.

Iqbal juga menyoroti persoalan struktural yang menekan industri rokok, mulai dari kenaikan cukai, keterbatasan pasokan tembakau, hingga minimnya inovasi produk. “Kalau daya beli masyarakat terus melemah, produksi pun otomatis berkurang, dan buruh yang paling rentan jadi korban,” tandasnya. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|