BI Pematang Siantar dan Tim Peneliti Kembangkan Smart Traceability Coffee untuk Perkuat Ekspor Kopi Sumut

1 week ago 18

PEMATANG SIANTAR, SUMUTPOS.CO– Tim peneliti dari Program Katalisator Kemitraan Berdikari dengan Skema Emas melakukan audiensi dengan Bank Indonesia (BI) Kota Pematang Siantar, Jumat (26/9/2025). Audiensi ini dimaksudkan untuk mendiseminasikan hasil penelitian bertajuk “Smart Traceability Coffee-Based GPS Mendukung Pasar Ekspor Kopi Sumatera Utara.”

Penelitian ini menyoroti pentingnya sistem traceability (ketelusuran) kopi berbasis teknologi GPS sebagai syarat utama menembus pasar ekspor internasional. Sistem ini mampu mencatat data asal-usul kopi, mulai dari lokasi kebun, proses panen, pasca panen, hingga distribusi. Dengan demikian, kopi Sumut diharapkan dapat memenuhi standar keberlanjutan dan transparansi yang semakin ketat di pasar global.

Adapun tim penelitian ini diketuai Arfanda Anugrah Siregar dengan anggota Ismael, Marlya Fatira, Eli Safrida, Dina Arfianti Siregar, dan Amelira Haris Nasution. Penelitian ini bermitra dengan CV Mandiri Kopi dan AEKI Sumut yang diwakilkan Fadli Hazmi. Mitra penelitian ini juga turut hadir dalam audiensi tersebut.

Arfanda Anugrah Siregar sebagai ketua tim, menjelaskan, program ini tidak hanya menawarkan teknologi, tetapi juga merancang model kemitraan berdikari dengan skema emas. Selain itu, Ismael sebagai Tim IT development Sistem berbasis web dan android menyampaikan cara kerja dari sicafee ini.

Skema ini menempatkan petani, dan pengepul, sebagai aktor utama dalam rantai pasok, sekaligus memperkuat peran koperasi, eksportir, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan. Fadli Hazmi menyampaikan, system traceability yang diberi nama sicafee ini memberikan value chain bagi petani.

“Smart Traceability Coffee.merupakan inovasi yang dapat meningkatkan daya saing kopi Sumut di pasar global. Melalui dukungan BI, kami berharap penelitian ini dapat berlanjut ke tahap implementasi pilot project di sentra kopi, sehingga memberikan manfaat langsung bagi petani, pengepul dan juga eksportir” ujarnya.

Selain itu, BI juga berharap sistem ini bisa diduplikasi pada traceability untuk komoditi ekspor lainnya seperti komoditi sawit, dll. BI menyampaikan kebutuhan terhadap web dan android.

Dalam kesempatan tersebut, BI Kota Pematang Siantar menyambut positif hasil penelitian ini dan membuka peluang penjajakan kerja sama melalui Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung keberlanjutan program.

Kepala Perwakilan Kantor BI Pematang Siantar, Ahmadi Rahman menegaskan, BI memiliki komitmen untuk memperkuat UMKM, termasuk sektor kopi, melalui literasi keuangan, digitalisasi, dan fasilitasi kemitraan.

Selain Kepala Perwakilan Kantor BI, hadir pula Deputi Kepala Perwakilan Yudha Wirawan, Kepala Unit Anto Yulianto, Priambodo P (Analis Y), Plt Kepala Unit Stepanus M Haryanto, Jensen David S dan Andriansyah sebagai Analis Y yang telah membersamai Tim Peneliti Polmed dalam rangka Diseminasi (penyampaian hasil penelitian).

Penelitian ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekosistem kopi Sumatera Utara agar lebih siap memasuki pasar ekspor, sebagai syarat untuk pemenuhan European Union Deforestation Regulation (EUDR) sekaligus menjadi model inovasi ekonomi daerah yang berkelanjutan. (rel/adz)

PEMATANG SIANTAR, SUMUTPOS.CO– Tim peneliti dari Program Katalisator Kemitraan Berdikari dengan Skema Emas melakukan audiensi dengan Bank Indonesia (BI) Kota Pematang Siantar, Jumat (26/9/2025). Audiensi ini dimaksudkan untuk mendiseminasikan hasil penelitian bertajuk “Smart Traceability Coffee-Based GPS Mendukung Pasar Ekspor Kopi Sumatera Utara.”

Penelitian ini menyoroti pentingnya sistem traceability (ketelusuran) kopi berbasis teknologi GPS sebagai syarat utama menembus pasar ekspor internasional. Sistem ini mampu mencatat data asal-usul kopi, mulai dari lokasi kebun, proses panen, pasca panen, hingga distribusi. Dengan demikian, kopi Sumut diharapkan dapat memenuhi standar keberlanjutan dan transparansi yang semakin ketat di pasar global.

Adapun tim penelitian ini diketuai Arfanda Anugrah Siregar dengan anggota Ismael, Marlya Fatira, Eli Safrida, Dina Arfianti Siregar, dan Amelira Haris Nasution. Penelitian ini bermitra dengan CV Mandiri Kopi dan AEKI Sumut yang diwakilkan Fadli Hazmi. Mitra penelitian ini juga turut hadir dalam audiensi tersebut.

Arfanda Anugrah Siregar sebagai ketua tim, menjelaskan, program ini tidak hanya menawarkan teknologi, tetapi juga merancang model kemitraan berdikari dengan skema emas. Selain itu, Ismael sebagai Tim IT development Sistem berbasis web dan android menyampaikan cara kerja dari sicafee ini.

Skema ini menempatkan petani, dan pengepul, sebagai aktor utama dalam rantai pasok, sekaligus memperkuat peran koperasi, eksportir, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan. Fadli Hazmi menyampaikan, system traceability yang diberi nama sicafee ini memberikan value chain bagi petani.

“Smart Traceability Coffee.merupakan inovasi yang dapat meningkatkan daya saing kopi Sumut di pasar global. Melalui dukungan BI, kami berharap penelitian ini dapat berlanjut ke tahap implementasi pilot project di sentra kopi, sehingga memberikan manfaat langsung bagi petani, pengepul dan juga eksportir” ujarnya.

Selain itu, BI juga berharap sistem ini bisa diduplikasi pada traceability untuk komoditi ekspor lainnya seperti komoditi sawit, dll. BI menyampaikan kebutuhan terhadap web dan android.

Dalam kesempatan tersebut, BI Kota Pematang Siantar menyambut positif hasil penelitian ini dan membuka peluang penjajakan kerja sama melalui Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung keberlanjutan program.

Kepala Perwakilan Kantor BI Pematang Siantar, Ahmadi Rahman menegaskan, BI memiliki komitmen untuk memperkuat UMKM, termasuk sektor kopi, melalui literasi keuangan, digitalisasi, dan fasilitasi kemitraan.

Selain Kepala Perwakilan Kantor BI, hadir pula Deputi Kepala Perwakilan Yudha Wirawan, Kepala Unit Anto Yulianto, Priambodo P (Analis Y), Plt Kepala Unit Stepanus M Haryanto, Jensen David S dan Andriansyah sebagai Analis Y yang telah membersamai Tim Peneliti Polmed dalam rangka Diseminasi (penyampaian hasil penelitian).

Penelitian ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekosistem kopi Sumatera Utara agar lebih siap memasuki pasar ekspor, sebagai syarat untuk pemenuhan European Union Deforestation Regulation (EUDR) sekaligus menjadi model inovasi ekonomi daerah yang berkelanjutan. (rel/adz)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|